" Kesedihan yang Aku rasakan dahulu akhirnya tergantikan kebahagiaan dengan meninggalkan kenangan yang sulit dilupakan."
___________________________________
Hari berganti hari seakan cepat berlalu. Dan sekarang selalu ada acara rutinitas yang dilalui Ticha selama seminggu sekali. Bermain ke rumah Rivan ataupun sebaliknya. Dan saat hari Minggu kali ini, Rivan yang datang kerumah Ticha.Tapi dengan kedatangan Rivan, tidak membuatnya meninggalkan pekerjaan rumah yang selama ini ia jalani. Mulai dari menyapu, mengepel, memasak hingga membersihkan taman yang rumputnya terlihat lebih memanjang.
Seperti saat ini, Rivan datang disaat Ticha memotong daun tumbuhan asoka.
Rivan hanya memerhatikan Ticha dari pinggir kolam ikan disamping rumah Ticha."Tivan"
Tivan. Sebutan itu ditujukan Rivan untuk Ticha. Tivan yang berarti Tichanya Rivan. Dan sebaliknya. Ticha memanggil Rivan dengan sebutan Rica. Rivannya Ticha. Aneh memang. Tapi mereka lebih menyukai panggilan itu daripada panggilan umum untuk sang pacar—sayang.
Ticha berbalik ketika ada yang memanggilnya.
"Gak capek? Aku bantu ya? " tawarnya sambil berjalan mendekati Ticha. Sudah satu jam lamanya dia didiamkan oleh Ticha. Karena Ticha sibuk dengan pekerjaan nya.
"Iya. Nih! Siram bunga disana". Ticha memberikan selang air ke tangan Rivan dan menujuk letak bunga hias yang Ticha maksud. Rivan mendesah pelan. Ia kira gadis didepannya kali ini akan berhenti sebentar untuk memberi waktu untuknya. Tapi gagal.
Rivan berjalan mendekati sekerumun bunga asoka, anggrek dan sejenisnya. Ticha tersenyum lebar dengan jahilnya. Ia memang ingin remaja itu merasakan bagaimana menjadi seorang yang bekerja keras.
Ticha kembali memotong dedaunan yang terlihat memanjang. Rivan sibuk dengan selang airnya.
"Kak! Dipanggil Bunda"
Agatha datang dengan kaos oblongnya. Ia berjalan mendekati Ticha. Lalu Ticha menyerahkan gunting taman kepada Agatha. Agatha menggantikannya.
Saat menyiram bunga, handphone Rivan bergetar. Ia membuka room chat nya.
[LINE]
From 'Kenna'
"lo dmna? Rmh kak Ticha? Gue ksana ya? "Rivan berdecak. Ia melirik Agatha. Cowok itu pasti nanti akan kumat mode ketusnya. Ia menghentikan memyiram bunganya. Berjalan mendekati Agatha.
"Kenna mau kesini. Boleh nggak? " tanya Rivan to the point. Lima detik Agatha diam. Lalu akhirnya ia mengangguk. Rivan ikut mengangguk pelan. Lalu menuliskan satu kata untuk membalas pesan dari adiknya.
[LINE]
To 'Kenna'
"Boleh"Diseberang sana, Kenna girang luar biasa. Ia melompat lompat diatas ranjang nya seperti anak monyet. Akhirnya setelah ulang tahun Ticha waktu itu, ia akan bisa bicara lagi dengan Agatha. Ia segera mengambil slingbag dan meluncur ke rumah Ticha.
Berbeda dengan Ticha yang sekarang sibuk membantu Bundanya memasak. Sebenarnya bukan untuk sarapan mereka sih, tetapi untuk disumbangkan ke panti asuhan yang tak jauh dari perumahan nya.
"Nak, kamu mau nggak mau tahu cerita Ayah? " tanya Farhan yang sedang duduk tak jauh dari mereka.
"Cerita apa Yah? "
KAMU SEDANG MEMBACA
360 Derajat [Completed] ✔️
Roman pour Adolescents"Percayalah, berhentinya putaran itu karena elo." Kata orang, cinta itu seperti matahari. Tenggelam di satu tempat, terbit ditempat yang lain. Tapi bagi Rivan Aditya Putra, kalimat itu sama sekali tidak berlaku buat mantan satu-satunya yang bernama...