Bagian 5

2 0 0
                                    

"Gampang sekali lu ngambil bagian gue," Adit sangat berisik dikantin sekolah, memaki Andrew anak buahnya yang sok tajir tapi pinter makan. Dicomotnya tahu isi didepan piring Andrew, seolah-olah semua makanan disitu semua bisa dibayar nya. Ia makan dengan sangat lahap.
Hanggini mengambil kursi di bagian depan dekat pintu kantin, berharap Vitta bisa melihatnya sekembalinya dari ruang kelas mengambil dompetnya yang ketinggalan itu.
"Bener-bener lu Dit. Gak ada matinye, semua lu embat... "
"Ahh... Kan cuma soto ayam 2 piring. Manaaa... Katanya anaknya pejabat..."
Andrew jadi garing. "Dit, duit gue mau abis nih. Sekali aja deh, lu bantuin gue. Sekaliiii aja."
"Kehabisan duit ya? Maksud lu bangkrut?"
"Ayolah Dit... Lu kan bisa, bayar punya lu sendiri. ATM lu dua".
"Tau dari mana lu ATM gue dua, " Adit jadi mempermainkan kawannya itu. "Hahahahahaha....!!" Mendadak Adit tertawa. "Iya, iya gue bayar punya gue. Lu jangan nangis gitu. Cemen, tau. Punya anak-anak juga deh, gue bayarin..... " Pandangannya tertuju pada Gini, "tuuh.... bilangin sama Gini. Gue traktir dia. "
Andrew menerka-nerka.
"Ngapain lu diem? Sono bilangin, atau.... Gue tarik kata- kata gue tadi?!"

Dengan serta-merta, melangkah lah Andrew ke meja Gini.
"Gin, gue disuruh bilangin Adit. Lu di traktir sama dia katanya, " beritahu Andrew.
Gini bengong. Vitta datang.
"Yah, kalo si Adit gak mau semeja sama Gini sih gue gak kasih! Mau apa lu?!!" Kata Vitta. Vitta nimbrung,  sengaja agak lantang berbicara agar Adit and the gank bisa mendengar.
"Eh, Vitt. Lu apa-apaan sih?? Malu, tau!"
"Udaaaahhh...." Vitta jadi berbisik, "lu juga suka kan sama Adit," lanjut nya terkekeh-kekeh.

Dipojokan sana, tentu Adit mendengar. Dan... Sejurus kemudian ia sudah duduk dihadapan Hanggini dan Vitta. "Hush... " Adit menggusah Andrew seperti lalat.
"Iya, gue duduk disini."
Gini jadi salah tingkah. Duh, apa lipstikku masih ada ya? Apa bedakku masih ada?
"Gue tinggalin lu berdua, ya. Gue duduk sebelah Mawar, "Vitta meninggalkan Gini dan Adit sembari senyam-senyum.
Ini kesempatan gue, batin Adit.
"Oke... Sampai dimana kita tadi?"
"Lu mau nraktir gue kaliii..." Gini mengingatkan. Ia berusaha untuk tidak kikuk.
"Ohh. Iya." Adit, entah kenapa, jadi merasa ada yang aneh dari dirinya. Ia gugup. "Lu mau makan apa? Tapi gue udah gak makan ya, hehe."
Sumpah. Adit, yang selama ini dikenalnya sebagai pengganggu yang reseh, tak dinyana bisa sehormat ini padanya. Hanggini cukup terkesan.
"Lu nraktir gue, tapi lu nggak makan. Trus gue makan ditemenin sama siapa? Kacang?"
Adit bingung sesaat.

"Aneh lu." Ledek Gini.
"Ya-yaudah.... "

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 24, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Cinta Seorang DubberTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang