o0o
Sakura membuang muka ketika netra hijaunya menangkap sepasang kekasih sedang berciuman penuh napsu di belakang gedung sekolah. Mendengus kasar, mulutnya berceloteh, "Dasar kelebihan hormon!"
Kaki rampingnya melangkah cepat disertai hentakan kesal, mood pagi hancur seketika karena mereka. Lain kali dia akan menyuruh anak laki-laki untuk membuang sampah. Sayang, mata polosnya ini ternodai.
Ino menghentikan kegiatannya ketika melihat wajah suram Sakura saat memasuki kelas, "Ada apa denganmu?" tanyanya setelah Sakura telah mendudukan bokongnya di kursi sebelah.
Sembari mengeluarkan buku sejarah dari tasnya, Sakura menjawab dengan nada ilfeel, "Aku melihat Shion dan Nagato berciuman di belakang sekolah. Menjijikan sekali," ucapnya kasar.
Gadis pirang itu tertawa. Memasukan kembali alat make upnya ke dalam tas, Ino menepuk pundak Sakura, "Itu wajar, Sakura. Namanya juga remaja."
Emerald lebar Sakura menyipit tak terima sejenak sebelum akhirnya kembali normal saat dengan angkuhnya dia menjawab, "Aku tidak."
Ino mengetuk dagunya, berpikir keras. Senyuman mengembang saat ia mendapatkan jawabannya, "Mungkin karena kau tidak normal!" serunya.
Geplakan dari buku setebal 356 halaman menghantam kepala si pirang. Ino kalau berbicara memang asal jeplak, tidak pakai otak. "Enak saja!" jawab Sakura kesal.
Untung sahabat, batin Ino sembari mengelus belakang kepalanya, "Begini ya, Sakura-ku sayang. Kita itu sudah di tahun terakhir SMA. Puncaknya pubertas. Mustahil jika belum mengenal cinta. Sedangkan kau? Tertarik dengan pria pun tidak." Ino tertawa mengejek membuat wajah Sakura memerah antara malu atau marah.
"Sok tahu!"
"Well, kalau kau lupa, kita telah bersahabat sejak kecil. Kau selalu ada di bawah ketiakku. Apa yang tidak aku tahu tentangmu hm?"
"Ish, terserahlah," jawab Sakura sebal. Kalau sudah seperti ini artinya gadis itu telah mengibarkan bendera putih. Ino hanya terkekeh geli menanggapinya.
**
Tampang teramat bosan Ino tunjukan kala melihat teman sekamarnya asik dengan dunianya sendiri. Dengan kacamata yang bertengger di hidung, Sakura masih setia membaca buku yang menurut Ino lebih cocok dijadikan bantal. Ia heran mengapa Sakura bisa adiktif pada buku sampai tidak di sekolah maupun di rumah, selalu kumpulan kertas itu yang dia pegang.Tak tahan melihatnya, gadis pirang itu merebut benda kesayangan si Haruno. Sakura baru saja akan marah, tapi Ino segera menyahut, "Hidupmu terlalu datar, Sakura. Yang di otakmu hanya belajar dan belajar. Aku heran kenapa otakmu itu tidak meledak," Ino bersedekap. "Maka dari itu, sebagai teman yang baik, aku akan membuatnya lebih berwarna!" gadis ponytail itu tersenyum lebar sambil menaik-turunkan alisnya.
Sakura tidak menjawab, dia hanya mengambil kembali bukunya dari tangan Ino. Ucapan sang teman hanya ia anggap angin lalu. Sampai gemas sendiri si pirang dibuatnya.
"Ih, ayolah, Jidat!" Ino mengguncang tubuh si merah jambu sampai kacamata yang dipakainya terlepas. Ino sangat butuh perhatian.
Merasa tidak tahan dengan tingkah temannya, Sakura meletakan bukunya di kasur, kasar. Matanya memincing tajam, menatap Ino yang kini tengah tersenyum penuh kemenangan, "Apa maumu, huh?"
"Melihatmu berkencan, tentu saja." Ino menyeringai, sedangkan emerald itu membulat lebar.
"Kau gila?!"
KAMU SEDANG MEMBACA
What is Love?
Fanfiction[O N E S H O T - S S S] "What's love? What love likes feel? How it could be as sweet as candy? How it's like flying in the sky? I wanna know." ★★ Rate®T+ Genre: Teen-Romance Copyright©2018 by KarinaHimalaya87 Completed ✔️[3 Juni 2018]