[j]

280 72 0
                                    

Sudah hampir seminggu, Keisha tidak lagi mengirim Rehan sebuah note.

Keisha terlalu takut memikirkan resiko yang akan dia terima jika dia ketahuan.

Siapalah Keisha yang belum genap setahun berada di sekolah ini.

Masih menyandang stastus sebagai siswa paling muda. Berani-beraninya mengusik hubungan Rehan dengan Sella. Bisa di bully satu sekolahan, mungkin.

"Gila, berlebihan banget pikiran gue." gumamnya.

Kepalanya menggeleng. Mengenyahkan pemikiran negatif yang mampir di kepalanya.

Lagi pula, Keisha kenal siapa Sella. Pacar Rehan itu bukan tipikal perempuan bermulut rombeng. Juga bukan perempuan cemburuan yang posesif.

"Galau mulu, neng!" kata Tasya sembari mendorong tangan Keisha yang ia jadikan tumpuan untuk wajahnya.

Keisha berdecak, menatap Tasya tajam. "Apaan sih, lo."

Tasya duduk di meja sembari menyeruput es jeruk yang ada di genggaman. Sedang Keisha membuang nafas panjang, "Kangen gue."

Tasya menaikan sebelah alisnya, "Sama?"

"Nanya lagi lo."

Tasya tertawa kecil, "Kak Rehan?"

Keisha mengangguk, "Udah berapa abad ya, gue gak ketemu dia?"

Tasya melirik Keisha geli. Lalu tangannya bergerak menoyor kepala Keisha, "Lebay!" Keisha tertawa, "kalo mau ketemu, ke aula sana. Mondar-mandir noh di sono, cari-cari perhatian kaya biasa."

Kening Keisha berkerut, "Ngapain anak kelas dua belas di sana?"

"Ada pengarahan gitu katanya dari kepsek."

Wajah Keisha mendadak cerah, lalu cepat-cepat tangannya membuka buku tulis juga mengambil pulpen tinta biru yang sengaja ia gunakan sebagai ciri khasnya.

Tak mau berlama-lama, tangannya sudah menggoreskan tinta di atas sana.

[ ]

anonymous notes Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang