Hoseok berusaha memejamkan matanya, sudah tiga malam ini dia tidak bisa tidur. Rasa nyeri ditubuhnya sudah tidak begitu terasa, Changkyun dan Kihyun yang mengobati dan merawatnya.
Pikirannya melayang ke kejadian tiga hari yang lalu. Saat akhirnya dia dipapah Kihyun dan Changkyun masuk ke kamarnya kembali. Tubuhnya penuh luka lebam karena pelukan Hyungwon yang terlalu kuat.
Terakhir dilihatnya Hyungwon yang sedang dibantu oleh Minhyuk memulihkan tubuhnya.
Jujur, Hoseok khawatir dengan Hyungwon, dirinya sudah bisa berjalan-jalan sekeliling kamarnya. Tapi sejak malam itu dia belum melihat Hyungwon. Sarapan pun hanya Kihyun yang mengantarkannya ke kamar.
"Kihyun ssi, bagaimana keadaan Hyungwon" tanyanya tadi pagi saat Kihyun mengantarkan sarapan untuknya.
" Dia hanya perlu memulihkan tubuhnya, besok dia akan pulih kembali. Percayalah" Hoseok merasa beruntung mengenal Kihyun, dia sangat baik padanya.
Hoseok duduk diatas ranjang memeluk kedua lututnya, menenggelamkan wajahnya disana.
Pintu kamarnya perlahan terbuka, seseorang diluar sana nampak berhati-hati agar tidak mengganggu Hoseok.
"Kukira kau sudah tidur" suara itu! Hoseok menoleh ke sumber suara itu.
"Hyungwon ssi" Hoseok memanggilnya.
"Bisakah jangan terlalu formal, aku geli mendengarnya" Hyungwon tersenyum, Hoseok baru pertama kali ini melihat senyum Hyungwon.
Hyungwon mendekatinya, duduk di tepi tempat tidurnya. Sekilas bayangan 3 hari yang lalu berkelebat dikepalanya, Hoseok memalingkan wajahnya, pipinya terasa panas.
"Kenapa? Masih sakit?" Hyungwon melihat Hoseok khawatir
"Apa perlu aku panggilkan Changkyun?" Hyungwon hendak bangkit berdiri, tapi tangannya ditahan oleh Hoseok.
"Aku baik-baik saja"
"Kau yakin?" Hoseok menggangguk.
"Aku... minta maaf. Seharusnya kau tidak perlu melihatku yang seperti itu. Aku bisa saja membahayakanmu, dan ternyata memang aku melukaimu. Maafkan aku" Hyungwon menatap Hoseok dalam.
"Tidak ada yang perlu dimaafkan, yang penting kau baik-baik saja" baru pertama kalinya Hoseok melihat Hyungwon dalam jarak sedekat ini. Garis rahangnya yang tegas, mata coklatnya yang meneduhkan Hoseok, pandangannya perlahan menuju bibir Hyungwon. Orang pertama yang menyentuh bibirnya.
Hyungwon membelai lembut tanda lahir Hoseok, pandangannya terfokus pada bibir penuh Hoseok, bibirnya mendekat perlahan. Hoseok memejamkan matanya, Bibir lembut Hyungwon melumat perlahan bibir Hoseok.
"Umhh" lengguhan Hoseok terlepas, dia memiringkan sedikit kepalanya, membiarkan Hyungwon menjelajah bibirnya. Lumatan lembut itu perlahan berganti menyesap bibir atas dan bawahnya bergantian.
Hoseok menikmati ciuman Hyungwon, kedua tangannya menangkup pipi Hyungwon. Ciumannya bagaikan sebuah candu, membuat Hoseok menginginkannya lagi. Hyungwon memeluk pinggang Hoseok, mendekatkan mereka berdua. Hoseok mulai membalas ciuman Hyungwon, melakukan hal yang sama seperti yang dilakukan Hyungwon.
Sayang, ciuman itu harus berakhir, nafasnya tidak bisa diajak bekerja sama. Hoseok mengambil nafas dalam-dalam.
.
.
.
Hyungwon duduk termanggu di sofa kamarnya. ketiga sahabatnya masuk kamarnya beriringan."Sepertinya ada yang senang?"goda Kihyun.
"Asal kalian jangan mengumbar cinta kemana-mana hyung. Aku bisa muntah" Changkyun, duduk disebelah Hyungwon, tangannya terlipat diatas dadanya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Unmei No Akai Ito (Benang Merah Takdir)
FanficKonon, dijari kelingking setiap orang terhubung benang merah takdir yang menghubungkannya dengan cinta sejatinya. Bagaimanapun dan dalam keadaan apapun benang itu tidak akan terputus, sekalipun terpisah jarak yang jauh, maupun melewati dimensi ruang...