Part 10

92 70 23
                                    

Ketika keajaiban terjadi berulang-ulang di luar dugaan terus-menerus, sesuatu yang jauh lebih aneh daripada sebelumnya pasti akan terjadi. Tempat seperti lapangan luas menjadi awal perjalanan penuh dengan teka-teki, planet aneh seperti di atas langit, dan saat ini aku kembali dipindahkan dari tempat satu ke tempat lainnya.

Lubang penuh dengan cahaya yang aku masuki ternyata telah membawaku ke tempat berbeda lagi. Dengan keadaan terbaring pasrah, tubuhku terasa remuk karena mendarat di permukaan yang tidak terlalu mulus.

Ketika kedua mataku terbuka perlahan, cahaya khas matahari untuk pertama kalinya benar-benar menghangatkan tubuhku. Awan biru muda kini terhias jelas di atas sana dan membuatku hampir memekik kegirangan.

Aku sempat berpikir bahwa mungkin saja kini aku telah kembali ke dunia nyataku sebelumnya. Dunia yang penuh dengan makanan, tempat tidur empuk, dan juga berbagai fasilitas lainnya yang biasa aku nikmati. Sungguh ... aku sangat merasa bahagia jika itu memang kenyataannya.

Kedua tanganku bergerak untuk meraba permukaan sekitar, dan ketika mataku melihat apa yang kini tengah aku tiduri, saat itu juga teriakan histerisku keluar tanpa aba-aba. Rumput berwarna hijau segar yang tidak terlalu tinggi benar-benar membuatku yakin bahwa pasti ada kehidupan manusia normal di tempat ini.

Tidak ingin terus berlama-lama, akhirnya aku segera bangkit dari baringku dan sedikit membereskan jubah putihku ketika berdiri. Baju ini ... aku masih penasaran kenapa aku bisa mengenakannya sampai sekarang. Siapa yang menggantikan baju ini padaku dan yang lainnya? Apa langsung terpakai dengan sendirinya? Bukankah itu ajaib? Oh ... bahkan semuanya memang harus disebut ajaib saat ini.

Dengan senyum yang masih menghias indah di kedua belah bibirku, kedua mata ini dengan tergesa bergerak liar untuk melihat keadaan sekitar.

Apartemen mewah, tempat makanan enak, kasur empuk, sekolah, aku tak menemukan bangunan itu satupun di sini. Memang ada bangunan dengan jumlah yang cukup banyak, tapi ... apa yang aku lihat saat ini masih bisa disebut bangunan? Lagi-lagi bahkan semuanya terlihat sangat aneh.

Bintang, ya, untuk kesekian kalinya semua berhubungan dengan bintang. Bangunan yang aku lihat saat ini benar-benar seperti miniatur bintang dengan ukuran besar. Lebih anehnya lagi, bangunan itu mengapung dan tak berada tepat di atas tanah yang aku pijak saat ini.

Oh, seaneh ini semuanya? Di bagian tengah bangunan cukup besar itu terdapat pintu dengan bentuk dan ukuran yang berbeda-beda. Bintangnya pun terbuat dari bahan yang beragam, aku lihat ada yang berwarna keemasan, hijau, hitam, coklat, dan berbagai warna lainnya. Semua bangunan itu mempunyai daya tariknya tersendiri.

Tunggu! Tapi kenapa di sini tak ada penghuninya? Apa mereka semua masih tertidur di dalam bintang itu? Ah ... bahkan kini hari sudah pagi, untuk apa mereka masih tertidur? Eum ... pagi? Oh entahlah, aku bahkan tak tahu ini pagi atau bahkan sudah siang.

Bintang berwarna coklat yang membuatku lapar karena takut coklat itu meleleh tanpa terduga, pintunya terbuka secara perlahan dan membuatku dengan betah memandanginya. Manusia? Yang kini berdiri di ambang pintu bangunan bintang itu adalah manusia? Ya Tuhan ... terima kasih.

"Awas!" Suaraku tanpa terduga keluar begitu keras ketika manusia cantik dari bangunan bintang itu melompat dari atas sana.

Bagaimana bisa manusia biasa dengan berani melompat dari bangunan yang cukup tinggi? Terlebih lagi itu adalah seorang gadis. Tapi mataku langsung terbelalak ketika gadis cantik dengan rambut panjang menjuntai, baju jubah berwarna coklat bermotif percis seperti kue tar, dan kakinya yang jenjang mendarat mulus di permukaan tanah penuh dengan rumput berwarna hijau segar.

"Wuaa ... hebat!" gumamku ketika melihat gadis itu merenggangkan kedua otot lengannya.

"Hei, kau!"

Star of LuckTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang