Ruangan gelap yang lembab, dan hanya dibias sebuah cahaya dari lampu gantung yang sedikit redup. Dinding disekeliling terlihat usang, dan tak berwarna. Ruangan ini bahkan terlihat lebih menakutkan dari pada rumah berhantu.
Taehyung, pemuda itu kini sedang duduk sendirian didalam ruangan ini. Dengan satu kursi lain dihadapannya dan meja lebar yang diatasnya sudah berserakan foto foto dirinya beserta ketiga temannya yang lain ㅡjungkook, lisa, dan jisooㅡ.
Pemuda berusia 19 tahun itu tidak bias berbuat apapun. Ia ketakutan. Tubuhnya terus gemetar hebat sejak ia diseret paksa oleh dua orang polisi tadi.
Ia menangis dalam diam. Ingin rasanya ia berteriak meminta perlindungan. Tapi jelas percuma. Tak ada yang bias membantu. Bahkan orang tuanya sekali pun kini hanya bias ikut menangis diluar, tepat didepan ruangan ini.Masih kalut dalam ketakutannya, tiba tiba pintu baja yang ada disebelah kaca besar diruangan itu terbuka. Dan disusul masuknya seorang lelaki tinggi familiar yang mengenakan sebuah kaos polos berwarna abu abu dengan secangkir kopi digenggamnya. Ia menatap datar taehyung yang hanya bias menunduk.
Pria bernametag seok jin itu menghampiri taehyung dan duduk dikursi yang ada dihadapannya. Dengan kaki yang dilipat ia meniup kopinya seraya masih memperhatikan taehyung lamat.
Diseruputnya kopi itu, kemudian meletakan gelasnya diatas meja. Jin mengalihkan pandangannya pada foto foto itu, kemudian meraih sebuah berkas berisi informasi tentang taehyung yang sudah ia kumpulkan dalam beberapa hari terakhir.
"kim taehyung, 19 tahun. Akhirnya kita bertemu juga disini" jin melirik taehyung, namun tentu saja taehyung masih menundukkan kepalanya takut. "apa kau tidak kasihan pada ibumu huh? Diusiamu saat ini seharusnya kau belajar untuk ujian masuk perguruan tinggi dan membanggakan ibumu. dasar anak nakal" oceh jin seraya melempar kasar berkas itu keatas meja.
"hei. Angkat kepalamu" perintahnya, namun tak digubsir oleh taehyung. "hei bodoh! Kau tuli?! Angkat kepalamu dan tatap orang yang sedang bicara padamu ini!"
Dengan takut taehyung mengangkat kepalanya menatap seokjin. "k-keluarkan aku d-dan teman temanku" ucapnya pelan dan bergetar, nyaris seperti bisikan. Ia bahkan tak berani untuk bicara lantang pada jin.
Jin tertawa sambil mengernyitkan dahi menatap taehyung. "kau bilang apa? Coba bicara lebih keras"
"l-lep-paskan k-kami" ucapnya lagi, kali ini dengan suara yang lebih besar. Namun tetap terdengar tercekat.
"cih, kau ingin bebas?". Taehyung segera mengangguk dengan wajah memohon. Namun ia segera terlonjak ketika tiba tiba seokjin berdiri dan malah merengut leher bajunya dan sedikit menariknya membuat taehyung terangkat. "kau fikir kau bias keluar begitu saja setelah melakukan kejahatan ini huh?!"
Taehyung kembali gemetar. Ia memalingkan pandangannya dari seokjin yang kini menatapnya tajam. "t-tapi kami tidak melakukan apapun. Kami dituduh"
Jin tertawa remeh lalu melepaskan cengkramannya dan mendorong taehyung untuk kembali duduk. Jin pun turut mendudukkan dirinya kembali kemudian meraih salah satu foto dimana taehyung, jisoo, jungkook dan lisa baru saja datang dan memasuki bandara dengan tas hitam digenggaman jungkook. Foto itu didapat dari hasil rekaman cctv bandara.
KAMU SEDANG MEMBACA
RUNAWAY➖BTS✖BP [SMUT]✔
Teen Fiction[content 21+] Berawal dari rencana perjalanan yang berakhir menjadi sebuah pelarian demi bertahan dari kejaran polisi.