Rinaya Maureen Adinaya
Sebelum kenaikan kelas, dulu aku mempunyai rencana bersama Kirana, rencana untuk kita sebangku dikelas 8 nanti jika memang kita dipertemukan lagi dikelas yang sama.
Memang benar, sekarang kita dipertemukan kembali dikelas yang sama. Akan tetapi hal itu tidak diketahui oleh Vania, hanya Aku dan Kirana yang mengetahui itu.
Namun, rencana kita tak terkabul karena Putri ingin duduk bersama dengan Kirana. Aku yang mendengar itu tidak apa-apa bila memang Putri ingin duduk bersama Kirana. Otomatis aku duduk bersama Vania lagi, tak apa aku tak pernah menganggap itu adalah masalah. Aku menjalaninya dengan biasa saja.
Tapi aku dan Vania masih terus bersama, suatu hari dia mengajakku untuk melihat orang yang disukainya. Namun, aku menolak itu. Karena aku tak suka bila harus ngeceng anak laki-laki.
"Rin, ikut aku yuk!" ajak Vania padaku
"Kemana?" tanyaku
"Hhehe, pengen ngeceng si doi" jawab Vania cengengesan
Akan tetapi aku menanggapinya dengan serius
"Gak mau ah, sok kamu aja" jawabku datar
Sebenarnya gedung kami terpisah dengan gedung kelas perempuan lainnya, digedung ini perempuan hanya duapuluh orang yaitu dikelas 8A saja, selebihnya adalah laki-laki.
Hal itu, membuat perempuan dikelas 8A seperti diuji kesabarannya, diuji agar tidak tergiur oleh laki-laki, apalagi seluruh laki-laki ada di gedung ini, jelas ada yang ganteng dong. Hhahaha (just kidding, yang ngucapin kalimat ini Author, maaf buat pemeran Rinaya😅😅)
Mungkin saja waktu itu Vania kesal padaku karena aku tak mau diajak untuk melihat orang yang ia suka, hingga akhirnya hal itu membuat kami jauh. Namun aku tak pernah merasa bahwa aku dan Vania sudah mulai jauh.
Perlahan aku dan Karinalah yang semakin dekat, dekat dalam artian sebatas sebangku dan teman ngobrol saja, selebihnya tidak.
Tentang Vania, beberapa hari setelah penolakanku padanya untuk tidak lagi mengajakku ngeceng laki-laki, dia mulai menjauh dan bergaul dengan anak-anak kelas 8B, dia jarang bergaul dengan kelas 8A. Pada saat istirahat dia tidak akan berada dikelas seperti yang lainnya, melainkan ia berbaur dengan kelas 8B, dan Vania akan kembali ke kelas setelah bel masuk berbunyi.
***
Adibah Asilah (Author)
Aku, Devi, Karina dan Rinaya satu kelompok dalam tugas bahasa indonesia, bukan hanya kali ini melainkan disetiap pelajaran bahasa indonesia kami sering satu kelompok. Dulu tak ada Karina melainkan Vania yang selalu sekelompok dengan kami, tapi saat itu Rinaya meminta agar dirinya sebangku dengan Karina, entah apa alasan yang jelasnya. Yang penting adalah Rinaya yang menginginkannya, itulah yang aku tahu.
"Dib, tolong tanyain dong ke Rinaya soal yang ini.. Aku kurang ngerti" kata Devi padaku
"Gak ah, kamu aja we. Kan kamu yang gak ngerti." jawabku
"Emang kamu udah?" tanya Devi
"Udah, cuma gak tau bener gak tau salah. Mendingan kamu tanyain terus kalo udah dijawab kasih tau aku kalo aku salah" jelasku
"Tapi aku tuh takut" bisiknya padaku.
Rinaya tidak menyeramkan. Namun, sikap tegasnya membuat banyak orang segan padanya. Dia juga pemberani, berani mengatakan apa yang ia pikirkan secara langsung, dan terkadang hal itu membuat orang sakit hati. Tapi dari sudut pandang yang aku ambil, dia tipe orang yang cuek yang cenderung tidak memikirkan oranglain. Entahlah, itu hanyalah sudut pandangku dan aku tidak tau benar seperti apa sebenarnya sifat Rinaya karena aku tak dekat dengannya.
"Gak akan gigit" jawabku sambil tertawa
"Yaudah deh aku tanyain, kalo aku digigit kamu tanggung jawab ya" katanya nyengir
"Iya" jawabku.
Selalu saja begitu, Devi selalu menyuruhku untuk menanyakan tentang suatu soal pada Rinaya, namun dengan jawaban yang sama aku tak mau menanyakan apapun tentang soal kepada Rinaya. Ingin tau alesannya? Ya, karena aku selalu memperhatikan Karina apabila dia bertanya pada Rinaya. Ada rasa tak nyaman bila ia terus ditanya oleh oranglain. Aku tau itu dan aku gak mau dicap pengganggu oranglain.
Aku tak pernah mengatakan itu kepada Devi maupun oranglain, karena jika aku mengatakannya dan ternyata apa yang aku katakan adalah salah? Bisa-bisa aku dipanggil tukang fitnah. Ogah dehh.
"Gimana?" tanyaku
"Iya, kamu udah bener. Cuma aku mah mau dipanjangin ah biar gak terlalu sama" jelas devi
"Oh, oke" jawabku
Devi mengerjakan soalnya dengan serius sedangkan aku sudah selesai untuk tugas individu dan kelompok telah kami kerjakan bersama-sama sebelum tugas individu dikerjakan.
Satu lagi yang aku perhatikan, Rinaya dan Vania semakin jauh. Bukan hanya aku yang menyadarinya melainkan Devi juga. Entahlah
Gimana Rinaya?? Sorry kalo salah sama yang udah diceritain, soalnya pas kamu cerita masih ada yang lupa-lupa yaudah aku bikin kayak gitu..😅
Kadang ngakak kalo deskripsi sifat kamu Rin Hhahaha😂😅
Terus baca yaa jangan lupa vomentnya juga😇
KAMU SEDANG MEMBACA
Unexpected Friendship
No FicciónSebuah luka dalam hati, pahitnya perjuangan, dan kesabaran membuat mereka berdua saling menutup diri untuk memiliki sahabat. Mereka lelah untuk terus memperjuangkan sesuatu yang sia-sia. Tapi dibalik semua itu Allah mempunyai rencana yang begitu ind...