Kirana POV
“Aku besok pulang ke Australia”
Aku langsung mengalihkan pandanganku ke arah Nick.
“Lalu?”
“Ya, aku mau pamit saja. Aku hanya mendapat jatah libur 3 hari. Iseng berlibur ke Indonesia” kata Nick panjang lebar dan aku hanya mengangguk.
Besok Nick akan pulang. Secepat itu? Aku bahkan baru mengenalnya selama 3 hari namun aku sudah merasa tak rela ketika ia pamit pulang.
Nick adalah pria yang ramah dan sopan. Sebenarnya tidak terlalu sopan, ia beberapa kali menggandeng tanganku bahkan memeluk pinggangku. Namun aku diam saja, membiarkannya berlaku seperti itu.
Sejujurnya aku merasa nyaman di dekatnya. Biasanya aku selalu menjunjung tinggi profesionalitasku terhadap klien yang selama ini aku pandu. Mungkin ini dikarenakan pertama kalinya aku mendapat klien seorang pria dan kebetulan ia pria yang menyenangkan.
Nick adalah pria yang menyenangkan. Ia selalu mendengarkan cerita panjang lebar-ku. Ia juga memiliki banyak cerita mengenai daerah asalnya. Ini yang aku suka dari pekerjaanku, cerita mengenai daerah asal turis. Aku selalu bersemangat dan berharap dapat mengunjungi kota itu.
Nick adalah pria yang tampan. Aku rasa setiap wanita akan mengatakan hal demikian bila bertemu Nick, tapi sepertinya wanita Indonesia kebanyakan selalu berkata bahwa pria bule itu tampan, benarkan?
Nick adalah pria blasteran Australia-Manado. Itu yang aku dengar dari cerita singkatnya saat itu. Dan Nick adalah hasil perpaduan yang bagus. Tubuh yang jangkung, aku rasa berasal dari gen Ayahnya serta kulit yang putih, kalau ini aku rasa dari gen kedua orang tuanya. Rambut coklat yang ikal, mungkin berasal dari… ah mengapa aku sok tau sekali mengenai fisik Nick. Aku bahkan belum pernah melihat sosok kedua orang tuanya. Terlepas dari bagaimana bentuk fisik Nick, aku sangat nyaman berteman dengannya.
“Kirana”
“Kirana?”
“Kirana!”
“HAH, Apa?”
“Kamu melamun” kata Nick sambil tertawa.
Ia berdiri menepuk sedikit bagian celananya dan mengulurkan tangannya kepadaku. “Ayo!”
“Hah?”
“Ayo, pulang. Sudah malam. Besok aku flight jam 6”
“Oh iya, maaf. Aku melamun” aku meraih uluran tangannya, membersihkan celanaku.
“Aku antar kamu ke hotel ya?” tawarku padanya yang hanya dijawab dengan anggukan kepala.
***
“Hati-hati besok ya, maaf ga bisa antar kamu ke bandara besok. Aku ada keperluan lain”
“It’s okay, Ki. Terima kasih udah antar ku ke hotel nih”Ia tersenyum dengan begitu menawannya. Ah kenapa dia harus pulang besok? Aku tidak rela dia pergi. Apa tidak bisa liburannya diperpanjang lagi?
“Ki?”
“Ya?” aku kembali sadar dari lamunanku.
“Kamu melamun terus dari tadi”
“Maaf, aku lagi mikirin hal lain. Maaf”
“Kamu mikirin aku?” tanya Nick dengan nada menggoda yang menyebalkan.Reflek aku memukul lengan atasnya. “No! buat apa aku mikirin kamu. Yaudah aku balik. Bye”
“Hati-hati Ki. Jangan melamun dijalan. Terima kasih buat 3 hari ini ya” katanya dengan suara agak kencang seiring dengan jauhnya aku berjalan.
“Ya, sama-sama! Telpon aja kalau kangen” teriakku sambil melambaikan tanganku.
Kalau kangen? Haha mana mungkin ia merindukanku. Tapi iseng aja kan. Siapa tau…
KAMU SEDANG MEMBACA
Gadis Prambanan
ChickLitKetika banyak orang berkata bahwa Candi Prambanan ini membuat hubungan sepasang kekasih tak langgeng. Justru karena Candi Prambanan ini aku menemukan gadis pujaanku. -aku, yang mencintai si gadis Prambanan- Ini bukan cerita tentang Legenda Candi Pra...