MUB-18
"Serius Lo gak mau bareng kita?" Tanya Tenten. Ia dan Lee sudah bersiap untuk pulang. Namun mereka tidak tega meninggalkan Sakura yang masih sibuk mencari keberadaan Sasuke.
Sakura menggeleng, "kalian berdua duluan aja gakpapa, gue gak enak sama Sasuke kalau pulang duluan." Sebenarnya Sakura tak enak karena sudah dibayar mahal, tidak etis jika ia bekerja hanya setengah-setengah.
"Apa kita tungguin aja sampai Sasuke ketemu?" Tawar Lee. Sebagai cowok Lee tak tega melihat Sakura sendirian di lobi hotel. Apalagi hari sudah semakin malam. Acara pesta sebentar lagi juga akan selesai.
"Santai.. kalian pulang aja duluan, gue gakpapa serius," kata Sakura sambil mamamerkan senyumnya. Seolah memberitahu kalau dirinya baik baik saja jika harus sendirian.
"Kalau ada apa-apa telfon gue Ra," kata Tenten. Sebenarnya ia juga ingin menemani Sakura, namun ia juga tak enak dengan Lee, karena pria itu rumahnya sangat jauh.
Sebelum meninggalkan Sakura, Lee melepas pakaian luarnya dan ia pakaikan ke bahu Sakura.
"Pakai ini Ra..di luar dingin," ujar Lee.
"Aa..makasih Lee," kata Sakura. Jadi orang baik banget sih Lee. Bikin lemah aja.
Setelah Tenten dan Lee berlalu, Sakura duduk sendirian di lobi hotel. Dia menghubungi Sasuke dengan berbagai cara. Dari bom chat sampai Miss call dan mengirim banyak voice note. Tapi memang dasar Sasuke dungu, tak ada satupun jawaban, chat pun tidak satupun yang dibaca.
"Sasuke kamprett!"
"Kemana sih dia?" Gerutunya emosi. Setidaknya jika ada apa apa bilang dulu, kenapa malah menghilang tiba tiba.
"Eh cantik..sendirian aja ih, Abang temenin yah," ujar seseorang yang tiba-tiba duduk di samping Sakura.
Sakura melirik ke arah orang itu dan seketika raut wajahnya berubah bete. "Lo lagi Lo lagi,"
"Kenapa Ra? kangen gue? bilang dong," kata Gaara sambil terkekeh.
Sakura membalasnya dengan tatapan sinis. Gaara malah semakin girang mendapat tatapan tajam dari Sakura. Bagi Gaara, marahnya Sakura itu imut.
"Udah dong jangan marah, gue tadi nyariin Lo, eh malah Lo'nya terdampar di sini kaya orang ilang."
"Emang ngapain nyariin gue?"
"Mau gue kenalin ke ortu lah..biar tahu wajah calon mantunya hehehe."
Sakura tak kaget. Dari jaman kuliah dulu, dirinya memang sering diajak Gaara main kerumahnya. Namun ia selalu berhasil menolak berkat bantuan Ino juga Tenten.
Sakura terlihat semakin mengeratkan jas pemberian Lee di tubuhnya karena malam semakin dingin.
"Lo gak pulang?"
"Gue masih nunggu temen."
"Emang temen Lo kemana?"
Sakura mengedikan bahunya.
"Yaelah..udah malem yuk gue anterin," tawar Gaara.
Sakura bimbang. Sebenarnya dia juga sudah merasa lelah. Matanya berat dan badannya pegal. Tapi kenapa Sasuke belum juga keluar batang hidungnya?
"Eii jawab dong mau gue anter apa enggak...apa mau nginep di hotel ini aja bareng' gue?"
Duagh
Sakura langsung menggetok kepala Gaara. Gaara mengaduh kesakitan.
"Sakit tahu, Ra." Gaara mengusap-usap kepalanya.
"Lagian sembarangan ngajak nginep-nginep."
"Yee Lo mah su'uzon mulu..maksud gue, gue pesenin dua kamar, satu buat gue satu buat Lo."
KAMU SEDANG MEMBACA
MY UNIVERSE BOS (PDF)
FanficSTATUS REPUBLISH (60 chapter tamat) Sakura kesal karena gaji bulanan yang biasanya ia terima belum juga masuk ke rekening. Ia terpaksa berbicara dengan bosnya-- seseorang yang belum pernah ia temui sebelumnya, untuk meminta kepastian. Sakura tak men...