15

39 6 3
                                    

Maaf ya guys di part sebelumnya sempet diubah dibagian akhirnya.

********************

"Dik...tolong gue.." setelah mengucapkan kalimat itu, langkah kayla mulai melambat sebelum akhirnya berhenti dan jatuh pingsan. Sebelum pandanga kayla benar-benar hilang ia sempat melihat seorang laki-laki yang berlari kearahnya dengan tergesa-gesa.
Dan sekarang kayla tidak mendengar, melihat, maupun merasakan apapun.

****

"Kayla mana sih! Lama banget. Kalo manusia bisa basi juga, udah dari tadi gua basi nungguin kayla disini!?" Dika yang karna terpaksa atau entah karena apa, masih setia menunggu kayla di depan gerbang dengan mulutnya yang terus-terusan mengomel tanpa henti.

"Akhh Ya Allah gue pengen banget ngerubah si kayla itu jadi kecil sekecil-kecilnya biar nggak bisa ketemu ama si varo biar gue juga enggak nungguin dia terus ampe gue basi. Dasar emang cewek enggak peka!? Dia enggak tau apa kalo nunggu itu butuh tenaga jiwa dan raga juga. Gue hampir mati anjir nungguin si nenek lampir itu peka. Peka kalo gue itu say.." belum sempat dika menyelesaikan kalimatnya, matanya melotot saat ia menoleh dan mendapati kayla yang terjatuh ke lantai. Dika spontan berlari dengan tergesa, perasaannya campur aduk begitupun pikirannya yang entah kemana.

Brengsek!?

Itulah salah satu kalimat yang terbesit di hati Andika saat melihat kayla seperti itu.

Dengan sigap dika menggendong kayla ala Bridel style dan segera mencari pertolongan karena didalam sekolah mereka sudah sangat sepi, untung saja ada saeorang guru dari SMA lain yang kebetulan melihat dika yang sedang menggendong kayla. Guru tersebut segera berhenti dan keluar dari mobilnya dan menuju kearah dika yang berada di depan gerbang dengan wajah yang terlihat sangat khawatir, bibirnya juga terlihat sangat pucat.

"Ada apa ini? Dia kenapa?" Tanya guru tersebut khawatir juga melihat keadaan kayla.

"Jangan nanya dulu pak! Entar aja. Tolong anterin ke rumah sakit!! Pliss pak karna saya tidak membawa mobil!" Ucap dika terburu dan segera berlari ke arah mobil guru tersebut tanpa persetujuan dari pemiliknya. Sampai didekat mobil ia kebingungan karena pintu mobilnya tertutup, ia tidak bisa membukanya karena kedua tangannya sedang mengangkat kayla. Ia kemudian berbalik dan melihat guru itu yang sedang melongo melihat dika.

"Pak bantuin!?" Teriakan dika membuat guru tersebut tersadar dan segera menghampiri dika sebelum membuat guru tersebut semakin melongo dan terperangah dengan tingkah dika itu. Sebegitu khawatirnya kah??

Mobil yang dikendarai guru itu melaju dengan cepat tapi masih dengan hati-hati. Dika yang sangat khawatir terus mengomel agar lebih cepat membuat guru itu memutar bola matanya malas dengan tingkah dika yang berlebihan dan tidak tau diri. Bagaimana tidak, mereka baru saja bertemu dan yah dika adalah seorang siswa yang tentu saja jauh lebih muda dari guru itu kenapa ia malah menyuruh dan mengomelinya? Memang guru itu juga khawatir melihat kayla yang juga belum sadar dan terlihat sangat lemah. Tapi jika begitu kita tetap harus tenang agar bisa berpikir jernih tidak seperti dika yang terus-terusan mengomel.

Setelah beberapa menit mobil yang dikendarai guru tersebut memasuki pekarangan rumah sakit terdekat. Dika yang sudah sangat panik langsung membuka pintu mobil dan menggendong kayla lagi memasuki rumah sakit tersebut.

Dika yang sedang menunggu kabar dari dokter di depan ruangan kayla tidak hentinya mondar-mandir hingga dia tidak menyadari kehadiran guru tadi di dekatnya.

WaitingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang