03. Tamu bulanan Jeje.

167 61 235
                                    

Dating Life
X
Struggle Life

Daily Language
Warning!!
Harsh Words
Mature Content


Jimin POV

Hari ini aku lelah sekali, banyak sekali meeting dan pertemuan di lapangan.

Di tambah Jeje yang lama sekali keluar kantor membuat hariku semakin lelah.

Aku mengganti baju kantor ku dengan celana boxerku dan menggantungkan handuk di badanku yang sudah topless.

Sebelum mandi aku sempatkan merokok di balkon apartemenku, aku keluar kamar menggambil rokok ku dan berjalan kearah balkon.

Kulihat Jeje sedang memakan asik cookiesnya itu dan menonton drama di ruang TV tanpa menghiraukanku.

"Je, aku merokok sebentar ya" seruku meninggalkannya.

Dia tidak menghiraukanku.

Ku nyalakan rokok dan ku sandarkan badanku di pagar balkon lalu ku hembuskan asap itu ke langit.

1 batang..

2 batang..

"Ah lelahnya har--" seruku terputus mendengar teriakkan seseorang

"JIMINNNNNNNN?!?!??!!!!" Suara melengkingnya terasa menusuk telingaku.

Siapa lagi yang akan teriak seperti itu, kalau bukan yeoja kesayanganku..

Aku menongolkan kepalaku di pintu kaca yang menyambungkan balkon apartemen dan ruang TV kami.

"Wae? Tadikan aku udah pamit kepadamu" ku lihat tubuh Jeje yang bergetar ketakutan.

Ku hampiri dan memeluk tubuh mungil itu.

"Aku tadi sudah pamit akan merokok padamu, tapi kau sibuk dengan dramamu itu" jawabku.

"Aku tak melihatmu lewat bahkan aku tidak mendengarmu pamit, ku pikir kau di ruang kerjamu, saat aku lihat kau tak ada disana makanya aku teriak" jelasnya panjang mempoutkan bibirnya itu.

Aku hanya tersenyum melihatnya seketika rasa lelahku untuk hari ini menghilang entah kemana.

"Kenapa kau sangat menggemaskan sekali hmm?" tanyaku padanya.

Mukanya memerah mendengar rayuanku.

Dia membenamkan mukanya di dadaku yang tidak tertutup apapun itu.

"Kenapa seharian ini mukamu terlihat lelah?" tanyanya.

"Ahh, aku banyak meeting hari ini Je. Aku sangat lelah karena harus ke beberapa tempat untuk meeting" jawabku.

"Ku fikir aku berbuat salah padamu"
Jawab Jeje lagi.

"Aniii.. Kenapa berfikir seperti itu" seruku

Dia hanya menggeleng lucu.

Entah kenapa, padahal aku dan Jeje sudah lama berpacaran tapi jika dia melakukan hal menggemaskan seperti ini hatiku masih terasa tercekat deg-degan seperti ini.

"Kau mandilah, aku akan menyiapkan makan malam" serunya membuyarkan lamunanku.

"Maunya mandi bersamaaaa" manjaku kepadanya memeluk pinggang rampingnya itu.

Dia hanya diam, ku lanjutkan menciumi bibirnya dan lama kelamaan ciuman kami menjadi lumatan-lumatan lalu ku perdalam ciuman kami.

Ku mainkan lidahku, mengabsen giginya satu-persatu, menghisap lidahnya, menelan ludahnya dan mensesap lehernya.

SURVIVE: Park Jimin.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang