Hari ini dari subuh Alex sudah di buat pusing dengan beberapa chat teman-teman OSISnya yang menanyakan bagaimana kelanjutan kegiatan bulan bahasa, sudah sampai mana, dan mereka harus persiapan apalagi. Tetapi belum cukup sampai disitu karena satu pesan dari pembina OSIS yang juga menanyakan hal yang sama, bahkan meminta untuk bertemu nanti pagi setelah renungan pagi selesai, sehingga dapat dipastikan hari ini Alex akan sangat sibuk dan itu yang membuatnya sudah berkali-kali menghembuskan napas berat karena membayangkan hari ini saja ia sudah lelah
"kenapa sih mas?" tanya Cassa yang saat ini sudah berada di depan kamar Alex karena berniat meneriakin Alex jika saja kakaknya ini belum bangun
"kamu ngapain disini?" tanya Alex ke adik kesayangannya ini
"yee orang Cassa nanya malah nanya lagi. Cassa disuruh mama bangunin mas eh mas udah bangun padahal Cassa udah mau teriakin mas tadi" jawab Cassa santai lalu segera meninggalkan kakaknya ini karena sudah mulai merasakan aura yang tidak baik. Lebih baik mencegah daripada mengobati efek samping badmood kakaknya ini. Tapi sepertinya salah
"yeee, anak kecil ngelunjak sama orang tua. Niat jahat itu gak akan dikabulin sama Tuhan dek, apalagi niat jahatnya sama orang ganteng" tutur Alex yang sudah 'memiting' Cassa ditambah merusak susunan poni kesayangan Cassa
"ihhhh mas, gak pake ngerusak poni aku bisa gak? Hmmmm ganteng?sana ngomong sama Jeni" jawab Cassa yang sudah menunjukkan wajah cemberutnya karena susunan poninya rusak "ahhh kamu nih mas, rusak kan. Bukan kakaknya Cassa lagi" tutur Cassa menuruni tangga
"nahh ngelunjak. Untung mas sayang sama kamu dek. Awas kamu minta jemput mas pulang les waktu mama atau mamang gak bisa jemput" jawab Alex dengan nada sedikit mengancam adiknya karena ia tahu Cassa belum punya banyak nyali untuk pulang les sendirian ke rumah. Jika tebakannya benar sebentar lagi Cassa akan memggelayut manja di lengannya, meminta maaf dengan wajah yang dibuat seimut-imutnya. Dan... Benar!
"yahh mas kok gitu. Iya deh iya, mas Alex masnya Cassa paling ganteng, paling baik, paling paham Cassa. Tapi jemput Cassa yaa kalau mama/mamang gak bisa jemput seperti kemarin. Yaa mas" rengek Cassa sembari berjalan ke arah ruang makan karena kedua orang tua mereka sudah menunggu
"kenapa kak?" tanya mama yang tumben melihat kedua anaknya ini akur pagi-pagi bahkan sampai si bungsu nempel-nempel kakaknya
"gak papa ma, ini Cassa lagi manja aja" jawab Alex dengan senyum-senyum dan itu membuat Cassa mengangguk. Pasrah menyetujui perkataan kakaknya ini
"yaa mas?" tanya Cassa lagi, memastikan jawaban dari ancaman kakaknya ini dan itu hanya dijawab 'hmmm' oleh Alex sembari tersenyum penuh kemenangan karena berhasil mengancam adiknya. Padahal ia sendiri tidak tega jika adik kesayangannya ini harus pulang sendirian, bahkan darimana pun bukan hanya dari tempat les.
Setelah menyelesaikan sarapannya Alex segera berpamitan ke papa dan mama serta Cassa untuk segera berangkat ke sekolah walaupun jam masih menunjukan pukul 06.00 karena ia sudah janji dengan beberapa anak OSIS. Sesampainya di sekolah, Alex langsung mengurus semua urusannya, mulai dari bertemu dan berdiskusi dengan anak OSIS lalu dilanjutkan diskusi dengan pembina OSIS.
Alex keluar dari ruang guru dengan wajah yang dapat dikatakan tidak baik-baik sekali untuk wajah di pukul 8an pagi. Moodnya sudah mulai berantakan karena ia belum bertemu gadisnya tadi pagi. Baru saja ia berkata begitu ia melihat seseorang yang sedang berdiri di ujung koridor kelas XI yang letaknya lurus dengan posisinya saat ini dan dapat dipastikan orang itu juga dapat melihatnya. Alex tersenyum dan bergumam "JODOH MAH GAK KEMANA" tetapi tiba-tiba badannya menegang melihat keganjalan yang terjadi di depannya. Untungnya itu hanya berjalan beberapa detik sebelum akhirnya ia lari secepat yang ia bisa menghampiri orang itu. GADISNYA.
KAMU SEDANG MEMBACA
Perfect Enemy [Completed]
Teen FictionMenurut Caroline, Alex itu laki-laki terreseh yang pernah ia kenal selama ia sekolah di SMA Xaverous. Sehari saja Carol ingin hidup damai di sekolah rasanya sulit. Tapi, Alex juga laki-laki yang membantunya bangkit dan berdamai dengan masa lalu. Ale...