Hoseok
23 Juli Tahun 10Ketika aku menghitung sampai tiga, aku mendengar suara tawa yang seperti sebuah halusinasi. Di saat berikutnya, diriku yang masih kecil lewat sambil memegang tangan seseorang. Aku melihat ke belakang dengan cepat, tetapi tidak ada seorang pun di sana kecuali teman-teman sekelasku yang menatapku. "Hoseok-ah," guru memanggil namaku. Barulah kemudian aku menyadari di mana aku berada. Itu adalah karyawisata kelas. Aku menghitung buah-buahan yang digambar di buku teks. Lima. Enam. Aku terus menghitung, tetapi ketika aku melakukannya, suaraku gemetar dan tanganku berkeringat. Ingatan waktu itu terus bermunculan.
Aku tidak dapat mengingat dengan jelas wajah ibuku di hari itu. Aku hanya ingat cokelat yang ia berikan kepadaku saat kami melihat-lihat taman hiburan. "Hoseok-ah. Hitunglah sampai sepuluh, lalu buka matamu." Ketika aku selesai menghitung dan membuka mata, ibuku telah pergi. Aku menunggu dan terus menunggu, tetapi dia tidak pernah kembali. Aku hanya menghitung sampai sembilan. Seandainya aku menghitung sampai habis, ibu pasti akan kembali, tetapi suaraku tidak mau keluar. Telingaku berdengung dan sekelilingku mulai gelap. Sang guru terus menunjuk, memberitahuku untuk terus menghitung. Teman-temanku menatapku. Aku tidak dapat mengingat wajah ibuku. Sepertinya walaupun aku menghitung sampai habis, ibu benar-benar tidak akan pernah kembali untukku.
Kemudian, aku ambruk ke atas tanah.
Jimin
6 April Tahun 11Aku menghadap pagar Arboretum Bunga sendirian. Cuaca hari ini kelabu, dan sedikit dingin, tetapi suasana hatiku sangat baik. Hari ini adalah hari piknik, tetapi ayah dan ibuku sibuk. Aku sedikit kecewa pada awalnya. Tetapi tadi aku dipuji saat lomba mewarnai bunga. Ibu temanku berkata, "Wow, Jimin sudah besar ya." Aku merasa keren.
"Jimin, tunggu di sini. Guru akan segera datang." Ketika piknik selesai, guru menyuruhku untuk menunggu, tetapi aku tidak melakukannya. Aku percaya diri bahwa aku pasti bisa pergi sendiri. Aku memegang tali ranselku dengan kedua tangan dan berjalan. Sepertinya orang-orang melihatku, jadi aku mengangkat bahu. Beberapa saat kemudian, hujan turun.
Teman-temanku beserta ibu mereka sudah pergi semuanya, tidak ada yang melihatku, dan kemudian kakiku sakit. Aku menutupi kepalaku dengan ransel dan berteduh di bawah pohon. Hujan semakin deras dan tidak ada seorang pun yang lewat. Akhirnya aku mulai berlari menerobos hujan. Aku tidak melihat satupun rumah atau toko.
Tempat ini adalah gerbang belakang Arboretum Bunga. Pintu samping terbuka dan di sana aku melihat gudang yang berisi beberapa benda.
KAMU SEDANG MEMBACA
BTS Korean Album Lyrics [Han|Rom|Eng|Ind]
RandomKumpulan lirik lagu BTS khusus Korean Album lengkap dengan Hangul, romanization, Inggris, terjemahan Indonesia beserta bagian individual. Oh tentu saja tidak lupa dengan video supaya kalian tahu ini lagunya yang kayak apa, video diutamakan dari Big...