Back to NY

231 18 1
                                    

Sudah lebih dari seminggu Magcon Boys menghabiskan waktu di Indonesia, mereka telah melewati banyak rintangan dan cobaan yang pada akhirnya dapat mereka selesaikan.

Nash dan Cam sudah membaik, dibanding tiga hari yang lalu, dimana Nash baru selesai di operasi dan Cam baru siuman, hari ini mereka terlihat lebih bugar.

Sekarang, Magcon Boys sedang mengemasi barang barangnya di ruang kesehatan, walaupun rumah Markus sudah dibatasi police line, tetapi ruang kesehatan disitu masih beroperasi, dan Dokter Hyunji juga rencananya akan membuka klinik di rumah itu setelah sudah diperbolehkan oleh polisi dipakai lagi.

"Semua barang tidak ada yang terlewat? Pakaian, ponsel, paspor, visa, dan..." Shawn mengecilkan suaranya, "senjata?" lanjutnya.

"Semua sudah komplit!" seru kesembilan temannya. "Baiklah kalau begitu, kita tunggu go car nya datang," ujar Shawn dengan sesekali mengecek ponselnya yang ia pakai untuk mengorder dua go car.

Magcon Boys sangat beruntung mereka tidak perlu berurusan dengan polisi, karena selain Nash, Magcon Boys tidak memiliki izin untuk memakai senjata berapi.

Kesepuluh Magcon Boys itu menunggu go car mereka di tempat yang agak jauh dari markas Markus. Sebelumnya, mereka tak lupa mengucapkan terima kasih dan selamat tinggal pada Dokter Hyunji, CS, dan Martin.

Setelah menunggu selama 10 menit, akhirnya dua buah kijang innova datang di hadapan Magcon Boys, mereka dengan segera menaiki mobil itu, dan karena luka tembak Nash belum sembuh total, ia harus sangat berhati hati saat naik mobil.

"Oh ya, jangan lupa pakai perlengkapan penyamaran ya kawan, aku pikir orang orang akan dengan mudah mengenali kita, khususnya kau Shawn, dan Cam juga, orang orang sudah sangat mengenal kalian, jadi berhati hatilah," saran Matt dengan nada serius.

"Aye aye aye captain! Aku mendengarkan," jawab Shawn dan Cam bersamaan.

Sesampainya Magcon Boys di bandara Soekarno-Hatta, mereka langsung bergegas menaiki pesawat, walaupun harus menunggu 30 menit sebelum mereka benar benar bisa masuk ke dalam pesawat.

Dan tadi sempat ada seseorang yang mengetahui keberadaan Shawn dan Cam di bandara, padahal Magcon Boys sudah berusaha memakai pakaian sederhana dan alat penyamaran seperti topi dan kacamata, tetapi tetap saja ada yang mengenalinya.

Untunglah suasana bandara sedang ramai, jadi Magcon Boys dapat menghindari orang itu dengan mudah.

"Akhirnya masuk juga," kata JackJ melepas kepenatan setelah sempat berdesak desakan, "sekarang sedang musim kemarau Jack, jelas sekali kalau suhu di Indonesia diatas 30 derajat celcius," jawab Shawn yang termasuk sering bepergian ke Indonesia.

Pada waktu itu, waktu menunjukkan pukul 15.30, para anggota Magcon harus transit di Singapura dahulu sebelum langsung terbang ke New York.

Sekitar pukul 17.15 mereka sampai di Bandara Changi. Karena baru pukul setengah delapan nanti pesawat tujuan New York mereka berangkat, Magcon Boys akhirnya memutuskan untuk mencari makan malam dahulu di kios kios bandara itu.

"Aku harap penyamaran kita berhasil," ujar Shawn pelan, "ayo cari restoran yang sepi saja," saran Cam. Kesepuluh anggota Magcon akhirnya menemukan restoran yang menjual makanan seafood, restoran itu lumayan sepi dibanding restoran restoran lain.

Restoran itu memiliki pelayan dengan wajah khas asia timur, ia memiliki eyesmile yang manis, sifatnya pun ramah, ia selalu tersenyum sejak datang ke meja Magcon Boys untuk menanyai pesanan sampai kembalu lagi ke dapur.

"Dia cantik," celoteh Carter tiba tiba, "ah kau ini!" sahut Taylor tidak terima, "memangnya kenapa? Aku hanya memuji kecantikannya," Carter pun juga ikut tidak terima, "dia lebih cocok untuk ku tahu, masih cogan aku juga," jawab Taylor sambil menyipitkan matanya.

Only You - Shawn Mendes (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang