Part 1

242 8 2
                                    

hai semuaa!!
Aku harap kalian suka sama ceritaku ya, soalnya ini cerita pertama aku.

Jangan lupa vote dan Happy reading :)

Kia pov

Namaku Kiara Lee. Kalian bisa panggil aku Kia atau Kiara. Pagi ini aku telah menginjakkan kaki di kelas XII MIA 3. Keadaan kelas masih sepi. Mungkin ini masih terlalu pagi, 30 menit sebelum bel berbunyi aku sudah berada di sini. Aku berjalan menuju bangku belakang paling pojok, tempat yang rawan jadi incaran guru. Tapi selama aku tidak bertingkah yang aneh-aneh, aku akan aman-aman saja.

Aku segera duduk dan memainkan ponselku hingga terdengar bunyi bel masuk. Aku mengedarkan pandangan ke penjuru kelas, namun aku tidak menemukan temanku, Shenina. Selama aku berteman dengannya sejak kelas 10, aku tidak pernah mendapati Shenina terlambat masuk kelas. Malah aku yang sering datang terlambat, ini tumben sekali.

Tak lama, Bu Yunita guru mapel Matematika datang. Aku tersenyum karena di belakang Bu Yunita ada Shenina yang saat ini sedang kesusahan membawa tumpukan buku siswa. Perempuan berkacamata itu segera meletakkan tumpukan buku di meja guru dan segera menuju tempat duduk di sebelahku.

"Tumben-tumbenan lo telat." ujarku ketika Shenina tengah sibuk mengelap keringat di keningnya.

"Iya tadi ban mobil nyokap gue bocor, dan akhirnya gue harus lari," ucapnya masih dengan nafas yang tersenggal-senggal. "Untungnya gerbang masih kebuka 2 jengkal. Jadi gue masih bisa maksa masuk."

"Nah terus gimana ceritanya lo bisa jadi kacungnya Bu Yunita?" tanyaku yang masih kebingungan.

"Iya itu tadi di koridor, udah dekeeet banget sama kelas. Eh tau-tau gue dimintai tolong sama beliau. Akhirnya gue balik lagi lah ke ruang guru. Gue kira bukunya bakal enteng-enteng aja, eh ternyata buku modulnya murid sekelas, gila."

Aku yang mendengarkan penjelasan Shenina hanya manggut - manggut. Baru kali ini ia berbicara panjang lebar sambil kesel. hehe

"Yaudah lah gapapa. Itung-itung pahala" sedangkan Shenina hanya mencibir.
Setelah itu kami mengikuti pelajaran dengan penuh konsentrasi.

Hari ini tepat satu minggu kami duduk di bangku kelas 12. Jadi kegiatan belajar sudah berjalan normal. Hari-hari sebelumnya masih santai, karena guru-guru juga berkewajiban mengurus kegiatan mos. Kalau kata murid-murid sih masih pemanasan. Tapi tidak denganku yang kini masih menjabat sebagai wakil ketua osis. Hari-hari pamanasanku diisi dengan kesibukan mengurus peserta didik baru. Belum lagi akan ada pendaftaran pengurus osis baru, juga persiapan sertijab. Bulan-bulan seperti ini memang sedang sibuk-sibuknya. Tapi setelah itu aku akan bebas.

"Kia, cos 60 berapa? gue lupa."

Seketika lamunanku terbuyarkan oleh pertanyaan si Shenina.

"Se..."

"Setengah lah"

Belum selesai aku menjawab, Shenina sudah menjawab pertanyaannya sendiri. Aku hanya mengangkat bahu acuh.

Begitulah Shenina. Shenina Vallerie. Namanya sangat cantik seperti orangnya. Ya, sebenarnya Shenina sangat cantik. Namun, ia menutupinya dengan kacamata tebal yang selalu ia pakai. Dengan seperti itu, orang-orang akan menilainya sebagai gadis nerd. Apalagi sifat Shenina yang polos dan cenderung introvert. Namun, dibalik sifat pendiamnya itu, dia adalah seorang hacker dan memiliki bakat menyanyi. Keren bukan?

Ia hanya tinggal bersama mamanya karena orangtuanya sudah bercerai sejak ia masih dalam kandungan. Sebenarnya Shenina memiliki seorang kakak kandung. Namun, ia tidak pernah bertatap muka dengan kakaknya itu. Ya, mereka sudah terpisah bahkan sebelum Shenina lahir. Selebihnya Shenina tidak pernah menceritakan tentang keluarganya. Aku memakluminya karena ia tidak mudah untuk berbagi cerita, ia sangatlah tertutup.

***

Bel tanda istirahat telah berbunyi 5 menit yang lalu. Kini aku tengah duduk di salah satu bangku ruang osis. Sejak bel istirahat berbunyi aku mulai sibuk menyalin catatan milik Shenina karena tadi aku diberi izin meninggalkan pelajaran untuk mengikuti rapat osis. Setelah beberapa lama akhirnya aku dapat menyelesaikan proses menyalinku. Aku segera bangkit dan memutuskan untuk pergi ke kantin membeli minum. Rasanya ingin sekali aku membasahi tenggorokanku dengan es jeruk yang menyegarkan.

"Hai pacar!"

Belum sempat aku melangkahkan kaki keluar ruang osis, tiba-tiba saja ada makhluk langka yang tengah membawa 2 botol minum kemasan. Tanpa butuh waktu lama aku segera merebut minuman itu dari tangan Kevin dan meneguknya hingga tersisa setengah.

"Buset! Santai dong sayang. Udah kayak onta aja nih. Capek ya?"

Tanpa menjawab pertanyaan Kevin aku kembali meneguk minuman tersebut hingga habis tak tersisa.

"Ahhh seger. Makasih ya," ucapku sambil mengembalikan botol yang sudah kosong ke tangan Kevin dan duduk kembali. Sementara ia hanya memandangiku heran.

"Abis ngapain sih?" tanya Kevin setelah membuang botol kosong ke tempat sampah dan duduk di sebelahku.

"Capek banget gue dari tadi."

"Abis maraton?"

"Capek jaga imej depan guru." joke garing.

"Wihi lucu." respon Kevin dengan wajah datarnya.

"Nyebelin."

"Balik kelas yuk udah mau bel," Ajakku seraya bangkit dan berjalan mendahului Kevin.

"Tungguin etdah!"

Tak sulit bagi Kevin untuk menyeimbangi langkahku. Ya tau sendiri lah langkah kakinya lebar banget. Tinggi badannya aja 183 cm, sedangkan aku hanya 165 cm. So sad.

Kami melanjutkan perjalanan sambil membahas hal-hal yang tidak penting. Setelah sampai di ujung koridor, aku dan Kevin harus berpisah. Karena ia harus belok kanan menuju kelas XII MIA 6. Setelah berpisah cukup jauh, Kevin membalikkan tubuhnya dan berteriak hingga membuat orang-orang disekitarnya dibuat terkejut.

"Ntar gue tunggu di parkiran ya nyet!" Begitulah teriakan Kevin.

Aku menanggapinya dengan mengacungkan kedua ibu jari dan tersenyum.

Dia adalah Kevin Micheal Chance. Teman sejak duduk di bangku kelas 9 yang sekarang telah menjadi pacar. Hubungan kami telah berjalan selama 1 tahun lebih dikit. Tentu saja hubungan kami tidak selalu berjalan mulus. Pasti ada cekcok yang sering timbul karena kesalahpahaman.

Kevin adalah kapten tim basket SMA Kertanegara yang memiliki darah indo-amerika. Biasanya seorang kapten basket digambarkan dengan sosok yang cuek dan pastinya banyak fans. Aku pun berharap Kevin seperti itu. Memang saat ia fokus dengan bola basket di arena, ia terlihat keren dan tampan yang bisa membuat kaum hawa menjerit-jerit melihatnya. Namun, di kehidupan sehari-harinya sangat berbalik 180° . Kevin bernotabene sebagai murid paling bandel dan menjadi incaran setiap guru. Dari guru yang paling killer hingga guru yan paling sabar pun sudah terlalu capek mengurusi kerusuhan yang dilakukan Kevin. Mungkin ruang BK adalah ruang favorit bagi Kevin. Omelan dari guru sudah jadi makanan sehari-hari. Namun, ia sangat bertanggungjawab dengan apa yang telah ia perbuat. Hukuman selalu ia jalani tanpa mengeluh. Good boy.

Gimana guys part 1 nya?
visual Kia bisa dilihat di multimedia 👆
Jangan lupa comment yaaa, comment dari kalian sangat berarti buat aku:)

I DareTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang