Sendiri

899 65 6
                                    

Pagi ini aku benar benar seperti orang gila, bagaimana tidak? semalam Andre Alfahril pacar ku, oh lebih tepatnya MANTAN pacarku ketahuan berselingkuh dengan sahabatku Jesy Juliana, ya sahabat yang sudah delapan tahun aku percaya, bahkan sudah ku anggap saudara ini benar benar mengkhianatiku.

Kadang memang benar yang membuat kita benar benar terluka adalah orang terdekat kita. Tapi aku tak mau terlihat terpuruk karena hal sepele, pagi ini aku tetap berangkat kesekolah. Bukan sok tegar tapi aku sudah kelas XI yang sebentar lagi mengikuti ujian semester. Aku tak ingin ketinggalan pelajaran hanya karena memikirkan dua orang manusia yang tidak ada gunanya dalam hidupku.

Seperti pagi pagi biasanya aku sarapan seorang diri. Tanpa papa dan mama.

Oh lupa namaku Arleta Theresa Putri biasa di panggil There. Aku anak tunggal. Dan sekarang aku kelas XI. Kenaikan kelas kemarin aku mendapat peringkat 1 tapi sayang orang tuaku kurang mengapresiasi itu semua. Bahkan waktu pengambilan rapot mereka tidak datang. Fyuh aku terlihat seperti bukan anak mereka.

"Mbok There berangkat dulu ya" ucapku sambil mengambil tas ku

"Iya non, hatihati dan jangan telat pulang"

Ya, hanya si Mbok yang benar benar ada disamping ku, yang benar benar tau seperti apa Arleta Theresa Putri.

Aku melajukan mobilku kejalanan yang belum agak ramai, bukan sekolah tujuan ku tapi taman dekat kota. Setiap pagi sebelum berangkat kesekolah aku selalu menyempatkan datang ketaman kota. Aku selalu duduk di kursi bercat hijau sambil memberi makan seekor kucing. Kucing berbulu putih sedikit kekuning kuningan didekat ekornya. Namanya Puspus. Tujuanku setiap pagi ketaman karena Puspus. Puspus adalah kucing liar yang selalu tidur didekat kursi bercat hijau itu, sengaja aku tak membawanya pulang takut Puspus yang tidak nyaman tinggal dirumah ku.

"Pus temenku rupanya khianatin aku, sedih ya hidupku? Padahal aku gak nyakitin orang tapi cobaan kok selalu datang ke aku ya?" ucapku bermonolog sambil mengelus bulu Puspus.

"Pus jawab!" yang aku yakin Puspus tak mungkin menjawab pertanyaanku.

Aku menatap nanar jalanan taman yang mulai ramai, aku kembali menatap jam tangan ku yang menunjukkan pukul 07.10

"Pus aku sekolah dulu ya, jangan rindu berat Pus kalo kata Dilan" ucapku sambil tertawa dengan apa yang telah kuucapkan.

-disekolah-

"Pagi Therenya Bayu, makin hari makin cantik deh"

Godaan itulah yang selalu kudapatkan dari Bayu playboy kelas kakap yang selalu gonta ganti pacar.

"Woi kutil biawak ngerdus aje lu pagipagi" balas Dicky sambil melempar pensilnya kearah Bayu

"Yeu suka suki gue dong ikan lele, mulut mulut gue. Lagian ayang There juga udah putuskan dari Andre. Yagak?" ucap Bayu memainkan alisnya.

Aku menundukkan pandanganku, kalo di ingatingat kejadian semalam memang benar benar hal paling tak terduga.

"gosah dibahas kali kutil biawak" jawab Dicky seolah tak mau membuat ku sedih.

Tak mau menanggapi omongan mereka aku sibuk dengan bukuku

"Gara gara masalah semalam jadi gak bisa belajar deh" ucapku dalam hati.

