Prolog

3.8K 193 108
                                    

Assalamualaikum semuanya...

Bagaimana puasa pertama kalian? Lancar?

Hayooo, masih lama ya buat berbukanya. Sabar...

Soppa nggak bisa nahan nih buat update prolognya. Aslinya nanti jam 2. Tapi udah nggak tahan:v

Tenang, nanti aku update lagi buat part 1. Maunya jam berapa?

Sebelumnya, aku mohon dukungannya dengan memberi vote dan komen di setiap cerita.

Mungkin cuman itu dulu,

Happy Reading gaess!!

-o0o-

"Ku harap, aku tak melibatkan perasaan saat awal bertemu denganmu"

Dua orang cowok sedang bermain PS dirumahnya. Mereka nampak serius memainkan game itu. Sesekali mulutnya mencerocos karena merasakan ketegangan dalam bermain game.

"Sialan, lagi-lagi gue kalah sama lo," kesal cowok yang lebih tua itu sambil membanting stick game.

"Nevan kok diajak tanding." Nevan, cowok itu menyombongkan dirinya karena selalu menang saat bermain PS bersama abangnya.

"Lo pakai ilmu hitam, ya?" tuding cowok tadi yang nggak terima dengan kekalahannya itu. Sudah berpuluh kali ia battle dengan Nevan, namun baru dua kali ia menang dari adiknya.
"Tanpa ilmu hitam gue tetep bakalan menang dari lo, bang."

Cowok itu berdecih karena kesongongan adiknya.

"BANG NEVANNNN, DISURUH MANDI BUNDA!!"

Teriakan barusan yang bagaikan naungan neraka itu, reflek membuat dua cowok tampan menutup kedua telinganya. Dari arah tangga, muncul seorang gadis yang wajahnya mirip dengan Nevan.

Gadis itu mendekat, kemudian menjewer telinga Nevan tanpa ampun. "Disuruh mandi dari tadi susah banget, sih!"

"Lepas, Nes. Iya ini mau mandi kok. Lepas dulu dong!" pinta Nevan. Nessa melepaskan tangan dari telinga Nevan. Cowok itu mengelus telinganya yang memerah akibat jeweran kembarannya.

"Makanya, mandi dulu baru game. Yang ada diotak lo game mulu sih" Nevan hanya mendengus kesal mendengar sindiran abangnya.

"Lebih baik main game daripada mainin cewek, kan?" Nevan masih tidak terima karena selalu disalahkan memiliki hobi bermain game.

Cowok itu hanya menggeleng karena kebiasaan adiknya yang selalu mengelak.

"Oh ya, Bang Dylan tadi disuruh bunda buat ke minimarket. Ini daftar belanjaannya." Nessa menyerahkan sebuah kertas ke Dylan.

"Uangnya, Nes?"

"Kata bunda pakai uangnya Bang Dylan dulu." Dylan hanya mengangguk, kemudian mengambil kunci motor yang berada di meja.

Saat ia hendak menutup pintu rumahnya, Dylan mendengar teriakan dari Nessa.

"BANG, NITIP CEMILAN YA!!"

The Popular [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang