"Tunjukkan pada semesta. Bahwa kita dapat bersama tanpa ada kata luka. "
______________________________________
Rupanya ajakan Ayah Ticha benar benar terjadi. Malam ini mereka berempat menuju sebuah restoran. Farhan sudah memesan tempat ini dari kemaren rupanya. Dan yang aneh menurut Ticha, Ayah dan Bunda nya sedari tadi tersenyum ke arahnya.
"Bunda, aku risi tau dari tadi Bunda lihat aku terus"
"emang nggak boleh lihat princess nya Bunda. Cantik tau nggak malam ini" sanjung Farah.
Ticha malam ini mengenakan pakaian semacam dress tapi bukan untuk acara formal. Sedangkan Agatha hanya menggunakan kemeja yang dibuka dan menampakkan kaos putih tulangnya dan bagian lengannya digulung sampai ke siku.Dua puluh menit mereka sudah sampai di restoran yang dituju. Mereka segera turun.
"itu mereka disana" gumam Farhan sambil menunjuk sebuah meja yang sudah dikerubungi banyak orang.
Mereka?
Ticha segera membuntuti kedua orang tuanya. Farhan langsung berjabat tangan dengan seorang laki laki. Dan Bundanya berpelukan dengan tante Rahma. Tunggu. Apa disini ada Rivan?
Ticha menemukan. Rivan duduk disebelah laki laki tadi. Oh Ticha ingat. Itu om Hendra—papanya Rivan. Wajar dia lupa, karena Hendra juga tidak tinggal disini. Sedari tadi senyum merekah terbit di wajah Rivan.
'kenapa dia terlihat lebih tampan? Aduh, pemikiran macam apa ini' Ticha merutuki dirinya sendiri.
Kedua orang tuanya duduk. Ia pun ikut duduk disamping Bundanya. Sedangkan Agatha duduk disamping Rivan.
"Sudah lama ya? " tanya Farhan kepada Hendra.
"baru sampai". Entah kenapa Ticha merasa bingung melihat kedua orang tuanya dan orang tua Rivan sangat akur padahal hampir dua tahun belakangan ini sama sekali tidak pernah bertemu.
"Lama ya kita nggak ketemu? " . Rahma juga berucap kepada semua nya disini dan hanya diangguki dan diberi senyuman oleh Farah.
Tak berapa lama, pesanan mereka datang. Kemudian dua keluarga tersebut langsung menyantap hidangan yang disediakan.
" em... Pa Ma, Om Tante, saya mau kebelakang dulu" pamitnya sopan dan berlalu ke belakang.
"kak?" suara bisikan dari Agatha yang ada disamping nya memecah keheningan yang ditimbulkan Ticha.
"hm? "
"kak Rivan ganteng ya?" goda Agatha.
"emang kenapa? "
"dari tadi aku lihat kakak sama Kak Rivan pandang pandangan mulu". Ucapan Agatha barusan membuat Ticha sangat kesal dan menginjak kaki adiknya yang ada dibawah meja.
"aw.... "teriakan Agatha membuat semuanya menatap aneh kearah Agatha. Dan tanpa Ticha sadari, posisi Agatha tadi ditempati oleh Rivan yang baru saja datang.
"kamu kenapa Tha? " tanya Farhan. Agatha hanya menggelengkan kepalanya seraya melotot ke arah kakaknya. Rivan tersenyum yang sekarang ada disamping Ticha.
"kenapa diem aja? "
"eh? " pertanyaan Rivan membuatnya tidak fokus dengan apa yang dia pikirkan. Apa ini efek dari ketampanan seorang Rivan Aditya Putra? Ia tak tau.
Semuanya sudah selesai makan.
"apa kita mau bahas sekarang aja? " pecah Hendra.
"terserah kamu Hen, saya ikut saja" balas Farhan.
KAMU SEDANG MEMBACA
360 Derajat [Completed] ✔️
Ficção Adolescente"Percayalah, berhentinya putaran itu karena elo." Kata orang, cinta itu seperti matahari. Tenggelam di satu tempat, terbit ditempat yang lain. Tapi bagi Rivan Aditya Putra, kalimat itu sama sekali tidak berlaku buat mantan satu-satunya yang bernama...