PART 2

3.6K 154 0
                                    

Ashley Reeves anak tunggal dari pasangan Samuel Reeves dan Angeline Reeves pemilik Reeves Corp yang meninggal 7 tahun lalu. Perusahaan yang dibangun keluarga Reeves itu bangkrut dan dibeli oleh pemilik baru yang sekarang dinamakan Ink Corp dan berkembang maju.

Kematian orang tua Ashley membuatnya sangat terpukul, tetapi dengan senang hati Ann Morton, adik ibunya Ashley dan suaminya Marco Morton mau merawatnya sampai besar. Mereka sendiri memiliki anak berumur 15 tahun, 5 tahun lebih muda dari Ashley, tetapi mereka selalu memandangnya sama tanpa pilih kasih.

Setelah ia lulus kuliah, Ashley meminta izin Ann untuk pindah ke New York dan dengan berat hati ia mengizinkannya. Dan seperti sekarang, Ashley tinggal di apartemen yang tidak terlalu besar tetapi juga tidak kecil, memiliki fasilitas yang cukup untuk hidupnya, dan pastinya hidupnya terjamin dengan gaji pekerjaannya yang tidak sedikit.

Ia bekerja sebagai pembunuh bayaran kelas kakap, sering membantu pemerintah dalam memburu bandit kakap, mestipun hasilnya selalu seorang mayat. Hal itulah yang membuat pihak penegak hukum negara jengah dengan sifat membunuh pembunuh bayaran ini, mereka juga ingin mendapatkan informasi dari mereka, tapi lagi-lagi harus berakir dengan seorang jazad.

BlackQueens itulah nama tim pembunuh bayaran Ashley, yang beranggotakan tiga wanita cantik dengan Ashley sebagai ketua, Sandra sebagai bagian perkomputeran, dan Victorya sebagai bagian manipulasi. Mestipun hanya tim kecil, bukan berarti mereka hanya pembunuh bayaran recehan, mereka tidak segan-segan membunuh siapa saja yang akan merugikan negara tanpa ampun mestipun targetnya seorang petinggi negara sekalipun.

Bahkan BQ sendiri diincar oleh para penegak hukum negara. Entahlah karena ingin membalas budi baiknya yang membantu tugas negara atau karena sifat tergesa-gesanya membunuh. Hanya FBI saja yang tau soal itu.

**

Drrt.. drtt..

Suara getaran ponsel Jeff yang berbunyi. Membuat pri a tampan itu menoleh kearah benda pipih miliknya yang berada di mejanya.

Dengan malas Jeff meninggalkan sejenak dokumen yang ia amati dan dan beralih pada ponselnya.

Unknow number?

'Kau kalah cepat, Lovely!
BQ'

"Shit!!" umpatnya keras membuat Diana, anggota FBI lain, temannya Jeff menoleh heran kearahnya.

"Ada apa?" tanya Diana.

Jeff yang terlalu geram untuk membaca pesan masuknya, menyodorkan ponsel itu pada Diana.

"Well, sepertinya mereka tertarik padamu" canda Diana tertawa.

"Diana!" bentaknya yang membuat gadis cantik itu berhenti tertawa, namu tidak berhenti tersenyum geli.

"Apa yang mereka inginkan sebenarnya" gumam Jeff.

"Bagaimana, apa kau sudah mendatangi Mr D.Robbert? Apa benar ia telah mengundang BQ ini? Atau mereka berinisiatif sendiri tentang kasus Joe ini?" cercah Jeff yang dijawab buangan kasar Diana.

"Tidak. Dia sangat sulit ditemui akhir-akhir ini" ucapnya. "Aku curiga dengan Mr.Robbert, apa mungkin ia telah membayar mereka? Tapi bagaiaman dia tau tentang BQ. Kau tau kan mencari BQ sesulit mencar jarum di tumpukan jemari?" tambahya bingung yang dijawab gelengan halus Jeff.

**

"Menurutmu BQ itu singkatan apa? Apa sebuah organisasi besar? Kalau iya apa mungkin anggotanya banyak? Dan pemimpin BQ itu laki-laki atau perempuan ya?" cercah Diana yang membuat Jeff menatap malas rekan kerjanya itu.

"Kalaupun aku tau, dengan mudah kutangkap mereka Diana" jawabnya malas sambil meminum coffee hitamnya itu.

"Tawpi kawlau mewreka perewmpuan ituwkan kewren!"

BLACK QUEENS (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang