Xevelyna hanya menggangguk-angguk saja saat teman masa kecilnya sekaligus tetangga nya ini sedari tadi mengoceh tentang kakak panitia Osis yang ia lihat dihari kedua MOS ini, mereka memang berbeda kelompok jadi kesempatan untuk saling berbicara ini hanya saat mereka disuruh untuk memasuki kelas sesuai kelompok masing-masing ataupun saat jam-jam istirahat.
Anggita atau kerap dipanggil Tata itu terus saja mengoceh tanpa tahu kalau Xevelyna atau orang-orang biasa memanggil cewek itu Elyn sedang malas untuk membicarkan seputar kakak kelas ganteng yang sedang dipuja-puja oleh Tata ini.
Ingat ya hanya sedang malas saja bukannya tidak minat.
Pandangan matanya terus saja kemana-mana sampai cewek itu terkejut, bingung, heran, semua itu bercampur menjadi satu saat pandangannya jatuh pada kakak panitia Osis yang sedang berdiri didekat pohon beringin besar ditengah lapangan dengan satu kamera ditangan, jelas sekali kakak itu seksi dokumentasi dikepanitiaan MOS kali ini.
Elyn berhenti berjalan untuk melihat lebih jelas wajah sang kakak dokumentasi itu membuat Tata disebelahnya jadi ikut berhenti dan terheran-heran dengan temannya ini,
"Kenapa Lyn?", Tanya cewek itu penasaran sambil mengedarkan pandangan ditempat Elyn melihat.
Bukannya menjawab Elyn semakin menyipitkan matanya, agar pandangannya semakin jeli melihat wajah tampan kakak dokumentasi itu, lalu tiba-tiba cewek itu menoleh kearah Tata membuat cewek berambut hampir sepunggung itu terkejut setengah mati melihat kelakuan teman masa kecilnya ini,
"apasih lo ngangetin aja", ucapnya sebal, tapi Elyn tak peduli ia malah menunjuk-nunjuk kecil kakak dokumentasi itu.
"Itu Tara gak sih?", Tanya nya membuat Tata mendelik mendengar pertanyaan tiba-tiba yang menyangkut salah satu teman cowok semasa kecil mereka.
Tapi tak urung tetap diladeninya juga pertanyaan Elyn itu, "Yang mana?", tanyanya balik
Membuat Elyn semakin menunjuk-nunjuk kakak dokumentasi tampan itu,
"Yang itu, yang pegang kamera",
"Ha? Ngaco ya lo? Itu bukan Tara bego lagian si Tara kan beda sekolah sama kita terus satu angkatan lagi, mana mungkin jadi kakak panitia MOS"
Ahh oh iya, lupa gue
Mendengar itu, Elyn cengengesan, "Lagian mirip sih", ucapnya santai membuat Tata menggeleng tidak setuju.
"NO! lebih gantengan kak Alvaro Madrika kemana-manalah dibandingin Tara"
Elyn menoleh, baru saja tahu kalau nama kakak dokumentasi itu Alvaro, tapi kemudian dia mengernyit, "Darimana lo tahu?", tanyanya membuat Tata tersenyum sombong.
"Udah gue stalking dari FB, idline sampai Ig, btw Ig gue juga di follback sama dia", ucap cewek itu santai membuat Elyn ternganga bahwa teman nya yang satu ini sangat cepat kalau urusan cogan.
Tapi baru saja dia mau membalas, kedua nya dikejutkan oleh teriakan salah satu kakak panitia MOS yang menyuruh mereka berdua agar cepat-cepat masuk kedalam kelas.
"Kan gara-gara elo tuh gue dimarahin pakai acara berhenti lagi"
"Ya elo juga ikut berhenti"
"Elo lah"
"Elooo"
"ITU BERDUA CEPETAN NGAK MASUKNYA!"
"IYA KAK"
Keduanya berlari sambil menyikut dan saling menyalahkan satu sama lain.
***
Elyn merutuk dalam hatinya, sambil berjalan kedepan kelas yang langsung ramai sorak-sorakan teman satu kelompoknya ini. Mereka barusan main games 369 dan cewek itu kalah makanya dia disuruh maju kedepan kelas untuk nerima hukuman dan masalahnya lagi hukumannya itu truth and dare buka truth or dare seperti biasa yang disuruh pilih salah satu tapi ini harus ngelakuin keduanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Almost
Teen FictionPrincessa Xavelyna Permata atau kerap disapa Elyn itu berharap dimasa putih abu-abunya ini ia dapat melupakan seseorang dari masa lalunya. Lalu cewek itu berfikir bahwa Tuhan benar-benar mengabulkan permintaannya dengan mendatangkannya dua cowok ber...