Petir - 20

8.5K 1K 103
                                    

DISCLAIMER:

Semua yang ada pada cerita ini adalah fiksi, murni dari imajinasi author sendiri. Reader dimohon untuk tidak mengaitkan kejadian yang ada di cerita ini dengan dunia nyata. trims.

---

Can't you see now? Whoaa!
NCT in da house!!

Kesadaranku perlahan kembali karena terusik dengan bunyi alarm dari ponselku sendiri. Mataku yang terasa lengket sedikit berat untuk terbuka. Dalam hati rasanya aku ingin kembali jatuh tertidur lagi namun perlahan akhirnya aku membuka mata.

Ruangan ini gelap sekali, aku nyaris tak bisa melihat apapun.

Aku hanya bisa merasakan seseorang tepat di depanku. Tangan kanannya melingkari pinggangku dan dia merengkuh punggungku. Sedangkan tangan kirinya dipakai sebagai bantal bagi kepalaku.

Tunggu. Dimana aku?

Rasa panik mendadak menyerangku. Perutku rasanya mulas dan jantungku berdetak tiga kali lebih cepat dari biasanya. Namun jantungku rasanya berhenti saat orang dihadapanku ini tiba-tiba mendengkur.

Aku menegang dipelukannya. Berbagai pikiran muncul dikepalaku. Kenapa aku bisa ada disini? Dimana aku? Siapa orang ini? Orang itu tiba-tiba semakin memelukku, hingga wajahku kini terbenam di dadanya.

Oke. Aku kenal bau ini.

Kak Mark.

Aku kembali memutar adegan sebelum aku jatuh tertidur tadi malam. Sungguh, aku yakin semalam aku tidur di atas sofa. Bukan diranjang. Refleks, aku memeriksa tubuhku.

Oh, aku aman. Tubuh dan pakaianku utuh.

Aku mencoba menyingkirkan tangan kak Mark dari tubuhku, lalu berguling ke arah sebaliknya, memunggunginya. Aku meraih ponselku yang ada di atas nakas dan mematikan alarmku. Sekarang pukul 5 pagi.

Jadi..

Aku menginap disini semalaman?

"Eungg.. Yoon? Kamu udah bangun?"

Tubuhku menegang lagi. Aku merasakan dia mendekatiku.

"Tidur lagi Yoon, masih gelap." Katanya dengan suara parau. Aku menggeleng cepat dan langsung duduk di tepi ranjang.

Suasana macam apa ini? Mendadak bulu kudukku meremang.

Kak Mark menghela napas melihatku menghindar darinya, "Aku gak ngapa-ngapain, sumpah."

Iya sih, dia gak ngapa-ngapain.. tapi..

"Sini, jangan jauh-jauh gitu."

Aku masih tak bergerak dari posisiku.

Dia menghela napas lagi, lalu mendekat padaku, "Sumpah aku gak ngapa-ngapain. Tadi malem aku berusaha hubungin abang kamu tapi ternyata dia nginep di rumah bang Taeyong dan.. biasa lah dia gak mau jemput kamu."

"Dia nyuruh kamu nginep disini soalnya di rumah kamu gak ada siapa-siapa. Aku kasihan lihat kamu tidur di sofa. Aku takut leher kamu sakit terus mau bangunin kamu juga tapi gak tega. Yaudah akhirnya aku bawa kamu kesini." Katanya panjang lebar.

"Semalem sebenernya aku mau nganterin kamu pulang sewaktu hujannya berhenti. Sekitar jam 9-an. Tapi ternyata hujannya lanjut lagi malah makin besar terus ada petirnya." Dia mengucek matanya, "Petirnya gede banget sampe aku denger kamu teriak. Kamu gak inget?"

Aku menggeleng, "Nggak kak.. tapi aku emang takut sama petir."

"Iya, gara-gara kamu teriak itu, aku jadi nemenin kamu tidur gini." Dia terkekeh, "Maaf ya. Aku kurang ajar ya?"

Brother: Jeong Jaehyun ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang