Air Mata Surga, 05.

2.6K 320 13
                                    

Oke jadi yang aku ganti di sini hanya nama Jovian jadi Rassya aja ya, yang lain kagak jadi...

Jangan lupa vote sebelum atau sesudah membaca ya dan terima kasih untuk yang vote dan komentar di part sebelumnya 😊😊

"Kamu dari mana jam segini baru pulang?!"

Prilly hampir saja terjungkal tersandung kakinya sendiri saat mendengar pertanyaan Aliandra yang tiba tiba itu. Prilly membalikkan badannya menatap Aliandra yang berdiri tidak jauh dari dirinya.

"Memangnya kamu peduli sama aku?" tanya Prilly balik.

Aliandra mendengus. "Kamu itu masih istriku dan seharusnya jika kamu mau pergi sampai selarut ini harus bilang padaku."

Prilly tersenyum miring pada Aliandra. "Istri? Kamu masih menganggap aku istri.... Sedangkan selama dua bulan ini kamu tidak pernah peduli padaku."

"Ck! Kamu tidak bisa menjawabkan? Aku tidak tau apa mau kamu Ali. Jika memang kamu sudah tidak mencintai aku lagi, seharusnya kamu melepaskan aku saja."

"Aku---

"Kamu membenci aku dengan alasan yang bahkan belum kamu tau kebenarannya."

"Prilly---

"Kamu tau kan jika aku sangat mencintai kamu dan aku tidak mungkin berselingkuh di belakang kamu. Yang kamu lihat itu belum tentu sama dengan apa yang kamu pikirkan."

Prilly berbalik dan langsung berjalan cepat menaiki tangga meninggalkan Aliandra yang masih mematung di tempatnya. Mungkin efek kehamilannya yang membuat ia mampu berbicara seperti tadi.

Prilly menutup pintu kamarnya dan sengaja menutupnya dengan kencang, sengaja agar Aliandra bisa mendengarnya jika dirinya benar benar marah.

Prilly pun menyandarkan dirinya pada pintu, lalu menghembuskan nafas panjang berkali-kali agar air matanya tidak jatuh. Dadanya sesak karena amarah. Marah karena Aliandra sama sekali tidak mau mendengarkan penjelasan darinya sedikitpun.

Selama dua bulan lebih Aliandra mengabaikan dirinya, seakan dirinya tidak ada di sekitar Aliandra. Prilly sudah berusaha untuk mencoba menyakinkan dirinya sendiri bahwa ia tidak apa-apa dengan semua ini.

Tapi Prilly tidak bisa, rasanya sangat berbeda dengan yang dilakukan Ibu-nya Aliandra dan Erinka selama ini.

Prilly memejamkan matanya rapat-rapat, ia bisa mendengar suara teriakan Aliandra di bawah sana terdengar sangat nyaring. Prilly tidak tau untuk apa Aliandra berteriak.

"Jangan menangis." gumam Prilly pada dirinya sendiri seraya mengusap air mata yang mulai mengalir dengan sendirinya. Padahal ia sudah berusaha menghalau air matanya yang hendak keluar dengan menghembuskan nafas berkali-kali, namun tetap saja air matanya masih mengalir dengan sendirinya.

"Aku tidak boleh menangis, Aku harus kuat. Demi kamu sayang." ucap Prilly mengusap air matanya dengan kasar lalu beralih mengusap perutnya dengan lembut.

Tadi sebenarnya Prilly baru saja pulang dari Rumah Sakit untuk memeriksakan kandungannya yang sudah beranjak empat bulan. Dan Dr.Dinda mengatakan bahwa ia kurang istirahat dan terlalu banyak fikiran yang akan berpengaruh buruk pada janjin-nya. Dr.Dinda menyarankan agar ia jangan terlalu banyak memikirkan banyak hal agar tidak berakibat buruk bagi anaknya kelak.

Prilly pulang malam karena orang tuanya memaksa Prilly agar ia tinggal dengan mereka saja selama kehamilan atau malah mereka sudah menyuruh Prilly meninggalkan Aliandra. Tapi Prilly tidak mau, Prilly tidak mau mengalah begitu saja dengan Priscilla.

Aliandra Leander Rafassya itu miliknya dan hanya milik Prilly seorang!

Tentu saja Prilly tidak bersungguh sungguh dengan ucapannya tadi bersama Aliandra.

Air Mata SurgaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang