CHAPTER 34

326 8 0
                                    

Dava menatap gundukan tanah yang berbatu nisan itu.

"len, maaf karena gue baru bisa datang kesini "dava mengusap batu nisan itu.

"len makasih karena lo udah banyak banget bantuin gue, gue emang gak bisa buat balas rasa cinta lo itu karena hati gue udah di miliki seutuhnya oleh lisa"air mata cowok itu berjatuhan.

"len, lo yang tenang ya di alam sana gue janji tiap minggu gue bakal mampir kesini buat naburin bunga cantik"dava beranjak pergi meninggalkan makam elena.

Dava tak menyangka kalau sahabat kecilnya itu akan pergi secepat itu.

Dava memandang seorang gadis yang juga menatapnya dengan sendu.

Lisa mengulurkan tangannya lalu memeluk dava, memberikan kehangatan untuk dava.

"jangan pernah ninggalin aku"lisa mengangguk.

"aku sayang sama kamu"lisa mengangguk lagi.

"apapun yang terjadi aku pengen kamu selalu ada di samping aku"lisa mengeratkan pelukannya.

"aku tidak bisa berjanji tapi aku akan berusaha untuk membuktika itu semua"dava mengecup kening lisa lama.

Sekarang lisa tahu apa itu cinta sejati walaupun dia belum beranjak dewasa.

................................................................................

Sekolah tunas bangsa begitu ramai karena sekarang hari penaikan kelas.

"ehh mil, aku ke toilet dulu ya "bintang beranjak ke toilet meninggalkan mila yang duduk sendirian di taman sekolah.

Mila sedang menunggu lisa yang katanya sedang menunggu dava juga.

"kok lama banget sih, apa aku pulang aja"mila berjalan meninggalkan taman itu lalu menunggu di depan pagar sekolah.

"mang ujang mana sih"sebuah mobil berhenti di depan mila.

Pemilik mobil itu menurunkan kaca mobilnya.

Mila menatap lama orang itu.

"naik"mila memalingkan tatapannya.

"aku bilang naik"mila tetap tidak mendengarkan perintah orang itu.

Orang itu berjalan keluar mobilnya lalu membuka pintu samping pengemudi lalu memaksakan mila masuk.

"apa harus aku paksa dulu biar kamu mau naik"mila menatap orang itu dengan satu alis.

"jemputan aku udah mau datang"fahmi menyalalan mesin mobilnya lalu menginjak pedal gas.

"turunin aku di sini "fahmi tidak mendengarkan ucapan mila, mila kesal akhirnya menggigit lengan fahmi, tapi fahmi tetap saja tidak mau berhenti.

Fahmi menahan rasa sakit di tangannya.

"lepaskan atau kita berdua akan mati"mila menyerah lalu melepaskan gigitannya itu.

Mila menatap bekas gigitannya itu.

Dia mencoba memegangnya tapi fahmi langsung meringis.

"maaf"mila menunduk takut.

"sudah terlanjur"ucap fahmi dengan suara datar.

"coba saja tadi kau mau menurunkanku pasti ini takkan terjadi"mila masih saja menunduk.

"maafkan aku"

"hm"mila tau kalau gigitannya itu sakit.

"ku mohon maafkan aku"fahmi kesalnya dia langsung menatap mila tajam.

"sekali lagi kau meminta maaf akan kucium bibir mu itu"mila pun diam dan hanya menatap ke arah depan.

DearTuhanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang