[4] • Kebiasaan Pagi

254 11 0
                                    

"Selamat pagi cantik!"

"William!" Karen terkejut setelah membuka pintu ternyata itu William yang dari tadi mengetuk pintu.

"Apa kau sudah sarapan? Aku membawakan sedikit roti buatan ibu ku" ucap William menunjukan apa yang ia bawa, lalu dengan santai masuk rumah Karen tanpa izin dan meletakan kotak berisi roti itu di meja tamu.

"Ya aku belum sarapan, tapi apa yang kau lakukan disini!" ucap Karen pada William yang sekarang duduk manis di sofa.

"Tentu saja untuk menjemput mu, apa kau tidak membaca pesan mu? Aku bilang akan datang 10 menit dan kau harus sudah siap" jelas William.

Benar pagi ini Karen tidak mengecek handphone nya.

"Dan lagi kenapa kau belum juga memakai seragam?! Sebentar lagi bel akan berbunyi kau tau?!" lanjut William.

"Benarkah?! Gawat" Karen dengan gesit langsung masuk ke kamar nya.

William menggelengkan kepalanya.

Karena Karen belum sarapan William pun menuju dapur dan menyiapkan teh hangat untuk mereka berdua lalu menaruhnya di meja tamu dan memainkan handphone nya selagi menunggu Karen.

"Ayo kita berangkat Liam!" ujar Karen yang tanpa William sadari sudah ada di depan pintu sambil memakai sepatu nya.

"Karen kita sarapan dulu" ucap William menghampiri Karen.

"Nanti saja kalau tidak kita akan terlambat ke sekolah!" ujar Karen panik.

"Apa maksud mu? Sekarang masih jam 7 pagi kita masih punya waktu 1 jam lagi" jelas William sambil menunjukan jam dari handphone nya pada Karen yang terdiam memikirkan sesuatu.

"Liam kau menipu ku!" pekik Karen yang sedang mengejar William yang tertawa. Sampai William berhenti karena lelah tertawa dan Karen pun memukuli pundak William.

"Hentikan Karen" William berbalik dan memegang kedua lengan mungil Karen agar ia berhenti untuk memukuli nya. Seketika suasana nya menjadi hening ketika William menatap Karen dan membuat jarak mereka menjadi mendekat. Jantung Karen mendadak berdetak lebih cepat.

"Ayo kita sarapan" ucap William tersenyum dan menuntun Karen ke ruang tamu dengan menggandeng satu tangan Karen.

"Perasaan apa ini" batin Karen sambil menaruh telapak tangannya di dada merasakan laju detak jantung.

Mereka berdua pun duduk di sofa dan memakan Roti buatan Marry, ibu William. Dan seperti biasa nya Karen selalu kagum dengan rasa yang di buat Marry, sungguh lezat! Hingga ia lupa kalau sedang marah pada William dan perasaan aneh yang baru saja ia rasakan.

🖤👔🖤

"Lihat gadis itu bersama William lagi!"

"Dasar wanita penggoda!"

"Aku ingin tau rayuan apa yang ia gunakan hingga dapat menaklukan William"

"Sudahlah bukannya mereka hanya sebatas teman, lagi pula William hanya kasihan pada gadis yatim itu"

Setiap Karen jalan bersama William di sekolah pasti ada saja yang membicarakan mereka, dan Karen mendengar itu semua karena gadis-gadis itu dengan sengaja berbicara terang-terangan di depan umum. Karen merasa tidak nyaman dengan William, walaupun William sendiri pernah bilang untuk mengabaikannya saja.

Semua itu karena William memang memiliki wajah tampan, cukup berprestasi di sekolah ditambah lagi ia adalah anak dari seorang Chef terkenal. Tentu saja semua gadis-gadis di sekolah tergila-gila pada nya. Sedangkan Karen hanya seorang gadis biasa.

"William my darling!" seru seorang gadis yang menghampiri William lalu memeluk erat lengan William.

"Lepaskan Julie!" ujar William kesal dengan tatapan tajam nya.

Karen terdiam memperhatikan gadis bernama Julie itu menempel pada William.

"Darling apa kau merindukan ku? Kalau aku sangat merindukan mu!" ucap Julie dengan manja.

William menghembuskan nafasnya.

"Dan lagi sudah berapa kali aku katakan padamu darling, jangan kau dekat-dekat dengan gadis manja itu" Julie menatap sinis Karen.

"Aku sama sekali tidak pernah merasa rindu pada mu, lebih baik kau perpanjang saja masa liburan mu tadi dan lagi jangan kau berani menjelekan Karen di depan ku Julie!" jelas William dengan ketus membuat Julie terdiam dan melepaskan lengan William.

Karen merasa senang ketika William membelanya.

"Apa kau marah karena aku terlalu lama meninggal kan mu? Maafkan aku darling!" ucap Julie dengan raut wajah sedih, entah mengapa apa yang dikatakan William selalu ia anggap dengan sebaliknya.

William menaikan satu alis nya, ia menyerah jika harus berurusan dengan Julie. Karen pun memasang wajah heran.

Hal tak terduga terjadi, Julie malah memeluk William lalu memberikan kecupan di pipi lelaki itu. Membuat William dan Karen terkejut. Mereka masih di koridor sekolah dimana banyak siswa siwi yang berlalu memperhatikan mereka.

Melihat Julie memeluk dan mencium William membuat Karen merasa sakit, entah sakit apa yang ia rasakan, Karen sama sekali tidak mengerti.

"Liam aku ke kelas duluan ya" ucap Karen tersenyum pada William lalu pergi meninggal kan mereka. Julie mendengar itu dan senyuman licik terukir di wajah nya.

"Karen!" panggil William.

Karen berlari di koridor sekolah menuju kelas nya dengan perasaan aneh yang ia rasakan.

"Lepaskan Julie! Aku sudah selesai dengan mu, jangan mencariku lagi!" ucap William mendorong Julie dengan kasar dengan raut wajah marah hingga Julie terpaksa melepaskan pelukannya. Dengan cepat William pun mengejar Karen. Julie menatap punggung William dengan kesal.

Entahlah Karen hanya tidak suka jika William berdekatan dengan Julie Miller, mantan pacar William.

🖤👔🖤

Gaje bat yak

Jangan lupa 💬 & ⭐

Secret WeddingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang