tiga

27 11 6
                                    

Terus cantum kan aku dalam do'a mu
Begitu pun aku akan terus menyebutmu dalam do'a ku
Hingga nanti do'a mu dan do'a ku
Akan Di satukan dalam ikatan yang halal

***

Malam ini ngaji kitab ba'da isya' berakhir lebih cepat, karna pak yai menugaskan murid murid untuk membantu menyalin nilai rapor sekolah.
Selain guru ngaji di pondok, beliau juga mengajar dan menjadi wali kelas di salah satu sekolah MI atau setara dengan SD.

Pak yai merasa lelah dan memilih pulang, kami murid murid yang tidak terlalu banyak, hanya tinggal enam orang termasuk putri kembar pak yai, tetap melanjutkan tugas menulis rapor.

,,,,

Setelah memastikan pak yai sudah pulang kerumah, aku menyerahkan buku yang berisi curahan hatiku kepada Firokha.

"Kok buku nya dua?"tanya Firokha bingung.

"Iya, yang pink baru, kamu pegang ya, kamu tulis selama aku ada di pondok, aku udah nulis satu halaman di depan.
Yang ijo kamu lanjutin nulis, dua hari lagi kamu kasih ke aku sebelum aku berangkat ke pondok, jadi kita sama sama pegang." jelas Afnan sambil menunjukan masing masing buku di tanganya.

"Iya ya, dua hari lagi kamu berangkat ke pondok," kata Firokha smbil tersenyum, tapi aku tahu ada rasa sedih di sana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Iya ya, dua hari lagi kamu berangkat ke pondok," kata Firokha smbil tersenyum, tapi aku tahu ada rasa sedih di sana.

"Jangan deket deket wooyy!! dosa," canda Latif , dia bilang jangan dekat dekat padahal jarak Firokha dan Afnan lebih dari satu meter, apa kabar dia yang hanya di batasi meja dengan tumpukan rapor diatas nya.
"jangan lama lama juga liatnya! nanti jadi zinah mata loh," lanjut Latif sambil melanjutkan menulis rapor. Sontak Afnan dan Firokha yang tak sadar saling berpandangan langsung memalingkan pandangan dan saling tersenyum malu.

"Uhuk..uhuk!!"

Terdengar dari luar suara batuk kecil dari pak yai sontak kita langsung bergerak mencari posisi dalam zona aman.

"Sudah selesai?"tanya pak yai.

"Sedikit lagi pak,"jawab Latif.

"Ooh ya udah ini cemilan buat kalian biar gak ngantuk."kata Pak Yai sambil meletak kan gorengan di atas meja kecil lalu kembali pulang.

"Huuufft,, hampir saja." gumam Afnan sambil mengusap dahi.

Aku tidak membenarkan apa yang ku lakukan saat itu, entah apa hukumnya untuk apa yang kita jalani, saat itu aku hanya remaja yang masih egois dan terlalu dikuasai hati.

""";""

Pagi ini Afnan ke rumah pak yai untuk pamit menimba ilmu di pondok pesantren.
Namun saat ia sampai disana pak yai dan bu nyai sedang keluar, jadi ia hanya bertemu dengan Farikha Firokha dan kedua adik nya, Nasikhatul malikha yang sering ia panggil ning nungma atau hanya ning nung yang baru kelas vll MTs, dan adik laki laki mereka Ja'far Shadiq yang baru kelas lll MI.

Afnan memberi buku cerita Sa'ad bin abi waqosh panglima yang gagah karya Abu Sofi. Ya, anggap saja sebagai salam perpisahan.
Afnan memberikan buku cerita karena ia tahu Ning Nungma suka membaca cerita dan Ja'far suka mendengar cerita.

Afnan memberikan buku cerita karena ia tahu Ning Nungma suka membaca cerita dan Ja'far suka mendengar cerita

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Belajar yang rajin ya,,,dan do'akan kakak biar berkah disana," ucap Afnan dengan lembut.

"Siap bos!!" jawab Ning Nung riang
Firokha hanya senyum melihat nya.

"Ini bukunya," kata Firokha sambil memberikan buku cinta mereka.

"Iya, aku pamit ya." kata Afnan tersenyum.

"Iya, semangat ya hafalannya biar cepet lulus." balas Firokha sambil tersenyum

"Siap bos!" balas Afnan meniru gaya ning nungma.

Selang beberapa saat akhirnya pak yai dan bu nyai pulang, langsung Afnan menyalami pak yai dan membicarakan maksud kedatangan nya.

Setelah selesai berbincang bincang dan mendapat bayak petuah dari pak yai dan bu nyai, afnan pun pamit dan menyalami pak yai.

Tak lama setelah itu ia segera berangkat ke pondok.

"";"""

Setelah menempuh perjalanan sekitar tiga jam, akhirnya Afnan sampai di pondok.
Afnan yang ditemani ayah, ibu dan dua kakaknya memasuki area pesantren sambil membawa beberapa tentengan yang berisi keperluan Afnan selama di pondok.
Setelah menyelesaikan administrasi, keluarga afnan mengantar Afnan menuju kamarnya.
Sesampainya di halaman gedung kamar santri, Afnan memandang penuh gedung dan sekitarnya.
Ia merasakan hidup yang baru.
Gedung berlantai tiga berwarna hijau terlihat damai berhias pohon pohon kecil di depan gedung.
Terlihat beberapa santri berbincang sambil bersandar di pagar
Disana juga terlihat selimut merah yang di jemur di pagar lantai dua.

Terlihat beberapa santri berbincang sambil bersandar di pagarDisana juga terlihat selimut merah yang di jemur di pagar lantai dua

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Terasa damai, tenang dan tentram kan hati.

Dan tanpa kusadari disitu lah cerita ku mulai terukir.

****

Buat readers yang pernah mondok, atau sedang mondok.
kalau ada penggambaranku yang kurang sependapat boleh ngasih aq masukan
Aku Masih butuh saran kritik masukan atau koreksi
Terimakasih
Selamat membaca
#vote me

Semoga yang nge vote⭐ masuk syurga😊
Aamiinn

Dijodohin TuhanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang