3

92 8 8
                                    

Update nih... hehe...
Vomment siap. Ok!

Ada apa dengan Dafa?

Cowok yang tengah tersungkur, tiba tiba bangkit dan berjalan bergontai menyusuri koridor demi koridor, yang mendapati tanda tanya besar dari semua siswa-siswi yang melihatnya heran ditambah ngeri penasaran melihat darah segar terus bercucuran.

Tangkapan berbeda, terambil dari tatapan mata intens membulat, melihat Dafa tersungkur, lalu berjalan, terus menerus. Ia adalah Pak Nana, guru yang habis menyelesaikan pelajarannya tanpa cowok reseh Dafa.

Dengan ibanya, ia membantu merangkul anak didiknya, yang tingkatan otaknya dibawah rata rata. Bisa dibilang IQ JONGKOK.

***

"Kenapa kamu bisa begini?" Tanya pak Nana yang melihat Dafa terus meringis di bagian bawah mulutnya, yang kini tengah diobati oleh beberapa senior PMR.

"Anu pak..., tadi saya kejedot pintu, gara gara di labrak sama bi Darsih. Coba, deh pak, bapak bayangin. Gimana perasaan bapak kalau bapak itu dituduh maling?" Alibi Dafa penuh alasan, nyaris curhat.

"Banyak alesan kamu. Berarti tadi kamu gak ngikutin pelajaran saya yang kedua dong? Kamu ke kantin hah?!"

"Nggak pak, sumpah... saya tadi lagi cari yang bening, eh saya kan udah tobat. Lupa..." Alibi Dafa cengengesan. Betapa geramnya pak Nana yang kini tengah menghadapi siswa nya yang stress. Ia tak bisa membayangkan, dalam keadaan sakit saja, dia bisa bergurau, apalagi kalau dia sembuh. Kacau...

"Yasudah, pulang sekolah kamu temuin saya di kantor. Tanpa alasan." Seru Pak Nana yang langsung keluar dari UKS.

"Sial... berarti gue gak bisa ngebet Arla pulang sekolah lagi. Awas aja lo Agit..." batin Dafa memanas dan memaki dirinya kesal, sehingga membuat seorang cewek yang tengah mengobati lukanya dengan kotak P3K, kini bergidik ngeri dan takut, melihat Dafa terus meronta tak karuan.

"Gue ke kelas." Ucap Dafa yang langsung memakai sepatunya dan pergi entah kemana.

Sementara yang lainnya hanya diam mematung, tak ada yang berani terhadap sosok Dafa.

Dafa kini tengah memegang balutan hansaplast dan kapas yang tertempel dibagian bawah bibir dan di atas alisnya. Sepanjang jalan ia meringis kesakitan.

"Kak Dafa, katanya mau jadi calon Ketos."

"Serius lo?"

"Ia, dia jadi calon ketos."

"Yang bener?"

"Iya..."

Gendang telinga Dafa hampir copot dan memanas 100 persen. Kini ia tak tahu harus apa. Ia terus mendapati siswa-siswi yang tengah mengobrolkan dirinya. Ini semua gara gara Aldo dan Rafa.

"Kak Dafa... semoga sukses ya. Good luck kak..." Ucap seorang siswi yang tidak tahu asalnya dari mana.

Sementara, Dafa hanya tersenyum kikuk.

"Bangsat!" Maki Dafa dalam batinnya.

Isu Dafa yang akan menjadi calon ketua osis itu pun sudah ramai, sampai sampai seantero sekolah sudah mengetahuinya. Termasuk Agit dan teman temannya itu.

Dafa menuju kelasnya, ia berniat ingin mengambil tasnya. Di kelasnya, sudah hampir sepi, hanya ada beberapa anak yang sedang piket.

"Woy Dafa, piket lo, hari ini kan bagiannya lo piket!" Seru Dita-- Ketua kelasnya yang notabenya galak, namun Dafa tak takut. Cowok itu hanya menyahut dengan santai, "sory, gue lagi males".

"Anjir! Gue tulis nama lo ya, sekalian juga lo bayar denda piket!" Ketus cewek pendek didepannya itu.

"Berapa emangnya si?!" Tutur Dafa ngegas.

"Cuman 10.000" ujar cewek di depannya itu. "Mana bayar looo!" Tambahnya lagi sambil menengadahkan telapak tangannya pada Dafa.

"Nih" Dafa memberi uang sebesar 50.000, "kembaliannya buat nanti empat minggu lagi, jadi uang sisa itu buat saldo gue gak piket selama sebulan. Ngerti lo?!" Ujar Dafa sambil menghempaskan uangnya tersebut. Cowok itu berjalan ke luar tanpa pamit pada teman temannya untuk pergi ke kantor, sial! Ia akan menemui pak Nana, pasti ceramahnya kali ini akan panjang.

"Sumpah, gue nyerah berurusan sama cowok sableng itu." Batin Dita sambil mengelus dadanya.

***

Banyak siswa yang memperhatikan cowok jangkung itu. Pasalnya, banyak memar yang ada di wajahnya. Dafa tak menghiraukan teriakan adik kelas ganjennya. Ia sangat malas dan benci hari ini. Sial!

"Enak aja kamu main duduk duduk aja!" Seru pak Nana dengan tatapan sangarnya.

"Terus saya harus apa dong pak? Jungkir balik?"

Dengan santainya, Dafa malah membuat jokes receh seperti itu. Ibu ibu guru yang ada disamping pak Nana hanya cengengesan dan menutup mulutnya.

"Anak gak tau etika kamu! Sudahlah sudah, saya skors kamu saja selama satu minggu. Saya cape harus berurusan dengan kamu." Ucap pak Nana sambil meninggalkan ruangan dengan geleng geleng kepala.

"Asik, bisa mabar sepuasnya nih seminggu untung banyak guee" batinnya tergila gila.

"Saya permisi ya bu"

Dafa yang akan meninggalkan ruangan itu pun, kembali menoleh karena ada guru yang memanggilnya.

"Dafaaaa selama kamu di rumah, tolong kerjakan makalah seratus halaman tentang etika dan peraturan."

"Saya akan urus surat skors kamu."

"Bangsat!" Maki Dafa dalam hatinya. Niatnya yang ingin bersenang senang harus terkubur begitu saja.

"Gimana? Apa kamu tidak mau? Kalau gak mau juga gapapa ko" ucap bu Nina

"Serius bu?!" Ucap Dafa kegirangan

"Tapi kamu harus out dari sekolah ini" ucap bu Nina puas sambil meninggalkan ruangan.

"Anjayy!" Batin Dafa.





Terimakasih sudah membaca:)
Jangan lupa vote

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 21, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Gemini VS AquariusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang