Pagi ini aku berangkat ke sekolah bersama ketiga sahabatku seperti biasanya.
Saat di perjalanan Tasya selalu sibuk dengan ponselnya dan kadang cekikikan."Woy, lo ngapain dari tadi cekikikan sendiri kagak ajak-ajak lagi." ucap Fara
"Tau nih kek orang ga waras." imbuh Fera
"Apasih mana liat." ucapku sambil berusaha merebut ponsel milik Tasya.
Tetapi alhasil ponsel itu malah langsung dikantongin kutu kupret. Bikes kan! bikin gemezzz...
Tasyapun langsung berjalan dengan sedikit cepat sambil senyum-senyum. Kami juga mensejajarkan kecepatan kami dengannya.
"Wah jangan-jangan Tasya dapet hadiah."ujar Fera
"Hadiah apaan bego, kaya dia punya pacar aja." protes Fera
"Ahaa gue tau! Lo abis jadian kan sya? Hayo PJnya dong." ucapku sambil melihat Tasya.
"Ya enggak lah gue itu jomblo 16 tahun dan gue gak akan ngerusak masa kejombloan gue sebelum menemukan orang yang benar-benar tepat." ucap Tasya dengan sok bijaksana
"Jiahh malah curhat ni curut." ucap Fera
"Whahahaha...." tawa Fera
Diam-diam aku masih berpikir sebenarnya apa yang sebenarnya dipikirkan oleh Tasya.
"Apa Tasya mau ngasih gue surprise? Ah tapi untuk apa kan gue gak ulang tahun." batinku
Akupun menyudahi argumenku karena pasti nanti aku juga mengetahuinya.
***
02.00 PM
"Vio, nanti temenin gue ketemuan ya." kata Tasya dengan menaik turunkan alisnya
"Lah ketemuan sama siapa? Apa bener dugaan gue kalo lo punya pacar baru?." tanyaku pada Tasya
"Udahlah jangan banyak tanya, ntar lo juga tau kok." ujar Tasya
Tak sadar jam belajarpun sudah selesai dan kami berempat bergegas keluar dari kelas.
"Vi, Sya kita duluan ya mau ada urusan keluarga soalnya." ucap Fara
"Ooh oke." ucap Tasya dan aku bebarengan
"Bye bye." ucap Fera sambil melambaikan tangan dan melangkah pergi
"Katanya tadi lo minta gue nemenin lo ketemuan?" tanyaku
"Iya kuy, eh tunggu dulu sebelumnya......" jawab Tasya sambil menutup mataku menggunakan kain dan langsung menarik tanganku.
"Eh kok pake tutup-tutup mata gue segala sih." protesku pada Tasya
"Emm... soalnya ntar kalo lo liat takutnya iri pffftt :v." kekeh Tasya
"Dasar curut aneh-_-."
Setelah berjalan beberapa langkah aku diajak Tasya menaiki sebuah mobil entah milik siapa.
"Eh btw setau gue lo gak punya mobilkan sya." ujarku penuh selidik
"Ssstt diem aja jangan bawel ini mobil pacar gue." timpal Tasya
"Tuhkan bener lo udah jadian, PJ dong PJ." kataku sedikit keras sehingga mendapat bekapan tangan dari Tasya.
Akupun tidak mau kalah, aku menjilat tangan Tasya alhasil dilepaslah bekapannya."Ihh jorok banget sih lo." protes Tasya
"Biarin wllee." kataku sambil menjulurkan lidah.
Setelah beberapa waktu kemudian aku merasakan bahwa mobil itu berhenti dan Tasya menuntunku keluar menuju tempat yang dimaksudnya.
"Dah sampe, lo duduk dikursi itu ya." titah Tasya
"Busyet kursi yang mana bego! Mata gue kan lo tutup." omelku
"Oh iya gue lupa, khilaf :v." ucap Tasya sambil menepok jidatnya lalu dia menuntunku duduk di kursi.
"Etdah, berasa jadi nenek-nenek gue pfftt..." kekehku setelah duduk dikursi itu
"Emang pfftt..."
Degg
"Sya gak mungkinkan kalo suara lo berubah jadi cowok?" Tanyaku sedikit merasa takut
Aku sudah tidak mendengar suaranya Tasya lagi dan itu semakin membuatku panik karena suara cowok tadi tepat didepanku.
Sejenak aku berpikir jangan-jangan Tasya menjualku pada cowok brandal tapi kurasa tidak mungkin karena Tasya sahabat baikku.
Tak lama kemudian cowok itu memegang tanganku"Lo siapa, jangan macem-macem ya." ancamku sambil berusaha melepaskan tanganku tapi tidak berhasil karena genggamannya terlalu kuat.
Tak lama kemudian tiba tiba genggaman itu tak terasa lagi. Dan tanpa kusadari kain penutup mataku dilepas oleh seseorang dari belakang.
Akupun melihat ke sekeliling ternyata cowok tadi sudah lenyap begitu saja.
Dan perlahan-lahan aku memutar kepalaku ke belakang dan...."Hay!" sapa cowok itu, dia memakai kaos putih oblong dan flanel merah kotak-kotak serta celana jeans hitam dan sepatu adidas.
Aku tidak mengetahui siapa dia karena wajahnya ditutupi dengan sebuket bunga mawar biru.
Diapun berjalan duduk di sampingku."Siapa lo?" Tanyaku
Tanpa kata-kata Dia memberikan sebuket bunga tadi karena penasaran aku langsung menerimanya agar dapat melihat wajahnya.
Dan ternyata...
"Shit, anjay golok mana golok." ucapku geregetan pasalnya ternyata dia masih menutupi wajahnya dengan memakai topeng bergambar monyet. Nah kesel banget kan kalo digituin.
Dengan sekuat tenaga aku mencoba membuka topengnya. Tapi sia-sia saja karena dia berusaha menghindar.
"Auk ah gelap." timpalku sambil memunggunginya dan bersedekap.
Tak lama kemudian.."Ssttt..." desis cowok tadi
Akupun menolehkan wajahku dan ternyata dia telah memajukan kepalanya sehingga jarak diantara kami hanya 5cm saja.Dia mengukirkan senyuman dibibirnya akupun mengikuti itu
Dan ternyata oh ternyata..."Surprise......."
Terdengar teriakan ketiga sahabatku entah darimana juga Fara dan Fera juga datang.
Tanpa kupedulikan kehadiran mereka aku langsung memeluk sosok didepanku dan membenamkan kepala disana sambil sedikit terisak.
Diapun juga membalas pelukanku lalu mengecup keningku."Egy..." ucapku sedikit parau dan melepaskan pelukanku untuk menatap mata abu-abunya
"Iyaa ada yang bisa saya bantu nona?" ucap Egy seenak jidatnya
"Aaaaaa.... Kangen." ucapku manja dan langsung memeluknya lagi.
"Sya sekarang harga kacang mahal ya?" tanya Fara
"Obat nyamuk juga mahal ya? Imbuh Fera
"Oh ayolah gaes, semua itu mahal dimenit ini pfftt." kekeh Tasya
Bodo amat dengan mereka aku tak mempedulikan celotehan mereka yang terpenting sekarang Egy sudah kembali:)
Hay gaes! Apa kabar?
Pastinya baik duong,
oiya mumpung author muncul dan selagi bulan puasa, author minta maap ya jika ada kesalahan pada kalian:)
Hayo siapa yang gak puasa?
Yaudah cuma nanya aja pffttt :''v
Sedikit ngeselin tapi gapapa lah ya :3
See you gaes...
Bye-bye 🙌🙋🙆
KAMU SEDANG MEMBACA
Thanks My Love
Aléatoirepernah merasakan ketertarikan pada seseorang? lutut melemas saat dia menyapa? jantung berdegup kencang saat irisnya bertemu dengan irismu? Dan senyum mengembang saat melihat dia tersenyum? Jadi jangan lupa baca cerita ini sampai habis karena ceri...