Aku benar benar fokus belajar sampai aku tidak mendengar bel masuk, saat kulihat ke belakang Jesy juga sudah datang dan sedang bercanda bersama Andre, ada rasa sakit, tapi sebisa mungkin kutahan agar aku tidak terpancing emosi.

Pelajaran pertama dimulai dengan pelajaran Fisika, pak Irfan masuk sambil membawa murid baru dibelakangnya.

Tampan. Itulah yang kupikirkan.

Saat ku lihat sekeling, semua mata menatap lelaki itu. Kurasa semua wanita disini mengakui ketampanannya.

"Anak anak hari ini kita kedatangan teman baru, silahkan perkenalkan diri kamu" ucap pak Irfan kepada murid baru tersebut.

"Perkenalkan nama saya Ilham Aditya Alatas. Biasa dipanggil Ilham. Saya pindahan dari Bandung, saya harap kita bisa berteman baik"

"Sekarang kamu bisa duduk disebelah sana" ucap pak Irfan sambil menunjukkan kursi kosong disebelah ku.

Plis ini duduk sendiri sendiri ya, jadi Ilham duduk disebelah There tapi dimeja terpisah.

Ilham melangkahkan kakinya kearah meja disebelahku. Dulu tempat itu milik sahabatku Jesy tapi sekarang dia sudah pindah kebelakang tepat disamping Andre.

"Hai" ucap Bayu kepada Ilham tapi Ilham hanya menatapnya datar tanpa ekspresi.

Lantas hal tersebut disambut gelak tawa teman teman Bayu

"Yaampun Yu lu dicuekin, astaga gak nyangka gue" ucap Firman sahabat Bayu yang 11 12 dengan Bayu playboynya.

"Bayu Bayu biasanya juga cewe yang cuekin lo tapi sekarang cowo bro" ucap Ammar kepada Bayu

"Ngenest banget anjir hidup lu" ledek Dicky siketua kelas

"Hu playboy si, tapi jomblo. RIP Jomblo ya bro" kini giliran Jeno si Fanboy kpop yang menimpali

"Yeu mau jomblo mau pacaran, urusan situ disebelah mana?" elak Bayu tak terima di ejek temantemannya.

"Sudah sudah, sekarang buka halaman 133" perintah pak Irfan

"Iya pak!"

Setelah menjelaskan mengenai bab tersebut, dipertengahan jam pak Irfan mulai meminta kami untuk membuat kelompok belajar. Bukan berarti pak Irfan tidak akan menjelaskan lagi, hanya saja pak Irfan mau kami aktif di pelajarannya. Jadi jika ada teman yang kurang paham bisa langsung diskusi dikelompok masing masing.

"Jadi bapak akan membuat kelompok belajar, satu kelompok ada empat orang. Dan bapak harap kelompok belajar ini bisa berjalan semestinya untuk UNBK kalian yang akan datang. Ada yang mau bertanya?"

"Yah kalo harus nanya nanya digoogle bisa dong pak, ngapain sih harus bikin kelompok belajar?" tanya Tia si murid pintar tapi sombong

"Iya kamu benar teknologi dizaman sekarang sudah sangat canggih, tapi apasalahnya kelompok belajar ini menjadi ajang sharing kalian agar kalian semakin dekat" ucap pak Irfan menjelaskan kepada kami.

Kami mulai mengangguk mengerti. Menurutku juga tidak ada salahnya saling berbagi ilmu.

"Jadi bapak akan membuat kelompok satu sampai kelompok lima, namanya akan bapak tulis dipapan, tidak ada tapi tapian"

Saat kulihat nama ku berada dikelompok 5 bersama Jesy, Ilham, dan Andre

Kringgggggggg

"Bapak harap harap kalian bisa menjaga tugas masing masing" ucap pak Irfan sembari meninggalkan kelas.

Tbc

Maaf ya typonya bertebaran. Jangan lupa vote + comment

Hijrah, Love and Destiny •Huang RenjunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang