Holy Sin - #19

4.8K 293 0
                                    

"Teala, aku butuh bantuanmu!"

Aku berjalan cepat menuju Emerald yang sedang kesusahan memasang lampion terakhir. Aku tidak mengerti mengapa ia membutuhkanku, bukannya para lelaki.

Bicara tentang para lekaki, aku tidak tahu ke mana mereka semua menghilang.

"Ini tinggi sekali, Em!" Erangku. Aku melihat seorang laki-laki yang sedang berjalan melewati kami. Tanpa rasa malu, aku menarik lengannya. "Aku minta maaf harus mengganggu perjalananmu. Maukah kau menolong kami?"

Laki-laki tersebut menatapku dan Emerald dengan geli, seolah kami merupakan dua perempuan gila yang ingin menarik perhatiannya. Well, tidak bisa kupingkiri, dia panas.

"Well, kurasa aku bisa menolong kalian." Ia tersenyum ramah kemudian naik ke bangku kecil dan memasang lampion.

Omong-omong tentang lampion, L.A. STYLE sedang mengadakan pool party untuk memperingati ulang tahun yang ke-15 tahun. Pesta ini sendiri berbasis umum, siapa saja yang melewatinya diperbolehkan untuk bergabung. Aku sangat beruntung karena bisa bekerja di majalah ini. Banyak orang yang meremehkan kami dan menyebarkan rumor buruk mengenai sistem kerja kami—yang bisa dibilang membuat sebagian orang tidak berani melamar pekerjaan ke L.A. STYLE. Tapi toh akhirnya rumor-rumor tersebut hilang tertiup angin.

"Well, terima kasih!" Ucap Emerald ketika laki-laki tersebut turun dari bangku. "Boleh kutahu namamu?"

Ia mengulurkan tangannya kepada Emerald sambil tersenyum dan menjawab, "Preston Moltrey."

"Emerald Barnes—CEO L.A. STYLE."

"Ah, Ms. Barnes, senang bisa bertemu denganmu secara langsung," balas Preston masih sambil tersenyum. Kemudian pandangannya beralih kepadamu. "Sepertinya aku mengenalmu."

Aku tertawa singkat. "Tentu saja, Preston. Dan bagaimana bisa aku begitu bodoh tidak mengenali wajahmu? Kau kan kakak Skylar—teman satu kelasku di kampus."

Preston hanya memandangku selama beberapa saat sebelum matanya berbinar. "Oh, sialan. Kau Teala!"

Kami tertawa bersama kemudian Preston memelukku erat selama beberapa detik.

"Well, selamat datang di pesta kami, Preston. Nikmati!" Emerald mengedipkan sebelah matanya kepadaku sebelum berjalan pergi. Apa-apaan?

"Jadi, kau bekerja bersamanya?" Tanya Preston sembari kami berjalan mengambil minuman.

"Upahnya lumayan, kau tahu," candaku. "Bagaimana denganmu? Apa yang kau lakukan?"

"Aku bekerja di salah satu bank swasta. Angka dan uang selalu menjadi kesukaanku." Aku tertawa dan hampir menjatuhkan gelas yang kupegang. Wow. Rasanya aneh tertawa seperti ini setelah apa yang kulalui. "Omong-omong, apa kabar Mr. Downey?"

Tubuhku menegang. Aku tidak menyangka akan mendengar namanya setelah tiga minggu yang berat ini. Well, dia pun tidak membuang waktunya untuk menghubungiku.

"Aku yakin dia baik-baik saja."

"Aku selalu menjadi penggemar berat ayahmu. Berapa usianya? 30 tahun?" Preston tertawa.

"35 tahun," jawabku kaku.

"Well, aku yakin banyak wanita yang terjerat oleh karismanya."

Baik, sudah cukup membicarakan Robert untuk hari ini. Astaga. Menyebut namanya membuatku merasakan lubang kepedihan yang bertahan pada dadaku selama ini.

"Aku harus pergi. Senang bertemu denganmu, Preston." Aku memberinya pelukan singkat sebelum melenggang pergi.

Aku berjalan menuju podium kecil yang akan digunakan Emerald untuk menyambut para tamu nantinya. Sekarang masih pukul tiga sore, masih akan ada banyak waktu untuk menunggu semua orang.

Holy SinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang