Di taman Rumah sakit Agatha sekarang dengan Alga. Karena waktu kunjungan sudah habis, ia hanya bisa menunggu hari esok. Alga milirik jam tangannya yang sudah menunjukkan pukul sebelas malam. Ia menatap gadis di sampingnya. Alga tau gadis itu sudah menyimpan banyak luka seorang diri. Ayahnya terlalu sibuk bekerja, sedangkan ia anak tunggal.
Dulu sewaktu pacaran, ia ingat bagaimana baiknya Bunda Agatha. Dia selalu menyebut Alga atau Alta sebagai calon menantu idaman padahal waktu itu ia masih anak remaja yang masih labil untuk memutuskan persoalan. Ia tersenyum kecil.
Flasback 2 tahun lalu...
Tiga anak usia remaja itu duduk di ruang tamu mengerjakan tugas dengan cemilan yang sebagian sudah dihabiskan. Agatha menulis informasi yang ia dapatkan dari google dalam tugas IPA tentang molekul-molekul. Sedangkan Alta sedang mencari contoh soal untuk di pertanyakan esok di sekolah. Dan Alga, cowok itu sibuk dengan laptop nya, ia mengatur catatan untuk di presentasikan.
Dewi, Bunda Agatha datang dengan nampan berisi 3 cangkir coklat panas. Lalu diletakkannya nampan itu di atas meja bersama dengan camilan lainnya.
"Kok cuman anak 3?" Tanya Devi.
"Iya Tan, Alga yang minta." Jawab Alta yang langsung menyeruput coklat panas itu dan mendapatkan lemparan kacang khas Alga.
Dewi langsung menatap Alga dengan menahan senyum.
"Sebenarnya ajak Amal juga tan, tapi Alta gak mau." Alga menatap Dewi percaya diri. Dan jawaban Alga sukses membuat Alta kesal tapi langsung saja ia menyeringai. "Karna Alga pacaran sama Agatha Tan."
"Apa hubungannya Pin?" Alga memanggil Alta dengan sebutan Ipin.
"Kamu cemburu Ta?" Tanya Dewi kepada Alta.
"Biar mereka bisa pacaran juga, Alta tolak Amal Tan."
"Kenapa harus nolak Amal?" Agatha bertanya.
"Karena dia suka Amal, Ga." Alga menjawab pertanyaan Agatha yang seharusnya dijawab Alta.
Alta memang suka sama Amal, tapi perasaan Alta kadang lebih terasa jika dia sedang berada dekat dengan orang yang membuat hatinya lebih berdebar.
Kening Dewi mengerut, "Kok Alga manggil Agatha pake Ga?"
Alga tersenyum percaya diri seperti iklan pepsodent pada umumnya. "Biar sama-sama Ga tan, Alga di panggil Ga dan Agatha dipanggil Ga bukan Tha."
"Trus kalo Agatha manggil Alga sebutannya apa?"
"Al." Agatha menjawab sambil menatap ponsel.
"Jadi dua couple Tan, Al sama Ga, jadi namanya Alga. Alga sama Agatha." Celoteh Alta tiba-tiba.
"Bahasa Alta belibet banget." Agatha tertawa, membuat Alta tersenyum.
"Salah satu dari kalian bakalan jadi menantu idaman Tante bukan?"
"Alga atau Alta nih?" Perasaan ibu memang tidak bisa berbohong. Dewi mengira jika Alta mengukai Agatha juga. Namun Alga lebih terbuka dengan apa yang mengganggu pikirannya.
Flasback end.
Peristiwa itu membuat senyum Alga sedikit pudar.
Kabar Dewi, Bunda Agatha sakit ia dengar dari mulut saudara kembarnya, Alta teman sekelas Agatha. Dan ia sudah mengalami koma selama 3 bulan ini.
"Bunda.." Gumam Agatha.
Sedetik kemudian isakan mulai terdengar, Agatha meremas jaketnya menahan suara tangis, tapi tetap saja isakan kecil itu membuat hati Alga sakit.
KAMU SEDANG MEMBACA
Agatha
Teen Fiction"AWAS NABRAK MANTAN!!" Setidaknya peringatan itu yang harus Agatha waspadai ketika ia berlari atau berjalan di belokan lorong kelas. Pasalnya ia selalu menabrak Alga Afandi yang profesinya adalah mantan Agatha. "Lo ngode banget buat balikan ya Tha?"...