3

4 1 1
                                    


Well, setelah selesai curhat sama Shayla aku merasa baikan dan tidak terus terbawa kesal oleh Fajar dan mulai fokus dengan pelajaran selanjutnya,

Skip.

Setelah bel berdering, murid lain mulai berhamburan keluar kelas. Entah ke parkiran mengambil kendaraan yang mereka bawa, ataupun menuju halte menunggu kendaraan umum dan jemputan.

Tapi, lagi-lagi harapan untuku pulang cepat pupus sudah.

Karena, akan diselenggarakan rapat penutupan osis tahun ajaranku.

Setelah semua anggota berkumpul Ketua osis periode ku mulai memberikan pesan dan masukan untuk anggota osis kelas XI agar mereka dapat memberikan contoh yang baik untuk teman seangkatannya bahkan adik kelas yang akan mencalonkan diri menjadi anggota osis.

Rapat diakhiri dengan do'a dan makan bersama atas bentuk terimakasih kepada anggota osis yang sudah repot mengurus segala keperluan mopdb/mos ini. Padahal memang itu salah satu tanggung jawab osis. Ya tapi tidak apa sih, itung-itung perpisahan dengan segala kegiatan osis dan adik kelas anggota osis yang mungkin intensitas pertemuannya tidak akan sering.

Skip.

Sekarang sudah pukul 16.28 dan kendaraan umum mulai jarang, apalagi kearah rumah ku.

Ingin order ojek online tapi handphone ku tertinggal di rumah, sekolah mulai sepi tinggal anak-anak yang mengikuti ekstrakulikuler pramuka dan aku tidak dekat dan tidak tahu siapa saja yang mengikuti ekskul tersebut.

Jadi aku lebih memilih menunggu suatu keajaiban.

Haha, tentu saja tidak.

Maksudnya menunggu angkutan umum yang biasa aku naiki di halte,

Mungkin akan jarang tapi tidak apalah. Mau bagaimana lagi?

Setelah 15 menit menunggu angkutan umum belum ada juga yang lewat depan halte sekolah ku jadi aku memutuskan untuk jalan kearah jalan yang lebih ramai mungkin bisa naik angkutan lain terus nyambung ke angkutan yang lewat rumah ku.

Baru jalan beberapa langkah aku merasa ada seseorang yang mengikuti di belakang beberapa kali aku menengok tidak menemukan siapa orangnya dan memutuskan untuk bersembunyi diantara pepohonan untuk mengetahui siapa yang mengikuti ku.

Setelah menunggu agak lama, agar pelakunya keluar.

Aku malah mendapati Fajar yang terlihat bingung seperti mencari sesuatu dan lebih anehnya dia keluar dari suatu semak semak seperti takut ketahuan.

Apakah dia mengikuti ku?

Tapi untuk apa?

Setelah mengetahui orang itu Fajar. Aku mulai keluar dari balik pepohonan dan mulai melanjutkan langkah ku ke jalan yang lebih ramai.

Belum lama aku sampai di jalan yang ramai,

Aku yang notabenenya sedang melamun dan menatap sepatu sambil menunggu angkot tersentak saat melihat ada sebuah motor di depan ku dan menepuk lengan ku.

Saat melihat siapa yang melakukannya aku merasa lebih kaget lagi,

Untuk apa Fajar berada disini?

Di depan aku lagi? Ngapain?

"Woy, Bulan. Kok ngelamun? Kenapa terpesona?"

Ucap dia percaya diri.

Iya siapa lagi selain Fajar.

"Tau najis gak?itu lu."

Ucapku ketus.

"Widih ketus amat bu."

Bales dia tengil.

"Kenapa gak suka?"

Tanyaku.

"Gak."

Jawabnya.

"Oh yaudah gw gak peduli."

Ucapku berlalu saat melihat ada angkot yang bisa aku naiki.

Dan mulai melambaikan tangan ke arah angkot itu.

Saat akan naik ke angkot tiba-tiba saja Fajar narik tanganku sambil mengatakan.

"Balik sama gw, gak terima penolakan."

Ujarnya dengan nada memerintah.

Aku yang tidak peduli langsung melepas pegangannya di tangan ku dan menaiki angkot.

Sambil berucap.

"Maaf tapi gw gak peduli."

Setelah naik ke angkot dengan tenang dan damai,

Karena bosan+macet aku mengeluarkan novel yang biasa ku bawa untuk dibaca saat bosan.

Saat sedang asyik membaca ada yang mengetuk kaca angkot yg aku naiki memang kondisinya macet jadi sejajar dengan pengendara motor itu.

Saat mengangkat kepalaku,

Aku terperangah bahwa Fajar mengikuti angkot yang aku naiki.

Tapi untuk apa?

Dan dia berusah untuk berbicara denganku,

Kalau aku tidak salah dari gerak bibirnya itu adalah.

"Turun gw anter."

Ini kok dia maksa banget sih pikirku.

Tapi aku tak menggubris keinginannya.

Lagian, apa enaknya naik motor menjelang maghrib?

Langit juga terlihat mendung,

Angin malam mulai bertiup, dingin.

Ditambah lagi aku tidak membawa jaket.

Juga Fajar bukan siapa-siapaku, bukan muhrim juga.

Biarlah dia mau gimana, aku tidak peduli.

Skip.

Saat aku ingin membuka pagar,

Tidak lama aku mendengar deruan suara motor.

Saat, ku balikkan badan.

Loh?

Tbc,

Jeng jeng jeng.

When Sun meet MoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang