Bel pulang sekolah berbunyi mengosongkan setiap kelas. Viola dan Dwi bejalan menuju gerbang sekolah. Dwi masih asik berceloteh mengenai pak gun tadi. Sedangkan mata Viola mencari di mana Cyan berada. Sebab Cyan bilang di chat semalam ia mengajak Viola untuk pulang bareng.
"Kau mencari apa?" Suara khas cyan yang berasal dari belakang Viola. Viola menoleh dan juga Dwi yang ingin tau siapa yang berbicara tadi.
"Cyan" nada suara Viola tampak antusias. Namun ia sedikit meredam itu melihat ada Dwi di sampingnya.
Dwi menatap cyan lama. Dari ujung kaki sampe ujung rambut ikal nya cyan. Mata Dwi tak berkedip melihat Cyan. Mungkin saja ia sedang terpana melihat Cyan atau malah sedang bertanya tanya 'ini sang penggombal?'.
"Kenalkan Cyan." Cyan melempar senyum ke arah Dwi. Dwi belum sempat menjawab Cyan langsung bertanya kepada Viola "oh. Ini la Dwi?" Tanya cyan.
Viola mengangguk. Dwi melempar senyum ramah nya.
"Iya Dwi. Eet tunggu kau cerita apa saja tentangku kepada cyan ?" Mata Dwi tampak menusuk tajam ke arah mata Viola. Sebelum cyan atau Viola bilang kalo Dwi sebagai bahan perbincangan yang bagus di chat Dwi sudah meramal itu terlebih dahulu.
"Cuman tingkah lucu kamu kok" jawab Viola tertawa. Cyan hanya tersenyum menahan tawa.
" Violaaaa!. Maaf cyan tak semua cerita tentang aku yang di ceritakan Viola benar. Ia mengarangnya." Dwi membela diri tak tau apa yang di ceritakan Viola. Yang penting membuat semua pembelaan terlebih dahulu agar tak terlihat orang konyol di depan cyan. "Mana ada orang yang tergila gila dengan pria di majalah." Sambung Dwi.
"Tapi wik. Aku gak cerita soal itu. Soal kau tergila-gila dengan pria di majalah" ucap Viola .
"Huh syukurlah" Dwi menghela nafas lega.
****
Motor Cyan membawa Viola menuju suatu tempat. Menelusuri jalan yang bukan mengarah ke rumah Cyan atau pun Viola. Walaupun Viola belum pernah ke rumah Cyan tapi Viola tau nama daerah tempat tinggal Cyan.
"Cyan kita kemana?" Tanya Viola."Ke tempat makan" jawab Cyan singkat.
Viola menganguku pelan, Cyan tau gerakan kepala Viola karena salah satu sepion motor cyan di arahkan ke jalan dan satunya lagi kearah Viola. Bahkan ketika gadis manis itu tersenyum Cyan juga tau.
Kalian bertanya tentang nasip Dwi tadi??. Dwi tadi di biarkan pulang sendiri sama Viola. Jahat? Gak kok Dwi sendiri yang mempersilahkan Viola pergi bersama Cyan asal bayarannya adalah Viola menceritakan kejadian ini dan mempersilahkan Dwi untuk melihat pr mtk Viola besok.
Jalan kota tampak ramai, banyak orang yang berdemo di depan kantor DPR. Meminta agar gaji mereka di naikkan. Sepanjang jalan banyak orang yang membawa sepanduk atau pun sebuah tulisan yang berisi 'kami perlu gaji standar'.
"La. Aku boleh ikut demo gak?" Tanya Cyan. Mulai lah bau bau gombal Cyan tercium.
"Untuk apa??. Naik gaji??" Tanya Viola matanya membulat melihat kerumunan itu berdemo.
"Bukan. Tapi untuk memperjuangkan cinta mu di depan ibumu" gombal cyan.
Viola tertawa mendengar itu, rasanya gombalan Cyan yang satu ini terlalu lucu untuk menjadi gombalan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cyan Dan Viola
RomanceHaini viola ia tau rasanya jatuh cinta. Bahkan dia tau rasanya di cintai atau mencintai saja. Namun kali ini bukan Tetang bangaimana cara ia mencintai atau di cintai. Ini lebih rumit bahkan lebih rumit dari hal itu. Datang orang yang mencintai k...