19th (Can't We?)

1.7K 251 36
                                    

"Jennie!"

Wanita itu tidak mampu menutupi rasa terkejutnya kala dirinya mendengar suara yang begitu familiar, menyapa dirinya.

Ia membalikkan tubuhnya dan mendapati sosok yang sudah menyerukan namanya. Sosok tersebut merupakan sosok yang sama sekali tidak asing baginya.

"Oh Sehun...."

Jennie hanya mampu bergumam pelan. Ia tidak tahu harus mengatakan hal apa kepada pemuda yang kini sudah berada di hadapannya. Tidak mungkin kan ia menyapa Sehun secara riang? Ia tentu masih mengingat betapa buruknya masa lalunya dengan Sehun.

"Sedang apa di sini?" tanya Sehun pada Jennie. Pemuda itu memaksakan dirinya untuk tersenyum. Well, tentu saja ia terpaksa tersenyum mengingat betapa canggungnya kondisi mereka pada saat ini.

Jennie mengerutkan keningnya. Ia benar-benar tidak mengerti dengan tingkah Sehun. Kenapa juga pemuda itu harus berbasa-basi kepada dirinya? Bukankah Sehun membencinya? Yah, meski pun Jennie sudah mendengar sendiri bagaimana perasaan pemuda itu terhadap dirinya kala Sehun dengan nekat menghubungi nomor ponselnya.

"A...aku sedang menunggu anakku yang sedang bermain," terang Jennie pada Sehun.

Benar. Saat ini, Jennie sedang berada di sebuah taman dan sedari tadi, ia asik memperhatikan si kecil Raesung yang antusias bermain ayunan bersama dengan teman-teman sebayanya.

Sehun menaikkan satu alisnya. Pemuda itu mengikuti arah pandangan Jennie sebelum kemudian beringsut dari tempatnya, berjalan menghampiri si kecil Raesung. Sementara Jennie, mau tidak mau ikut membuntuti langkah Sehun karena takut jika Sehun akan nekat melakukan hal-hal yang tidak terduga pada putera semata wayangnya.

"Halo, kita bertemu lagi ya." Sehun yang sudah berdiri di samping Raesung, berusaha menyapa bocah tersebut.

Raesung menghentikan kegiatannya bermain ayunan. Ia turun dari ayunannya dan membungkukkan badannya di depan Sehun. "Halo, Ahjussi," sapa Raesung dengan sopan.

Sehun tersenyum manis kepada Raesung. Pemuda itu memandangi seragam sekolah Raesung dengan tulisan 'Kang Raesung' pada nametag seragam sekolahnya.

"Raesung baru saja pulang sekolah? Mengapa tidak langsung pulang ke rumah?" tanya Sehun pada Raesung.

Raesung menggeleng pelan. "Tidak bisa. Raesung dan Eomma sedang menunggu Daddy untuk menjemput kami. Daddy janji akan membelikan Raesung ice cream!" kata bocah tersebut dengan binar bahagia yang terpancar di kedua matanya.

Sehun mengerutkan keningnya. "Daddy? Ayahnya Raesung? Mengapa memanggilnya dengan sebutan Daddy? Mengapa tidak Appa seperti Raesung yang memanggil ibumu dengan sebutan Eomma."

"Karena...." Raesung terdiam sejenak. "Karena Raesung punya dua ayah!" serunya dengan bersemangat.

Sesungguhnya, hal yang diucapkan oleh Raesung membuat Sehun bertambah bingung. Apa sih maksud dari kalimat yang dilontarkan oleh bocah itu? Dua ayah? Apa maksudnya itu?

Belum sempat Sehun bertanya kepada Raesung, bocah itu sudah menarik-narik celana panjang Sehun. "Ahjussi, mana Ahjumma galaknya?" tanya Raesung dengan tampangnya yang polos.

Kening Sehun semakin berkerut. "Ahjumma galak?"

Raesung mengangguk mantap. "Ahjumma yang waktu itu bersama dengan Ahjussi. Ahjumma yang marah-marah pada Eomma. Ahjumma jahat," ucap bocah itu dengan tampangnya yang lugu.

"Ssstt....Kang Raesung! Jangan bicara sembarangan!" Jennie menegur anaknya, menginterupsi ucapan Raesung agar bocah itu berhenti menyinggung perihal wanita yang bersama dengan Sehun.

Baby, Good Night (Jennie Kim & Privated) ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang