25

872 168 1
                                    

Sudah memasuki bulan ketiga Eunha dirawat dirumah sakit dan tak kunjung sadar.

Sebulan sekali Jisoo menengok Eunha karena ia sedang diberi tugas untuk pergi ke luar kota. Ayah Eunha juga selalu menyempatkan diri menjenguk Eunha walau ia sangat sibuk. Bahkan Jungkook, Mingyu, Eunwoo, dan Jihyo selalu datang ke rumah sakit dimana Eunha dirawat.

Setelah kejadian tiga bulan yang lalu, Jungkook menjadi seorang yang pendiam dan tertutup. Ia juga membenci Eunwoo setelah mendengar penjelasan darinya.

Eunwoo mengaku salah karena telah membuat Eunha celaka. Ia terpaksa melakukan ini karena kondisi keluarganya yang sedang membutuhkan uang. Dan disaat itu Hyosung menawarkan Eunwoo untuk menjadi bawahannya dan diberi upah yang lumayan besar.

Sayangnya penjelasan Eunwoo tidak mempengaruhi Jungkook. Jungkook ya Jungkook. Senggol bacok. Berahirlah Eunwoo yang seminggu setelah kejadian itu selalu pulang sekolah dengan keadaan wajahnya yang babak belur, tentunya sudah jelas siapa yang membuatnya seperti itu.

Kini Mingyu sedang duduk disofa yang tersedia untuk tamu diruang inap Eunha. Ia sibuk mengerjakan tugasnya.

Mingyu, Jungkook, Eunwoo, dan Jihyo selalu menjaga Eunha bergilir. Ya walaupun awalnya Jungkook tidak mau Eunwoo menengok Eunha dan tetep ngotot ingin selalu menemani Eunha. Tapi Jungkook juga punya kehidupan, tak mungkin selamanya ia harus mengurus Eunha. Setelah dipaksa oleh Mingyu dan Jihyo, akhirnya ia menurut.

Disaat Mingyu tengah fokus mengerjakan tugasnya, seseorang datang membuka pintu membuatnya langsung menoleh.

"Gila, Woo. Ini kan jadwal gue yang jaga." Mingyu menaruh buku buku yang awalnya ia pangku ke meja yang ada disebelahnya lalu berdiri menghampiri Eunwoo.

"Ga papa, gue ga tega Eunha terus terusan kaya gini. Tekad gue udah bulat, gue bakal bantu dia." Eunwoo berjalan mendekati ranjang Eunha.

"Etdah bantu doa aja napadah bocah." Mingyu hanya menggeleng geleng tak mengerti.

Tapi Eunwoo tidak mendengarkan Mingyu dan memilih untuk mengeluarkan benda kecil berbentuk bulan sabit dari jaketnya. Bulan itu mirip seperti bintang yang membuat Eunha lumpuh, hanya saja bentuknya yang berbeda.

"HEH WOO! UDAHAN JANGAN BIKIN EUNHA TAMBAH PARAH ETDAH NAP-"

Mingyu yang berteriak itu langsung didekap oleh Eunwoo. "Ini rumah sakit, ga boleh berisik. Dengerin dulu makanya.

"Lo pasti ingetkan bintang yang bikin Eunha kaya gini? Dan lo pasti tau jelas hal hal mengenai bintang itu. Dan bulan yang gue pegang ini hampir sama kaya bintang itu, beda fungsi doang. Yang itu ngelumpuhin, yang ini ngobatin." Eunwoo menunjukan bulan sabit kecil yang ia bawa.

"Tai, lo bukannya dari waktu itu aja. Tau gitu sekarang Eunha udah sembuh."

Eunwoo menunduk menatap sepatunya. "Masalahnya ga segampang itu. Bulan sabit ini cuman jalur buat transfer energi. Dan orang yang transfer itu bisa aja lumpuh, ato tepatnya mati. Waktu itu gue ragu karna gue masih pengen hidup, tapi sekarang gue sadar. Buat apa gue hidup setelah bikin anak orang celaka?" Eunwoo mengangkat wajahnya. Dapat Mingyu lihat mata Eunwoo memerah.

"Yaampun, tong. Gaya lu transfer transfer, kaya yang punya atm aja." Mingyu mencoba bercanda namun sedetik setelahnya ia sadar ia salah. "Eh iya ampun bos lagi serius yak. Terus caranya gimana?"

"Gue tempel ini dikepala Eunha, dan gue juga bakal tempel yang satunya dikepala gue." Eunwoo mengeluarkan bulan sabit yang lainnya dari jaketnya.

"Semua orang bisa? Ya udah sini gue aja dah, lemah lu mah." Mingyu mengambil bulan sabit yang digenggam Eunwoo.

Otomatis Eunwoo langsung mengambilnya lagi. "Ga semuanya bisa, cuman orang orang kaya gue, Eunha, lo atau Jungkook. Ya sebenernya gue ga kaya kalian. Dibandingin kemampuan kalian, mungkin kemampuan gue cuman 1/4-nya atau mungkin ga nyampe. Tapi gue masih bisa transfer energi buat Eunha."

"Tapi habis ini lo masih idup kan?" tanya Mingyu memastikan.

"No one knows."

•\\\///•

"Woy bangun napa. Udah jam setengah dua belas ni hadeh. Lu minum berapa botol sih, semalem nyawa lu udah terbang kali kalo ga gua tahan. Cepet noh udah ada banyak makanan dibawah." Namjoon meggoyang goyangkan tubuh Jungkook yang lemas.

"Iya, bang. Bentar gua cuci muka dulu ntar keluar." ucap Jungkook lalu Namjoon keluar dari kamar yang Jungkook tiduri.

Semalam Jungkook mabok habis habisan. Ia ingin meluapkan rasa sedihnya akan Eunha yang tak kunjung sadar itu.

Dan berakhirlah ia disini. Dirumah Namjoon, temannya dan teman kakaknya.

Namjoon memiliki bar yang sangat laku. Setiap hari selalu saja penuh, tidak pernah sekali pun sepi. Walaupun Namjoon pemilik bar itu, ia jarang sekali datang kesana. Sesekali hanya datang untuk mengecek keadaan, itu pun disiang hari.

Setelah tau Jungkook akan datang, Namjoon langsung siaga datang ke barnya. Jungkook atau pun Taehyung hanya datang ke bar Namjoon jika mereka sedang stress berat, jadi mau tidak mau Namjoon harus menjaga jika salah satu dari mereka datang.

Semalam Namjoon sudah menelepon Taehyung dan bilang bahwa Jungkook ia bawa ke rumahnya karena benar benar tepar.

Jungkook tengah mencuci mukanya dan melihat bayangannya melalui kaca yang ada didepannya.

Penampilan Jungkook sangat berantakan. Mukanya yang semula segar berubah menjadi lusuh. Rambutnya yang selalu bersih berubah menjadi acak acakan tak terawat. Yang jelas kini Jungkook sangat sangat bernatakan.

Jika kalian berfikir Jungkook terlalu lebay menanggapinya, terserah saja. Setidaknya memang itu yang Jungkook rasakan.

Baru saja hendak keluar, handphonenya berdering. Sebenarnya ia sangat malas menjawab panggilan dari orang lain, namun dengan berat hati ia berjalan ke samping tempat tidur dimana handphonenya berada.

"Apa sih, jing. Ganggu aj-"

"WOI, KOOK. EUNHA SADAR!"

Tanpa berfikir panjang, Jungkook mengambil jaketnya dan bergegas turun.


•\\\///•

vommentnya dong biar semangat ni

imaginary » eunha, jungkookTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang