Sejengkal Lebih Dekat

10.8K 745 19
                                    

Aya panik!!!

Bagaimana tidak 5 menit lalu pria itu kirim sms jika ia sudah berada di gedung apartemennya. Artinya ia akan segera tiba di apartemennya.

Aya bergegas ke lemari pakaiannya mengambil pakaian seadanya juga stok pakaian dalam baru satu set. Ia segera berlari keluar kamar menghampiri Ana.

Ana melihat wajah sang kakak yang gugup dan panik.

"Ada apa kak?"

"Bau! Ehm... Kamu bau dan terlihat kusut banget. Ehmmm... Ayo, ayo mandi. Ini kakak pinjamkan baju dan pakaian dalam baru. Cepat mandilah." Aya mendorong Ana menuju kamar mandi dengan tergesa.

Ana tampak bingung. "Tapi kak..."

"Ayo Ana. Kamu berendamlah. Berendam air hangat di bath up akan membuatmu sedikit tenang." ucap Aya.

Ana menarik nafas dalam lalu membuangnya sambil menatap sang kakak. Kakaknya terlihat sangat panik.

Aya menajamkan telinga, pendengarannya tidak salah ada yang menekan pasword apartemennya.

Apa yang harus ia katakan tentang pria yang bahkan tak ia tahu namanya tersebut pada sang adik? Ditambah, pria itu tahu pasword apartemennya sementara sang adik bahkan tidak tahu.

"Ayo, pemalas..." ucap Aya mendorong Ana lagi hingga benar-benar masuk kamar mandi. Berendam air hangat. Dan jangan keluar sampai kamu segar, ok!" ucap Aya sambil memberi senyuman menepis kepanikannya dan segera menutup pintu.

Brak, pintu kamar mandi tertutup dan Tittt... Cklek. Pintu apartemennya terbuka.

Seorang pria tampan berdiri di amabang pintu dengan menenteng sekotak pizza sambil tersenyum manis. Aya yakin banyak kaum hawa yang memuja pria ini.

Dia hanya salah satu perempuan yang sial sekaligus beruntung.

Sial karena bertemu pria itu telah membawanya pada sex bebas dan menjadikan dirinya budak nafsu.

Beruntung, karena sekarang Aya merasa dirinya lebih istimewa, setidaknya meskipun pria itu mencarinya hanya untuk urusan sex, tetapi ia sekarang merasa dibutuhkan. Dan dari intensnya mereka melakukan sex, Aya tahu jika pria itu hanya datang padanya bukan pada wanita lain yang mungkin memohon untuk disentuh.

Aya menghampiri pria itu dan segera mendorongnya keluar.

Joe, pria itu merasa jika Aya agak aneh. Ia tampak panik, wajahnya bahkan pucat sekali.

Namun melihat penampilan Aya yang segar sehabis mandi, ia tidak bisa mengingkari gejolak gairah yang mulai bereaksi dibawah sana.

Entah apa yang membuatnya begitu menggilai tubuh Aya. Tubuh kecil mungil yang bahkan dadanya saja kalah dari dada yang pernah ia cicipi sebwlum bertemu perempuan ini.

Aya menutup pintu sambil mengatur nafas.

"Kamu kok panik sekali? Dan jangan bilang kamu sengaja menggodaku dengan penampilan ini? Hmm? Rambut basah, wajah segar yang polos dan pakaian serba minim." Joe merapatkan tubuh ke Aya seolah menghimpitnya di pintu apartemen.

Joe bahkan berbisik di telinga kiri Aya, "Kamu bahkan tak memakai bra, ck..."

Aya menyadari jika ia memang sedang dalam penampilan tak layak keluar apartemen. Astaga... Jika ada penghuni apartemen lain melihat mereka, Aya dipastikan akan malu setengah mati.

"Ak..aku buru-buru. Ada adikku di dalam. Ia akan menginap, jadi sebaiknya kamu pulang."

Kening Joe berkerut.

"Aku mohon..." pinta Aya. Ia tampak sangat panik, membuat Joe tidak tega melihatnya. Sebuah senyuman samar terbit di wajah Joe.

"Oke. See you tommorow. But, let me kiss you first, you made me passionate... And then I'll go from here."

my beLOVEd AryanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang