Prolog

17 3 0
                                    

     "Aku tidak peduli apa kata orang tentangku. Banyak yang bilang kalau aku jomblo abadi. Hahaha... ya tapi menurutku itu adalah hal normal bagiku. Toh aku masih remaja, masa-masanya bahagia, bukan masa-masanya yang disibukkan dengan hal kegalauan karena cinta. Yah bukan berarti aku menyindir, tetapi itu karena pendapat ku sendiri."

     Lae yang sedang duduk di sebuah kursi di dalam kafe kembali menyeruput Thai Coffee-nya.

     "Lalu apa kamu gak ada rasa suka sama seseorang atau mencintai nya??" Tanya tante-nya yang duduk di hadapannya.

     "Ada sih. Ada kalau sekarang. Ya dari dulu memang sebenarnya ada. Tapi kalau sekarang aku hanya bisa menyukainya saja. Soal mencintai.... aku tidak mencintainya. Hanya sekedar mengagumi nya aja," ucap Lae dengan logat yang sangat santai. Tantenya, Kay, tersenyum ke arah keponakan nya itu.

     "Tapi tante denger, kamu dulu punya pacar tuh."

Lae terdiam.

     "Ya memang. Tapi itu dulu te...sekarang Lae sudah enggak. Lae sekarang tidak mau pacaran."

     "Oh tante kira, kamu masih nungguin mantan kamu itu," Kay tertawa sedangkan Mas memutar bola mata nya malas.

     "Mantan apalah! Dia jadi playboy gitu ngapain Lae tunggu."

     "Terus gimana di sekolah baru mu? Ada cogan gak?" Tanya Kay dengan tatapan genit.

     "Apaan?? Hahaha cogan?? Cogan tee?? Hahahahaha!!" Lae tertawa dengan lepas entah apa maksudnya dia itu. Namun dia kemudian terdiam sejenak.

     "Ada. Tapi sadis!!!" Jawab Lae.
     "Tatapan nya tajam setajam silet! Kalau ngomong tanpa ekspresi! Kadang sinisss banget!" Lanjut Lae dengan mata nya yang lebar dan kemudian menutup wajahnya.

     "Palingan kamu sendiri yang sadis!" Ucap Kay.

     "Ya enggak lah! Lae kan ramah! Hahaha..kalau deket... kalau enggak ya gatau," jawab Lae lagi dengan tertawa.
     "Tapi...aneh nya nama ku dengan si sadis ini sama! Apaan coba? Nama nya sama-sama Lae! Tapi kalau nama panggilan beda."

     "Kalik aja jodoh gitu.." jawab Kay.

     "No! No no no no! Ga mungkin! Udahlah jangan ngomongin si sadis ini te..capek!"

Akhirnya Lae dan tante nya melanjutkan perbincangan lain di kafe milik Kay.

***
Laevanno Rinezqy Allard

"Jika aku disuruh memilih antara es dan kamu. Lebih baik aku memilih es. Lebih baik aku kedinginan dari pada memilih mu dan harus melihat tatapan mengganggu mu itu!"

Laurine Verena Syina

"Lebih baik aku tidak membalas tatapan mautmu itu! Dari pada aku terjebak dalam cangkang mautmu yang menghanguskan lebih baik aku terjebak di dalam duri yang tak menyakitkan!"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 28, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

LaurineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang