Chelsea keluar dari kamarnya dengan pakaian seragam lengkap. Chelsea juga tidak lupa memakai dasi karena hari ini hari senin.
Chelase berjalan menuruni tangga dan melihat di ruang tamu sudah ada Gevan, Arfan dan kedua temannya. Chelsea jadi tidak habis pikir mereka beneran menginap di rumah Arfa.
"Pagii," sapa Chelsea kepada Gevan dan ketiga temannya.
"Juga." Jawab Arfan dengan senyuman manisnya.
"Ayok berangkat!" Ajak Randi, mreka semua berjalan munuju gerbang.
"Chel, lu bareng kita aja." Ajak Arfan kepada Chelsea. "Gak,gue naik taxi aja." Tolak Chelsea dengan halus dan juga tidak lupa memamerkan senyum cantiknya.
"Janganlah, masa ia lo naik taxi sendiri." Cegah Revan.
"Bareng gue aja." Tiba-tiba Gevan mengucapkan seperti itu dan membuat semuanya terkejut. Sejak kapan Gevan menawarkan seseorang untuk naik motor bersamanya.
"Gak usah, gue naik taxi aja. Serius gak apa-apa." Chelsea hendak melangkah pergi namun Gevan menarik lengannya dan membawanya menuju motor Gevan.
Disini hanya Gevan dan Arfan yang membawa kendaraan. Jika Gevan menggunakan motor dan Arfan menggunakan mobil miliknya bersama dengan Randi dan Revan. Randi dan Revan jarang membawa kendaraan, karena irit.
"Bareng gue aja. Gak terima penolakan." Gevan menekankan pada tiga kata terakhir. Ketiga temannya mengerutkan dahinya.
"Itu Gevan asli kan?" Tanya Revan tidak percaya.
"Rohnya, nyet." Jawab Arfan kesal lalu memasuki mobilnya. Disusul oleh Randi dan Revan.
Sedangkan Gevan menaiki motornya lalu mamakaikan helmnya. "Naik!" Titah Gevan.
Dengan terpaksa dan juga berat hati Chelsea menaiki motor Gevan. "Udah."
Gevan masih belum melajukan motornya dan menunggu teman-temannya itu untuk deluan pergi.
"Deluan!" Randi melambaikan tangannya dengan sedikit kekehan. Dijawan anggukan oleh Gevan dan senyuman oleh Chelsea.
Gevan masih saja diam, seperti tidak ada niatan untuk melajukan motornya. Chelsea mendengus kesal.
"Cepet! Nanti kita telat."
"Pegangan!" Titah Gevan.
Chelsea mengerukan dahinya, ia sedang tidak salah dengar kan? "Hah?" Tanya Chelsea.
"Pegangan!"
"Hah?"
"Pegangan!"
"Hah?"
Sudah cukup kesabaran Gevan sudah habis untuk menaggapi kesongongan Chelsea. Gevan menarik lengan Chelsea untuk memeluk pinggangnya dan membuat Chelsea sangat terkejut.
Saat Chelsea hendak melepaskan, Gevan malah memegangi kedua lengan Chelsea dan membuat Chelsea diam bergeming. "Udah gini aja!" Suruh Gevan, setelah itu melajukan motornya.
Gevan dan Chelsea sudah memasuki gerbang. Banyak pasang mata yang menatap ke arah mereka. Ada yang terkejut, iri, kesal dan banyak lagi tatapan-tatapan aneh, khususnya para kaum hawa.
Chelsea menutup wajahnya malu dan kesal karena jadi bahan perbincangan orang-orang.
"Beruntung banget cewek yang dibonceng Gevan."
"Paling juga cabe-cabean yang diboncong Gevan!"
"Cantikan gue kemana-mana anjir!"
"Sok cantik lo, nyet!"
KAMU SEDANG MEMBACA
STAY WITH YOU
Teen FictionChelsea mendekatkan dirinya kepada Gevan. Jarak mereka tinggal tiga langkah. "Lo-- lo gila?" "Cuman lo orang yang paling gak tau diri dan gak punya rasa bersalah!" "Dan lo orang pertama yang paling gila yang pertama gue temuin" Tatapan keduanya...