I'm Comeback Again

11 3 1
                                    

Hujan deras, terdengar sangat jelas diluar sana. Suara gemuruh petir dan cahaya kilat yang saling beradu, mewakili suasana hatiku saat ini. Aku menghembuskan nafas berat seraya menatap langit yang dipenuhi awan hitam. Besok adalah hari keberangkatanku ke korea. Biasanya, orang akan merasa senang kan jika bisa pergi kesana? Tapi bagiku itu justru adalah kutukan. Negara yang hampir sebelas tahun aku tinggalkan, kini aku harus kembali lagi kesana dan mungkin pastinya, aku akan menemui kembali masa laluku yang sangat menyedihkan. Masa lalu yang membuat keluargaku hancur berantakan. Ibuku yang berselingkuh, Ayahku yang pergi dari rumah begitu saja, kakakku yang sakit-sakitan, dan aku yang harus menanggung semua penderitaannya. Haruskah aku melakukannya?

"Jika memang berat, kau tidak perlu melakukannya"
suara seseorang menyadarkan lamunanku. Membuatku menoleh dan mendapati sosok wanita paruh baya berdiri diambang pintu kamar ku.

"Eomma..."

"Sayang, jika memang kau tidak ingin pergi biar Eomma yang bicara pada rektor di universitasmu." Ucap wanita paruh baya itu.

Ya.. dia adalah ibu angkatku yang sangat menyayangiku dan membesarkanku selama ini. Meskipun dia bukanlah ibu kandung ku atau pun keluargaku, tapi cinta dan kasih sayangnyalah yang membuatku perlahan-perlahan keluar dari masa lalu itu. Aku tersenyum tipis menatap wajahnya yang sudah mulai keriput.

"Aniyo, Eomma. Aku sama sekali tidak keberatan dengan ini. Aku akan tetap pergi dan memenuhi tugasku sebagai seorang mahasiswi pertukaran pelajar. Jadi, Eomma tidak perlu mengkhawatirkanku"
Ucapku meyakinkannya, meskipun ia terlihat sangat ragu.

"Kau yakin? Sebenarnya Eomma tidak masalah tentang kau pergi ke korea, hanya saja yang Eomma takutkan trauma mu di masa lalu justru akan mengganggu kuliahmu. Sebab itulah Eomma ingin memastikan keputusanmu"

"Gwaenchanha Eomma.. keputusanku sudah bulat. Dan aku sudah sangat yakin dengan itu. Tentang trauma ku, aku sudah mulai melupakannya. Dan aku janji pada Eomma, jika aku tidak akan terluka lagi. Oke?"

"Huh~~ baiklah, jika kau menganggap keputusanmu itu sudah baik maka Eomma tidak bisa lagi melarangmu. Lagi pula kau sudah tumbuh dewasa sekarang. Eomma percaya jika kau tidak akan mengecewakan Eomma"

"Gomawo Eomma, karna sudah mempercayaiku dan menjadikanku sebagai putrimu. Miss you Eomma"

"Nado gomawo, karna kau telah mau menjadi putri kesayanganku. Miss You too"

***

Tibalah dimana saatnya aku harus berpisah dengan Eomma. Sebelum pergi, aku memeluk erat tubuh Eomma dan kurasakan bulir-bulir air matanya jatuh membasahi bajuku. Baginya, ini adalah hal paling berat karna harus melepaskan kepergianku. Begitu pun juga dengan ku. Aku melepaskan pelukanku dan menatap matanya dalam mencoba meyakinkan kembali dirinya agar tidak perlu terlalu mengkhawatirkanku.

"Eomma gwaenchanha.. aku hanya pergi selama setahun. Setelah masa pertukaran mahasiswaku selesai, aku akan langsung kembali ke Newyork dan tidak akan pergi kemana-mana lagi selain bersama Eomma. Yaksokhae."

"Hiks.. geurae, jagalah dirimu baik-baik disana. Jangan sampai kau lambat makan atau pun sakit. Setelah kau sampai, segera hubungi Eomma dan beritahu kabarmu bahwa kau sampai dengan selamat. Aratji?"

"Ne, Eomma... aku akan langsung menelepon j-"

'Notice to all passengers of Incheon, South Korea, plane to board the plane and adjust to each seat. Because within twenty minutes ahead, the comrades will soon take off. Thank you for your attention..'

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 22, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Illusion Is Not EndlessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang