23.22 KST
Rowon bangun terpaksa setelah ia menyerah karena tak tenang. Rambutnya dalam kondisi acak-acakkan yabg dengan percaya dirinya keluar dari kamar.
Air dingin mungkin bisa membantunya. Kedua tungkainya berjalan menuju dapur. Saat ia membuka lampu dapur, ia terkejut bukan kepalang melihat Gyeongshim tengah curi makan ditengah malam.
Keduanya saling bertatapan dengan mimik bingung dan juga terkejut. Tak ada yang memulai percakapan setelah Gyeongshim menghapus tepi bibirnya.
" Yya, tengah malam begini kau masih makan ? " tanya Rowon sembari mendekati Gyeongshim.
" Ahk, perutku lapar. Mau bagaimana lagi ? Lalu bagaimana denganmu ? Tengah malam begini untuk apa kedapur ? "
" Tentu saja minum. Hh, Gyeongshim-ah, aku tidak bisa tidur. " ujar Rowon.
Gyeongshim menyedot mienya kemudian menoleh kearah Rowon, " Karena Yoongi ? "
Rowon mengangguk lemas kemudian bergabung bersama Gyeongshim dimeja makan. Kedua tangannya menjadi penopang dagu sambil menatap kearah mie Gyeongshim.
Gyeongshim menoleh kearah mana mata itu menatap, " Kau...tidak lapar bukan ? " tanya Gyeongshim ragu.
Rowon langsung meraih mie cup Gyeongshim dan menyeruputnya, " Gumawo, jaljja. " ujar Rowon kemudian kembali kekamarnya.
Gyeongshim menaikkan sudut bibirnya kesal kemudian melihat kearah mienya, " Yy- Chae Rowon...mieku... " gumam Gyeongshim sembari menahan teriakannya.
Keesokkan harinya...
Rowon mengendarai mobilnya menuju ayunan yang pernah menjadi saksi bisu Rowon menangis karena dipalak. Dahulu memang tak ada warna ditaman tersebut, akan tetapi semuanya berubah setelah semenjak beberapa tahun Rowon tidak mengunjunginya.
" Cha, Yoonwon bisa bermain sepuasnya disini. " ujar Rowon.
Yoonwon memeluk kaki Rowon, " Waeyo, pangeran Min ? " tanya Rowon.
" Eomma, Yoonie tidak mau bermain disini. "
Rowon mengernyitkan keningnya, " Wae ? Katakan pada eomma, apa alasannya ? Apa kau takut pada anak-anak yang lain ? Hm ? "
Yoonwon menggelengkan kepalanya, " Semua anak-anak bermain dengan appanya. Geundae, Yoonie... "
" Apa Yoonie malu karena bermain bersama eomma ? " tanya Rowon lembut.
" Anyia. Geunyang, Yoonie mau sekali bermain bersama eomma dan juga appa. Itu juga ternasuk harapan natal Yoonie tiap tahun. " gumam Yoonwon sambil merunduk.
Seketika Rowon merasa bersalah pada Yoonwon, tapi dia tidak bisa mengajak Yoongi kesini sementara ia sendiri masih kesal pada Yoongi.
" Yoonwon-ah, dengarkan eomma- "
" Wangseja ! Appa yeogi ! " (Putra Mahkota, ayah disini)
" Appa !!! "
Rowon berdiri dengan ekspresi terkejut. Ia tak kalah terkejut saat melihat Yoongi yang sudah selesai menggendong Yoonwon dan berada tepat didepannya.
" Mau bermain dengan appa ? Hm ? "
Yoonwon mengangguk, " Eommado. "
Yoongi menoleh kearah Rowon yang sengaja membuang muka. Langsung saja Yoongi menggenggam tangan Rowon sambil tersenyum.
" Joa, nolja !!! " (ayo bermain)
Rowon pasrah saat dibawa Yoongi kemanapun mereka pergi. Untuk sepersekian detik, Rowon seakan amnesia kalau ia sedang kesal pada Yoongi. Kali ini ia sibuk bermain bersama putra dan suaminya ditaman bermain dekat rumahnya. Perosotan, Jungkat-Jungkit sampai ayunan tidak mereka lewati sedikitpun.