Pertemuan (Chapter 1)

69 16 9
                                    

Pagi ini benar-benar menyebalkan, semuanya berjalan tidak semestinya. Semuanya dimulai saat aku yang baru saja tertidur pukul 4 dini hari setelah mengerjakan tugas yang diberikan oleh dosen.

Jennie pov
"Oh my god, what the hell? Jam berapa sekarang ini? Apakah tidak ada yang berniat membangunkanku sedari tadi?"
Aku segera beranjak dari ranjang dan bergegas membersihkan diri di kamar mandi. Sesegera mungkin aku bersiap-siap dan berdandan apa adanya karena sudah telat. Aku melangkah tergesa-gesa menuruni tangga dan mendapati kesunyian. Ya, aku lupa akan hal kemaren, keluargaku sedang berlibur ke pulau jeju. Aku tidak ikut berlibur karena jadwal kuliahku yang sangat padat ini, padahal aku baru semester 4. Aku hanya bisa menghela nafas, "ah, pantas saja tidak ada yang membangunkanku. Pembantuku pasti tidak tahu kalau aku ada kuliah pagi. Astaga!!! Apa yang kupikirkan, aku sudah telat." Segera aku melaju dengan mobil mini cooper ku menuju kampus.

At campus

"Aish, hampir saja telat. Untung saja dosen itu belum datang. Bisa-bisa aku diusir walau telat hanya satu detik saja.", ucap Jennie sambil terengah-engah.

"Yak, Jennie! Tidak bisakah kau memelankan suara mu itu? Kalo sampai dosen kita mendengarnya, kau akan mengulang mata kuliah ini lagi.", ucap Jiyeon, sahabat Jennie.

"Hehehe 😁 oking uri jiyeonie", balas Jennie sambil ber-aegyo.

Setelah pelajaran usai, Jennie dan Jiyeon berjalan menuju kantin untuk mengisi kembali tenaga mereka dengan makan dan minum tentunya.
Di kantin terlihat heboh, banyak gerombolan mahasiswa/i yang sedang memperhatikan sesuatu. Kami pun penasaran dan melihat  hal yang menjadi penyebab akibat kehebohan ini terjadi. Dan ya, aku melihatnya... Namja yang biasa terlihat keren, tampan, dingin, cuek, dan terkadang membuatku muak melihatnya. Bukan karena penampilannya yang sempurna itu, tetapi karena sifatnya yang membuatku malas melihatnya.

Tapi, lagi-lagi nasib buruk menimpaku. Segerombolan orang-orang yang memperhatikan namja itu, mendorongku sehingga aku saat ini berdiri dihadapannya.

"Aish, apalagi ini? Kenapa hari ini tidak berjalan lancar?", batin Jennie. Sementara Jiyeon, hanya bisa menatap Jennie dengan raut wajah yang khawatir pada Jennie.

"Kenapa kau menghalangi jalanku? Bisakah kau minggir dari hadapanku?", ucap namja itu.

"Ah iya, mian baekhyun-ssi.", jawab Jennie. Baekhyun menatap Jennie heran, bagaimana bisa gadis ini bisa tau namanya. Sementara itu Jennie hanya bisa merutuki dirinya sendiri yang tak sengaja menyebut nama pemuda itu dihadapannya.

"Bagaimana bisa kau tau namaku? ", tanya baekhyun.

"Hmm, siapa pun dikampus ini pasti tau siapa dirimu, baekhyun-ssi. Sudahlah, aku ingin melanjutkan kegiatanku. ", jawab Jennie sambil berjalan dan menarik tangan jiyeon untuk segera mencari meja di kantin.
Baekhyun hanya bisa terdiam dan setelah itu dia berlalu dan tidak mempedulikan kejadian yang baru saja terjadi.

UntitledTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang