CHAPTER 33

325 10 0
                                    

Di sinilah sekarang lisa berada di taman yang indah di sore hari, bersama orang yang di cintainya.

Kedua tangan mereka saling menggenggam satu sama lain.

"kamu tau elena ada di mana? "dava menatap sang pacar.

Lisa menatap langit lalu menunjuk ke arah langit.

"dia udah tenang di sana dav, bareng papa aku"dava mesih bingung dengan apa yang di katakan lisa.

"dia sama seperti papa aku, dia udah jadi bidadari yang cantik di atas sana"air mata lisa mulai berjatuhan membuat rok abu abunya juga terkena buliran air matanya.

"karena dia dav sekarang aku udah bisa sekolah kembali, ngumpul bareng sahabat aku lagi dan bisa sama sama kamu lagi"dava menghapus air mata lisa.

"maksud kamu apa? Aku gak ngerti "lisa mengambil kertas yang ada di dalam saku seragamnya.

"ini pesan terakhir dia, dia pengen kita baca berdua"dava mengambil kertas itu lalu membukanya.

___________________________________________
|                                                                               |
   Namaku elena dan pastinyak kalian berdua tau itu, aku baru beberapa bulan tinggal di indonesia bersama orang yang ku cintai.

Tapi cinta ku itu bertepuk sebelah tangan, aku mencintai dia sedangkan dia mencintai sahabatnya sendiri.

Aku tahu menyimpan rasa padanya mungkin sudah tak ada arti, karena sekarang cintanya untuk sahabatnya itu sangatlah besar.

Aku ingin berhenti untuk mencintai dia tapi tidak bisa karena rasaku ini sudah terlalu dalam.

Aku mencoba mencari cara agar dia tak mengetahui perasaan ku yah dengan cara harus berteman dengan sahabatnya itu.

Kesan pertama yang kulihat sepertinya sahabatnya itu membenciku, aku merasa tidak papa karena aku juga membencinnya.

Hingga kabar itu datang dimana sahabatnya orang yang ku cintai itu jatuh sakit, gagal ginjal awalnya aku senang karena setelah kematian sahabatnya itu aku kira aku bisa memilikinya seutuhnya.

Tapi ternyata itu salah karena semenjak sahabat yang di cintainya itu sakit, orang yang ku cintai begitu frustasi.

Hingga pada saat mendengar sahabatnya itu membutuhkan donor ginjal, aku mencoba mengajak dokter untuk bekerja sama dengan cara dokter mengambil kedua ginjal ku dengan syarat tak ada yang boleh mengetahui sampai aku siap.

Semenjak itu aku sering check up kerumah sakit itu, mulai dari cuci darah mempelajari cara hidup sehat lalu di periksa.

Hingga suatu hari, dava sadar bahwa wajahku pucat, aku melihat kekhawatiran di wajahnya yang membuatku senang.

Dav, apa harus dengan cara aku sakit baru kamu akan memperhatikanku seperti itu. Itu yang ku katakan padanya tapi dia tak mengubris.

Pada saat ke esokan harinya aku dan dava bertemu di rumah sakit dia bertanya apa yang ku lakukan di sini, ku jawab menjenguk lisa sahabatnya itu.

Dan di hari ini kalian berdua telah membaca suratku dimana aku sudah tidak bernafas lagi, tidak mendengar lagi, tidak bisa menatap dunia lagi.

Aku tahu mencintai itu tidak harus memiliki tapi buktinya sekarang aku bisa memiliki dava walaupun hanya dari rasa sahabatnya itu.

Dav, aku mau bilang makasih sama kamu karena kamu udah mau nemanin aku di indonesia selama aku hidup, kamu gak usah khawatir sama kedua orang tuaku karena mereka sudah tahu lebih dulu, tolong jaga dirimu baik baik dan jaga juga sahabat yang kau cintai itu.

Elena
----------------------------------------------------------------------

DearTuhanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang