Jaehyun masih bingung dengan pertanyaan Taeyong.
"Apa kamu mendapatkan eye contact dari Yuta?" Jaehyun menjawab pertanyaan Taeyong dengan pertanyaan.
"Pertanyaan dibalas pertanyaan, eyy anak ini" Taeyong menepuk jidat sahabatnya itu.
"Iya iya maaf!, tidaak perlu menepuk jidat ku dong!, Yuta memang menatap penggemarnya dengan cara seperti itu, katanya untuk memberi kesan sexy" jelas Jaehyun.
"Aigoo, apa kamu berubah menjadi seorang namja yang menyukai namja, Jae?" Ledek Taeyong.
"Yak!, sembarangan!, aku ini masih menyukai wanita tahu!" Ucap Jaehyun.
Mark kini tidak lagi fokus dengan percakapan tidak penting kedua Sunbae nya. Sekarang, Mark hanya fokus ke salah satu member NCT. Member bersurai hitam dan bergigi kelinci itu sedari tadi hanya diam. Apa yang salah dengannya?. Mark menulis sesuatu di note nya, lalu ia menepuk pundak Taeyong. Dan Taeyong pun membaca note Mark.
'Taeyongie sunbae, lihatlah member NCT yang bersurai hitam dan bergigi kelinci di sana, sedari tadi ia hanya diam dan menunduk'
Kini pandangan Taeyong teralih dari note Mark menjadi ke arah stage.
"Mungkin ia sedang kelelahan, Mark" ucap Taeyong yang masih menatap member NCT.
"Ada apa memangnya?" Tanya Jaehyun.
"Yang bersurai hitam dan bergigi kelinci itu siapa?" Taeyong masih memandang lekat stage NCT.
"Dia Kim Do Young, kenapa memangnya?" Jaehyun juga ikut memandangi stage NCT.
"Tidak apa-apa, hanya saja dia seperti pemurung" ucap Taeyong bingung.
"Reporter UM?" Tanya seorang kru.
"Iya kami" Taeyong menunjukan tanda pengenalnya.
Begitu juga Jaehyun dan Mark.
"Kalau begitu mari ke ruang NCT"
Kru tersebut membimbing Taeyong, Jaehyun dan Mark ke ruang NCT. Saat sudah sampai di ruang NCT, para kru yang tadi berada di ruang NCT keluar.
"Selamat malam, kami reporter UM" ucap Taeyong ramah.
"One two three!-"
"-Here on NCT, Halo kami NCT"
Kemudian member NCT membungkuk sopan.
"Baiklah kami mulai ya" ucap Jaehyun.
"Tunggu!"
Suara Taeyong berhasil membuat dirinya menjadi pusat perhatian.
"Ada apa, yak!" Omel Jaehyun pelan.
"Si Doyoung itu!," Taeyong menunjuk Doyoung, "kenapa di sudut bibirnya seperti ada bekas luka?"
"Luka?" Ulang Jaehyun.
Kini suasana ruang NCT menjadi hening. Mark memegang note nya dengan keras ketika salah satu member NCT menatapnya dengan tajam.
"Ah luka itu sudah ada sejak 5 tahun yang lalu, ternyata kamu orang yang memperhatikan sesuatu yah" puji Yuta.
Namun, di telinga Taeyong itu tidak terdengar seperti pujian melainkan sebuah teguran untuk tidak memperhatikan Doyoung lagi. Yang dibicarakan, Doyoung sedari tadi hanya diam dan menatap ke sana ke mari.
"Apa kamu gugup hanya karena bertemu dengan reporter yang dibayar murah ini, Tuan Kelinci?" Ejek Taeyong.
"Taeyongie, jangan bicara seperti itu!, ah Doyoung aku meminta maaf atas perkataan rekanku ini, sekali lagi aku meminta maaf" Jaehyun membungkukan tubuhnya sopan.
"Jika dia tidak gugup, lalu apa dia menyembunyikan sesuatu?"
...
"Yak!, lain kali jangan lakukan itu lagi dasar bodoh!, untung saja Yuta masih mau menjawab pertanyaan kita mengenai Comeback NCT!" Omel Jaehyun.
"Memang benar!, si kelinci itu seperti menyembunyikan sesuatu!" Ucap Taeyong acuh.
"Dia Doyoung!!, bukan kelinci!"
"Iya iya duyung!"
"Doyoung!!!"
"Yak!, sudahlah!, kasihan Mark sudah tertidur sekarang!, aku juga akan tidur, mimpi indah Jaehyunnie" Taeyong langsung merebahkan tubuhnya di sofa.
.
.
.
Keesokan harinya, Mark sedang membuat kopi untuk Taeyong dan Jaehyun."Pagi Mark"
Mark tersentak akan suara Taeyong yang mengagetkannya itu. Untuk memberikan kesan sopan, Mark membungkuk ke arah Taeyong.
"Sedang membuat kopi?" Tanya Taeyong seraya berdiri di dekat Mark.
Mark hanya mengangguk lalu memberi Taeyong secangkir kopi. Mark mengeluarkan note dan pulpennya. Seperti biasa Mark menulis sesuatu di sana.
'Itu kopi dengan sedikit gula, Taeyongie Sunbae suka kopi seperti itu kan?'
"Hahaha, kamu benar benar memperhatikan apa yang aku suka ya, terimakasih kopi nya" Taeyong tersenyum lalu meminum kopi nya.
...
Teriakan beberapa orang di rumah besar bercat biru muda itu mulai menjadi-jadi. Oh jika kalian melewati rumah ini, pasti kalian sidah seperti di film horor. Ditambah lagi, sekarang sudah jam 10 malam. Renjun dan Jeno akan menginap di rumah Chenle. Awalnya, Jeno dan Renjun menolak untuk menginap karena takut dimarahi oleh orang tua mereka. Namun Chenle terus saja memohon saat les bahasa inggris tadi. Akhirnya, Renjun dan Jeno mengumpat-umpat untuk keluar dari rumah mereka lalu datang ke rumah Chenle. Belum sampai di rumah Chenle, Renjun menarik tangan Jeno untuk sedikit mundur. Renjun menarik Jeno ke pohon lalu menunjuk apa yang sedari tadi Renjun perhatikan.
"Siapa dia?" Tanya Jeno dengan suara kecil.
"Lihatlah orang yang diseretnya!" Bisik Renjun.
Jeno mengalihkan pandangan ke arah orang yang terseret aspal itu.
"Yatuhan!, Chenle!" Jeno menutup mulutnya sendiri.

KAMU SEDANG MEMBACA
── One Day Two Night [✓]
Mystery / ThrillerCast 18 Member NCT Cerita ini mengandung kekerasan, disarankan yang gak suka ff ini gak usah baca, makasih. Sekian..., maacih>< -Dbny2018