Ikhlaskah?

12.5K 773 61
                                    

Joe menatap wajah Aya yang tampak lelah di sampingnya. Mereka seperti pasangan pengantin baru yang menghabiskan waktu honeymoon sejak malam tadi hingga hampir sore ini.

Hari minggu, yang benar-benar dihabiskan untuk bercinta. Bercintakah? Atau Sex?

Aya tampak sangat pulas, tentu saja. Ia benar-benar memakan habis Aya. Entah karena kecemasannya yang meningkat karena pertunangannya tinggal hitung hari, atau karena memang ia sedang bergairah.

Setelak berhubungan badan di dapur pagi tadi, mereka melakukannya lagi di kamar mandi setelah memandikan Aya dengan posisi berdiri.

Joe juga lelah. Sangat. Tapi ia seperti disuguhi obat kuat setiap melihat Aya. Benda keramatnya menegang dan ia ingin kembali menyentuh setiap inci Aya.

Sebuah pesan masuk ke ponselnya.

Nanti sore jam 6, kamu dan Adriana Orlando akan fitting pakaian untuk acara pertunangan kalian. Tempatnya Laluna's boutiqe.

Itu dari asisten kakeknya.

Joe menatap Aya. Ada perasaan aneh di dadanya. Sesuatu yang mengganjal di dadanya, ia malas melakukan fitting tersebut. Tetapi ia juga tak mungkin menolak.

Seketika pikirannya melambung jauh memikirkan calon tunangannya. Adriana Orlando.

Apa Adriana akan semanis dirimu Aya? Dia terlihat pintar dan agresif. Apa akan menyenangkan menikmati sex dengannya? Lalu, jika aku bersamanya dan mengakhiri hubungan tak jelas kita ini, kamu nanti dengan pria seperti apa? Apa pria itu nantinya bisa menjagamu? Apa dia tidak akan menyakitimu?

Dan, jika ia menyentuhmu, apa kamu bisa menerima sentuhannya? Melupakan setiap sentuhanku di seluruh tubuhmu?

Dan, jika kamu melupakanku... Apakah aku bisa melupakanmu??? Kamu partner sex terbaik yang pernah ku miliki. Selama ini aku hanya melakukan One night stand, tidak pernah tertarik melakukan sex lebih dari sekali pada wanita yang sama, dan tidak pernah berani melepas pengaman, tetapi sejak denganmu aku tak pernah menyentuh perempuan manapun lagi.

Semua kebutuhan sex ku, semua kekacauan fikiranku, seolah terlengkapi dengan adanya dirimu...

Bisakah kamu terus kaku, dingin, jutek dan berpenampilan cupu? Agar tak ada pria yang menginginkanmu. Agar kamu mau terus berbagi kehangatan denganku...

Egoiskah aku, jika kelak setelah menikah, aku tetap ingin memilikimu??? Jadi partner sex mu?

Joe berkeluh kesah dalam hatinya, sambil membelai lembut rambut Aya tanpa membangunkannya.

---

Aya membuka matanya, ia menatap sekelilingnya, terutama di sebelahnya. Kamarnya terasa sepi, seolah hanya ia sendirian yang berada si sana.

Seketika Aya merasakan perih tak terkira di sudut hatinya. Bahkan air mata sudah menetes di pipinya. Ia ingin marah. Ia ingin berteriak. Ia ingin ngamuk.

Aya merasa jika ia seperti seorang jalang ketika ia bangun tanpa menemukan pria itu di sebelahnya. Ia sungguh sebatas perempuan yang hanya memuaskan nafsu bejat seorang pria, bahkan dengan bodohnya dimasuki tanpa pengaman.

Tangisannya mulai semakin jadi, ia mulai terisak sedih, duduk memeluk kedua kakinya di ranjang.

Cklek. Pintu kamarnya terbuka.

 Pintu kamarnya terbuka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
my beLOVEd AryanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang