Aku terbangun karna sakit di perutku sepertinya kambuh. Aku membuka mataku lalu melihat Ong sedang tertidur disamping tanganku.
Aku bergerak perlahan agar Ong tidak terbangun. Setelah berhasil bangkit dari tempat tidur aku keluar untuk mencari obat pereda sakit.
Aku melihat Minhyun sedang duduk di ruang makan.
"Alea" sapa Minhyun.
"Memerlukan sesuatu ?" tanya Minhyun lagi.
"Perutku masih sakit. Aki ingin mencari obatnya" jawabku.
Minhyun berdiri lalu membawaku ke sofa di ruang tengah.
"Duduklah. Aku akan mengambilnya" kata Minhyun lalu di pergi mengambil obat itu serta air hangat.
Dia memberikannya padaku dan langsung aku minum.
Minhyun duduk di sampingku.
"Maaf" katanya.
Aku menoleh tak paham maksud perkataan Minhyun.
"Maaf tadi aku tidak bisa melindungimu" sambung Minhyun lagi.
Sekarang aku paham maksud Minhyun.
"Tidak apa-apa itu kesalahnku juga" jawabku.
Minhyun merasa bersalah karna gagal menjagaku sampai aku sakit seperti ini. Seketika wajahnya langsung berubah.
"Aku baik-baik saja" jawabku sambil memegang tangan Minhyun dan tersenyum kepadanya.
Minhyun mengangguk dan membalas senyumku.
"Apa kamu mau menonton ?" tanya ku.
"Ada film yang belum aku tonton. Kamu mau menontonnya ?" tanya Minhyun.
Aku mengangguk dan kami pun mulai menonton.
Di tengah film aku mulai mengantuk setiap lima menit aku menguap dan mataku rasanya sudah berat sekali dan berair.
Minhyun melihatku sambil tersenyum. Aku menutup mataku dan tertidur. Kepalaku hampir saja jatuh tapi Minhyun dengan cepat menangkapnya lalu memberikan bahunya untuk tempat sandaranku.
Aku tertidur begitu nyenyak tanpa sadar atas perlakukan Minhyun. Minhyun membenarkan posisi tidurku lalu pergi mengambil selimut.
Minhyun datang lalu menyelimutiku dan memberikan pahanya sebagai bantalku.
Minhyun menghabiskan filmnya dan mulai mengantuk lalu menutup matanya.
Kami tertidur dengan pulas tanpa ada yang mengganggu.
Waktu sudah menunjukan pukul 2 pagi. Ong terbangun dan mencariku.
Dia keluar dan mendapati aku sudah tidur di pangkuan Minhyun. Dia kembali masuk ke kamarnya dan menutup rapat pintu kamarnya.
~
Pagi hari sudah menyambut kami. Aku masih tertidur di ruang tengah.
"Ohaaa" teriak Woojin terkejut melihat aku dan Minhyun masih tertidur.
KAMU SEDANG MEMBACA
Wanna One - Boomerang (Revisi)
FanfictionKehidupan Ku berubah saat aku menerima tawaran menjadi manager dari Wanna One. Bayangkan saja menjadi manager dari boyband yang setiap satu jam selalu di bicarakan. Semua terasa seperti mimpi dan aku berharap kalau aku tidak akan pernah terbangun a...