Monday , 3.45PM
· Her POV
Aku hanyalah seorang dancer yang sangat bertolak belakang dengan pujaanku, aku sadar aku dan dia tidak akan mungkin bersatu. Tapi semakin aku hilang kepercayaan diriku, dia dan bayangannya tidak lepas dari penglihatanku.
Sore itu, aku dan team dancer ku berlatih untuk kegiatan porseni yang diselenggarakan 1 Minggu lagi di Kampus. Kebetulan aku adalah salah satu leader dari kegiatan dance tersebut. Kami beranggotakan 22 orang , tapi itu terbelah menjadi berbagai team yang sudah punya peran masing-masing untuk tampil di berbagai acara. Seperti biasa sebelum latihan aku duduk di bangku tepat didepan kelasku, duduk mengamati sekitar dan kebetulan kelas ku tidak jauh dari lapangan Basket dimana Cintaku ini adalah kapten basket yang di elu elu kan di Universitas kami. Dia tidak pernah absen untuk membawa trophy selama bertanding diluar. Jam masih menunjukkan pukul 3.45 , aku dan Ultra Milk ku masih menunggu pukul 4.00 untuk beranjak ke studio. Aku memasang earphone ku sambil membuka novel dari Ika Natassa yang berjudul "Antologi Rasa" yang belum sempat selesai ku baca, tidak lupa sesekali aku melirik kearah para pemain basket yang sedang berlatih juga atau kadang hanya sekedar bermain. Setauku, lapangan basket itu tidak pernah sepi selalu saja ada yang bermain, tapi aku tidak terlalu memperdulikan siapa saja yang main selama lapangan tersebut ramai aku selalu hangat karena bisa dekat dengan cinta, aku berdendang sambil melanjutkan bacaanku.
BRUK.
AW!
Saat itu hanya ada ribuan bintang yang aku tatap selebihnya aku tidak tau lagi apa yang terjadi kepadaku.
06.30PM
"Man? Hoy? Bangun lo."
Aku membuka mataku yang masih berat, jam menunjukkan pukul 6.30 Malam, sontak aku kaget dan langsung panik.
"Loh? Kok gue disini? Ini gue dimana? Udah jam stengah 7 kenapa gue ketiduran?"
Mira, temanku yang ada di sampingku langsung menoyor kepalaku sambil tertawa pelan.
"jangan kenceng-kenceng bego, nanti pujaan hati lo denger."
Aku masih berusaha melepaskan selimut dan turun dari kasur UKS, eh whut? Aku di UKS? Sejak kapan?
"Gue ngapain tidur di UKS sih Mir? Gue kenapa sih?"
"Wah bahaya, geger otak lo? Lupa gue siapa? Ini berapa nih?" jawab Mira sambil mengacungkan angka 5 didepanku
"Serius bego." Aku menepis tangannya
"Serius lo ngga inget? Gilak hebat!"
"Seinget gue tadi gue lagi duduk nungguin jam 4 di selasar kelas sambil baca novel sama minum susu, lah iya... abis itu banyak bintang dimata gue eh tapi gue denger ada yang neriakin Mark bawa ke UKS lah. Apaan sih mir?"
"HAHAHAHHAHAHA. Serius ngga inget banget ini anak, yaudah besok aja ntar juga inget sendiri."
Aku menggerutu kearah Mira, teman 1 team dance ku sambil memegangi jidatku yang agak pening. Lho? Jidatku kenapa di perban? Aku berusaha mengingat kejadaian tadi sore tapi sampai aku berada didalam mobil Mira pun aku tidak mengingatnya sama sekali. Bodoh.
"Udah ya gue pulang ya. Besok kalo nunggu jangan di selasar lagi ntar amnesia lo." Ucap mira sambil meniggalkan halaman rumahku.
Aku hanya melambaikan tanganku sambil menggaruk-garuk belakang kepalaku yang tidak gatal sembari masih mencoba mengingat.
YOU ARE READING
UN-TITLED
Fanfictionini tentang bagaimana caranya menghargai Cinta. tentang bagaimana caranya kita merasakan kehadiran seseorang yang dekat, bukan mengharapkan rasa kepada yang jauh.