Prolog

72 9 0
                                    

Suasana sepi dan dingin di malam ini tak menghentikan langkah lari seorang anak laki-laki. Anak itu sedang dikejar-kejar sekelompok preman. Dengan sekuat tenaga anak itu berlari begitu kencang untuk menjauhi orang-orang itu.

"Yak, dasar bocah.Jeon Jungkook berhenti kau.." teriak salah seorang diantara mereka

Namun, anak laki-laki yang bernama Jungkook itu tak menggubrisnya sama sekali dan tetap berlari. Sampai pada akhirnya jalan yang dilewatinya ternyata buntu. Ia tak dapat lari kemana-mana lagi. Mereka yang mengejarnya tadi sudah mengepungnya.

"Mau lari kemana kau bocah. Ayo, ikut kami pulang dan temui tuan Jeon sekarang." Pria itu kemudian menghampiri Jungkook dan menarik tangannya

"Lepaskan tanganku!" Jungkook menangkis pria itu dengan cepat sehingga jatuh ke tanah

Walaupun Jungkook hanyalah seorang pemuda berusia tiga belas tahun, tapi jangan remehkan kemampuan bela dirinya. Ia sangat jago dalam hal bela diri. Itupun tak lepas dari pengaruh sang Ayah.

"Bilang kepada tuan kalian itu bahwa aku tak akan pulang kerumah." Perintah Jungkook

Para preman yang ternyata adalah suruhan dari sang ayah hanya tertawa mendengar perintah dari anak pemimpin mereka yang masih kecil.

"Hahaha...ternyata bocah ini sudah berani ya pada ayahnya.." ucap salah seorang dari mereka yang kemudian berusaha menyerang Jungkook

Jungkook yang menyadari hal itu dengan sigapnya menghindari pukulan dari pria itu dan membantingnya. Yang lain tak terima dengan apa yang telah dilakukan oleh Jungkook. Mereka akhirnya mengeroyok Jungkook. Jungkook sudah kewalahan menghadapi preman-preman itu. Hampir saja ia berhasil dilumpuhkan tapi,untungnya ada seseorang yang datang membantunya.

"Hey, hentikan itu..ternyata kalian beraninya mengeroyok apalagi dengan orang yang masih muda." Ucap seorang gadis yang seusia Jungkook

"Wah, ternyata gadis ini ingin menjadi sok pahlawan."

"Awas saja ya...kau gadis kecil."

Para preman yang hanya bersisa tiga orang kemudian menyerang gadis itu. Tak ada yang tahu ternyata, gadis itu cukup tangguh. Ia berhasil melumpuhkan para preman itu dalam hitungan detik.

"Apa masih mau lagi?" Ucap gadis itu sambil menonjok pipi salah satu preman yang sudah terbaring lemah di tanah

Para preman itu merasa takut dan kemudian kabur meninggalkan gadis itu dan Jungkook.

"Huft.....dasar pengecut badan saja yang terlihat besar tapi, nyatanya penakut." Ucap gadis itu terkekeh sendiri sambil memakai tudung jaketnya

Gadis itu kemudian menghampiri Jungkook dan membantunya untuk berdiri. Jungkook hanya menatap gadis itu heran tanpa berkedip.

"Gomawo.." ucap Jungkook memegang perutnya yang sakit

"Gwenchana...apa ada yang sakit?"

Jungkook hanya menggelengkan kepalanya.

"Kau ini bukannya melawan malah...ah sudahlah." Omel gadis itu

"Bagaimana caraku melawan kalau mereka sebanyak itu. Awalnya mereka dengan satu persatu melawanku tapi, pada akhirnya mereka mengeroyokku." Keluh Jungkook

"Katanya anak tuan Jeon tapi, nyatanya lemah..." sindir gadis itu

"Apa kau bilang? Dan bagaimana kau tahu aku anak tuan Jeon? Sejauh yang ku tahu aku tak pernah memberitahukanmu."
Tanya Jungkook bertubi-tubi

"Ya tentu saja dari wajah preman-preman itu. Mereka sudah berkali-kali datang ke rumahku." Jelas gadis itu

Jungkook ingin bertanya lagi tentang bagaimana orang suruhan ayahnya itu bisa datang ke rumah gadis yang ternyata adalah sahabat karibnya. Namun, seketika itu sebuah mobil datang menghampiri mereka dan berhenti.

If OnlyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang