[15] MOVE ON

186 10 0
                                    

Tinggalkanlah apa yang kamu miliki jika itu membuatmu sakit hati
.
.
.

Irene berjalan sendirian di koridor sekolah, dengan wajahnya yang sedikit lebih ceria dari kemarin.

Ia melemparkan senyuman pada semua orang menampilkan deretan gigi yang begitu manis.

Entahlah, meskipun hari ini wajahnya ceria lain lagi dengan hatinya. Kini sedang terjadi hujan badai disana, hendak menghancurkan hati yang sudah semakin rapuh.

Setelah kemarin ia melihat dengan mata kepalanya sendiri, Devin tengah menggandeng tangan Gilsha di sebuah taman.

Hendak mengosongkan pikirannya justru sakit dihatinya malah bertambah.

Tapi ia selalu bertekad, bahwa setiap apa yang menimpanya saat ini, ia akan tetap berdiri tegar. Tak peduli sakit yang ia rasakan, Irene percaya bahwa masih banyak orang yang sanggup membuatnya bahagia kembali.

Berjalan sendirian dengan pikirannya yang penuh, membuat Irene kurang fokus. Tanpa disadari ia menabrak sesuatu yang lebih kuat darinya.

Bruk.

Irene bergumam 'Kok gue nabrak orang terus si'

"Eh sorry sorry, gue gak sengaja. Maaf ya"  kata seorang pria yang sekarang mengulurkan tangannya pada Irene.

Irene menerima uluran tangan besar yang cukup kuat itu. Tangan milik seorang pria yang ternyata adalah Rafa, yang kini tengah memamerkan lesung pipi-nya pada Irene.

"Lo gak papa rin? Maaf ya"

"Iya nggak kok" jawab Irene dengan menundukkan kepalanya.

Menyadari lawan bicaranya hanya menunduk, Rafa kembali bersuara. "Lo kenapa rin?"

"Gue gak papa, gue duluan ya"

Irene pergi meninggalkan Rafa, takut Dara akan melihatnya dan salah paham.

Belum genap 1 satu langkah, Irene tak sengaja berpapasan dengan Dara.

"Kenapa rin?" Tanya Dara bingung

"E-enggak kok gue kebelet" jawab Irene yang langsung berlari ke arah toilet.

"Langsung ngecir aja tuh anak"

---

"Dara liat gak ya gue pegang tangan si Rafa" gumam Irene di depan sebuah cermin.

"Ehem!! Ngomong sendiri mbak? Udah gila ya?" Ledek Gilsha yang ternyata juga sedang ada di dalam toilet.

Malas menatap gadis dengan lipstik tebalnya itu, Irene mengalihkan pandangannya. "Diem aja si lo kalo gak tau apa-apa"

Gilsha tertawa hambar dan kembali membuat emosi Irene semakin memuncak. "Gue gak tau apa-apa lo bilang? Oke kalo lo bilang gitu. Yang pasti, gue tau kalo si Devin macarin lo tuh cuma karna kalah taruhan!"

JEDAR!!

Tak ada bedanya kalimat Gilsha barusan dengan petir di siang hari bagi hati Irene.
Belum selesai dengan sakit hatinya, kini hatinya kembali teriris karna pernyataan dari Gilsha.

Sempat memotong kalimatnya, Gilsha kembali mengungkapkan apa yang sangat ingin ia katakan pada Irene.

"Makanya gak aneh kalo si Devin mau aja gue ajak foto, gue ajak nonton aja dia gak nolak. Lo tuh cuma barang taruhan Irene! Dasar cewek murahan" tukas Gilsha sambil memutar bola matanya.

Love Story [SLOW UPDATE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang