[ENAM] 👑 STAY WITH YOU

21 8 1
                                    

"Gue ke kamar mandi dulu ya, lo mau ikut gak?" Tanya Chelsea kepada Sasa setelah pulang dari kantin.

"Gak deh, gue pengen langsung ke kelas. Gak apa-apakan?"

Chelsea tersenyum, lalu mencubit gemas hidung Sasa dan membuat Sasa mengomel. "Ish, sakit tau! Kuker dasar."

"Serah lo aja dah, gue ke kamar mandi dulu ya. Udah gak kuat."

Chelsea pergi menuju kamar mandi sedang Sasa pergi menuju kelas.

Chelsea berjalan memasuki bilik kamar mandi yang letaknya pojok sebelah kiri. Setelah selesai, Chelsea membuka pintu bilik kamar mandi dan mendapati Rara, Meika dan Virna kakak kelas yang paling ditakuti, yang saat ini sedang menatapnya tajam.

Chelsea mengerutkan dahinya dan ingin melenggang pergi. Namun segera ditahan oleh Meika.

"Apasih? Gak jelas banget hidup lo!" Chelsea menepis lengan Meika.

Rara tersenyum jahat. Pintu kamar mandi wanita tertutup kencang dan membuat Chelsea terlonjak kaget.

"Oh ini yang kemaren meluk Gevan." Sindir Rara.

Meluk Gevan? Sejak kapan anjai? Batin Chelsea.

"Haha ia, sok cantik banget ya. Masih juga cantikan kita." Timpal Meika.

"Pas pagi juga dianter Gevan." Tambah Virna dengan senyumnya yang sangat jahat.

Chelsea diam masih mendengarkan sindiran kakak kelas alaynya itu.

"Jawab dong kalo orang ngomong!" Titah Rara dan menjambak rambut Chelsea sangat kencang. Ketiga kakak kelasnya itu tertawa di telinga Chelsea.

Sudah cukup Chelsea diam saja. Jangan hanya karena mereka senior dan bebas untuk mem-bully junior. Chelsea paling benci dengan hal seperti ini.

Chelsea mencengkram lengan Rara sangat kuat membuat Rara meringis kesakitan dan melepas jambakannya.

Chelsea melihat telapak tangan Rara terdapat beberapa helai rambut milik Chelsea. Chelsea hendak menampar pipi Rara namun Meika menahannya.

"Berani banget lo sama kakak kelas!" Ucapnnya.

"Teris gue harus apa? Harus mohon-mohon buat jangan siksa gue? GITU!!?" Tanya Chelsea dan membuat ketiga kakak kelasnya itu kini tambah geram dengannya.

"Lo tuh gak usah kegatelan sama pacar gue!" Titah Rara.

"Gue kegatelan sama pacar lo? Pacar lo yang mana? Maaf ya gue gak serendah diri lo!" Jawab Chelsea dengan ucapan yang tidak kalah pedas dan bahkan hingga menusuk hati Rara dan ketiga temannya.

"Gevan! Gevan pacar gue!!"

"Gevan pacar lo? Gue gak salah denger? Kalo setahu gue nih ya bukannya lo ya yang kegatelan sama Gevan. Bahkan sampe ngejar-ngejar Gevan dan bikin diri lo keliatan hina!"

Rara sudah mengepalkan tangannya kuat. Rara tidak tahan mendengar ucapan Chelsea yang sangat pedas itu. Rara mengedipkan sebelah matanya lalu ketiga temannya itu mengangguk.

Meika dan Viran beralir mengambil ember yang berada tepat dibelakangnya. Meika dan Virna tersenyum miring.

Byurr.

Meika dan Viran menyemborkan air yang berda di ember yang isinya adalah air bekas pel setiap koridor. Chelsea mengelap air yang menetes di wajahnya sisa air pelan tadi.

"Gak usah macem-macem deh jadi adek kelas!" Ucap Virna

"Gue saranin ya, lo tuh jangan pernah deketin pacar gue atau nasib lo sama bakal kayak gin lagi!" Ancam Rara lalu mendorong bahu Chelsea dan membuat Chelsea terjatuh sehingga roknya sangat kotor.

Rara dan ketiga temannya tertawa lepas. Chelsea berusaha kuat, jika Chelsea lemah justru itu akan membuat ketiga kakak kelasnya itu akan makin senang. Rara dan ketiga temannya melangkah pergi.

Chelsea berusaha bangkit dengan berpegangan kepada dinding bilik kamar mandi.

"Terus gue harus apa sebagai adek kelas? Berlutut sama kakak kelas cabe kayak kalian? Haha sayang, gue gak akan pernah berlutut sama kakak kelas gila dan kegatelan kayak kalian!" Cibir Chelsea dan membuat Rara dan ketiga temannya menghentikan langkahnya lalu membalikan badannya dan berjalan mendekati Chelsea.

Plak.

Rara menampar pipi kanan Chelsea. Chelsea hanya tersenyum getir.

Dugh.

Chelsea menjedotkan kepala Rara kepada dinding tembok. Chelsea tidak akan pernah diam jika dirinya diperlakukan seperti ini.

Rara meringis kesakitan dan membuat air matanya jatuh.

"LEMAH!" Chelsea kembali mencibir Rara.

"MANA YANG KATANYA KAKAK KELAS BERKUASA DIATAS SEGALANYA? CUMAN KAYAK GINI AJA LO NANGIS!" Chelsea tersenyum mengejek.

Meika dan Virna sudah tidak taha melihat apa yang Chelsea lakukan kepada sahabatnya.

"LO BILANG KITA LEMAH! LO SALAH BESAR. KARENA LO SAMA KITA BAKAL KALAH JUMLAH!!" Virna mendorong Chelsea dan membuat Chelsea kembali terjatuh. Chelsea mencoba untuk bangkit meskipun terasa sangat sakit.

Virna mengintajak kaki Chelsea dengan sangat kencang. "Kenapa? Mau bangun? Ayo dong bangun! Bangun!! Kenapa gak bisa? Karena lo LEMAH!?" Virna menekankan pada kata lemah.

Kini saatnya Meika beraksi. "GAK USAH SOK KUAT KALO LO AJA TERNYATA LEMAH!!"

Meika menjambak rambut Chelsea dan menarik tubuh Chelsea dengan jambakannya. Meika menyelupkan kepala Chelsea kedalam ember sedang yang sudah diisi air.

Chelsea meronta-meronta dan mencoba untuk melawan, namun hasilnya nol karena tenaga Meika sangat kuat.

Meika mengeluarkan kepala Chelsea setalah itu.

Plak

Meika menampar pipi kiri Chelsea sangat kencang. Chelsea berusaha manahan tangisnya namun pipinya terasa memanas akibat tamparan dari Rara dan Meika.

Rara melangkah mendekati Chelsea. Rara membuka dua kancing baju seragam milik Chelsea sehingga terlihat sedikit pakaian dalam milik Chelsea.

Chelsea meneteskan air matanya. Rara kembali mendekat dan melayangkan tangannya diudara hendak kembali menampar Chelsea. Namun seseorang menahan lengan Rara dan membuat Rara menoleh terkejut.

Gevan. Gevan yang menahan lengan Rara. Rara menurunkan lengannya dan tersenyum manis kepada Gevan.

Gevan melepaskan tangannya dan berjalan mendekati Chelsea. Wajah Gevan memerah.

"SIAPA YANG NGELAKUIN INI!?" Tanya Gevan sangar. Rara menggeleng lalu mendekatkan dirinya kapada Gevan.

"Kita baru dateng udah ngeliat dia kayak gini!" Tunjuk Rara.

Gevan menghela napasnya. "LO PIKIR PAKE OTAK LO! MANA MUNGKIN DIA SENDIRI YANG NGELAKUIN INI!!" Gevan menunjuk kepala Rara dan membuat Rara mundur.

"Udah. Gue g-gak a-pa-a-pa k-kok." Nada suaranya terdengar sangat lemas. Gevan beralih mentap kancing seragam Chelsea yang terbuka. Napas Gevan memburu.

"Kenapa kancingnya kebuka?" Tanya Gevan melembut.

"Kamu masa gak tau sih, dia kan cabe-cabean jadi kancingnya sengaja dibuka."

"KENAPA KANCINGNYA KEBUKA!!?" Nada Gevan meninggi dan membuat Rara dan ketiga temannya bertambah takut.

"IA SAMA GUE LO PUAS KAN!?" Jawab Rara sembari berteriak dan meneteskan air matanya.

STAY WITH YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang