Hari pertama tanpa Jinyoung, sebenarnya tidak sesepi itu, sih. Ara hanya bertanya-tanya ia harus pulang naik apa hari ini. Orang tuanya tidak pernah membolehkannya pulang sendiri. Sejak kecil, mereka selalu menitipkan Ara pada Jinyoung. Mempercayakan Ara yang ceroboh dan cenderung tidak bisa menjaga diri pada Jinyoung.
Tapi, hari ini Ara sendirian.
Lebih tepatnya, sendirian di depan gerbang sekolah memikirkan bagaimana caranya pulang.
Sebagai anak rumahan yang tidak pernah berpikir akan berjauhan dengan Jinyoung barang sebentar saja. Ara tidak pernah hafal transportasi umum yang menuju rumahnya. Baterai di ponselnya juga sudah menipis. Ara benar-benar kehilangan akal sekarang.
Tidak benar-benar hilang ketika sebuah sepeda motor parkir di depannya.
"Ara? Kok nggak balik?" ujar pengendaranya, Woojin.
"Ng, nggak ada yang jemput. Jinyoung kan pergi." Ara melemparkan senyum pada Woojin.
Woojin menunduk sebentar, sebelum membalas kalimat Ara, "Bareng aja gimana?"
"Nggak usah, gue minta jemput mama gue aja."
"Yakin, Ra? Mau gerimis, nih."
Ara menolehkan kepalanya kearah langit yang mulai menghitam. Otaknya menyetujui kalimat Woojin barusan. Tapi Ara betul-betul tidak mau merepotkan teman ekskulnya tersebut.
"Ayolah, Ra. Udah sore, nih."
Ara menoleh kemudian tersenyum seraya menggeleng, "Ngga papa, nanti ngerepotin."
"Yaelah sejak kapan jalan searah ngerepotin, si? Udahlah." Woojin menarik tangan Ara untuk menyodorkan helmnya.
Ara tertegun, tapi perkataan Woojin ada benarnya, sebentar lagi hujan turun.
"Jangan pernah ngerasa ngerepotin orang kalo orang itu nggak ngerasa direpotin."
KAMU SEDANG MEMBACA
GLITCHED | ONHOLD
Fanfictioneven when the night get darker, jinyoung still being darker than the night. But after the sun come and brighten the day, he doesnt even get brighter.