Bab 5 (Revisi)

6.4K 274 12
                                    

Teruntuk masalalu... Jangan buat tanda tanya besar seperti ini, diriku lelah mencari, menunggu terlebih rindu yang semakin menyiksa bathinku...
H

••¤••

Saat tengah mendampingi senior dan panitia OSPEK, Humaira malah sibuk dengan buku-buku dari pinjaman perpustakaan langganannya. Hingga ia dikejutkan oleh kedatangan seseorang yang membuat benaknya bertanya.

"Excusme... " ucap seseorang dengan aksen inggris nya. Humaira menatap.

"Ya?"

"Hai... Kok sendiri... " ucap seorang pria yang memakai jaket hitam.

"Maaf... Anda siapa?" tanya Humaira siaga, jika sudah dalam situasi seperti ini--bertemu dengan orang asing terlebih orang yang bukan mahromnya. Humaira langsung menatap intens dan awas.

"Santai aja... Maaf ganggu, tapi bisa saya bertanya disini kantin dimana?" tanya laki-laki itu menjadi ramah.

"A... " Humaira tergagu. Ia jadi bingung, ini siapa kok tiba-tiba main tanya kantin dengan dia.

"Ehm... Kalo yang deket dari sini, itu... " telunjuk Humaira mengarahkan.

"Dekat parkiran motor" lanjut Humaira.

"Oke thanks... " laki-laki itu langsung pergi. Humaira menatap nya tak percaya, ada apa sebenarnya? Ia pun mengedikkan bahu acuh lalu menghampiri Dewi yang tengah duduk bersama Taraka dekat pohon waru dan tanaman bunga.

"Hayo! Berduaan ajah... " ucap Humaira ikut duduk disamping Dewi.

"Nak aja... Tadi ada Shinta sama Lea" jawab Dewi tak terima.

"Trus ini Taraka kenapa disini?" tanya Humaira pada teman masa SD hingga Kuliahnya sekarang.

"Hih... Emang gak boleh... "

"Boleh... " jawab Humaira kalem lalu sibuk membaca.

"Itu buku kok kayaknya gak ada habisnya kamu baca... Apasih sebenernya isinya ntuh... Doyan banget" keluh Taraka

"Mau coba?" tawar Humaira sambil tersenyum lebar.

"Dari awal dah gak minat... " ucap Taraka membuang muka.

"Eh ngomong-ngom--... " ucapan Dewi terputus, karena tiba-tiba ada seseorang datang menghampiri mereka, lebih tepatnya Taraka, karena orang itu menepuk bahu Taraka.

"Hei, Ka, katanya mau temenin keliling kampusnya, aku gak tau tempat nih... Tadi aja mau kekantin sampe nanya" ucap laki-laki itu, yang tak lain adalah orang yang menemui Humaira tadi.

Laki-laki itu menatap sekeliling Taraka dan terkejut menatap Humaira.

"Loh... Kamu... " ucapnya. Humaira menatap salahtingkah.

"Haha... Gak nyangka ternyata kamu temennya sih Tara"

"Enak ae lo manggil gue Tara, lo kira gue banci dibundaran HI?"

"Hehe... Oh ya namanya siapa?" tanya laki-laki itu to the point dan menujurkan tangannya hendak bersalaman, namun oleh Humaira langsung direspon dengan senyum hangat dan tangkupan tangannya didepan dada.

"Panggil Humaira aja" jawab Humaira.

"Oh... Hehe, Aku Jonathan Rizki" ucapnya.

"Idih main ngegas lo ya... " ledek Taraka.

Laki-laki yang bernama Jonathan itu langsung bercakap-cakap dengan Taraka, sementara Humaira dan Dewi juga berbincang namun sedikit.

"Di Indonesia tuh enak ternyata... " ucap Jonathan tiba-tiba.

"Kenapa?" kali ini Dewi yang bersuara.

"Enak aja... Alamnya aku suka, apalagi ada ini... " Jonathan mendekatkan tangannya pada Humaira membuat Humaira kaget, dan direspon tatapan tajam oleh Taraka dan Dewi. Cowok itu! Gak tau apa kalo Humaira gak suka kontak fisik antara yang bukan mahrom. Jelas-jelas tadi saat bersalaman udah nangkupin tangannya.

Tik

Namun tidak, laki-laki itu tidak menyentuh Humaira, melainkan mengambil sesuatu.

"Ini... Daunnya unik aku baru lihat" ucap laki-laki itu menunjukkan daun waru yang kebetulan tadi ada dibelakang Humaira pohonnya.

"Hah... Kok ketinggalan jaman sih... "

"Lah... Di Ontario sana mana ada, yang ada tuh daun mapel... Ini aku nemu bentuknya love gini" jelas Jonathan sambil menatap daun waru itu.

Melihat itu membuat Humaira menatap penuh arti Jonathan. Kenapa laki-laki ini...

"Halah... Oh iya adek lu kapan pindahan? Katanya mau kuliah sini"

"Besok kalo OSPEK nya selesai, dia nggak ikut. Soalnya gue gak tau... Hehe... Makanya aku ke Indonesia dulu sekaligus ngechek kampusnya bagus apa nggak... " jelas Jonathan

"Heh... Nih kampus nih paling terkenal dan bagus Di Jakarta tau nggak!" ucap Taraka agak tak terima.

"Nggak... Makanya aku cari tau... Sebagai kakak yang perhatian sama adek" ucap Jonathan santai.

Hening...

Humaira masih saja bergeming memikirkan sesuatu... Tentang masalalunya.

Jonathan, Taraka dan Dewi asik bicara mengenai pekerjaan sekarang, samar-samar yang Humaira dengar.

Lalu kemudian.

"Ngelamun... Nih buat kamu aja" ucap Jonathan menyadarkan Humaira. Humaira menatap daun waru yang sudah diletakkan oleh Jonathan dibuku bacaannya yang terbuka dipangkuannya.

"Hah... "

"Jadi pembatas buku tuh... "


Hening...

Ya Allah dia kah?

.
.
.
.
.
.

Warning! Ada tokoh tambahannya yah... Ini... Oke sampe jumpa 💫

Anna Uhibukka Fillah [masaREVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang